Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Prabowo Langsung Disambut Surya Paloh, Anies Tidak: Ini Klarifikasi Nasdem dan Analisis Pengamat

Prabowo dan Anies menyambangi markas NasDem yakni NasDem Tower di Jakarta pada Jumat (22/3/2024) lalu.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Prabowo Langsung Disambut Surya Paloh, Anies Tidak: Ini Klarifikasi Nasdem dan Analisis Pengamat
Kolase Tribunnews
Anies Baswedan dan Prabowo sama-sama mendatangi markas Nasdem hari ini, Jumat (22/3/2024). Namun perlakuan yang diterima terkesan berbeda. 

"Pak Anies karena sudah terbiasa, dateng mobilnya langsung turun dari samping kafe. Pak Anies dengan kantor NasDem sudah seperti rumah sendiri. Hampir setiap minggu beliau ke sini. Bahkan kadang-kadang datang tanpa pemberitahuan, tim liputan pun tidak ada," katanya.

"Jadi tidak ada perbedaan apa-apa. Pak Anies kemarin sampai jam setengah 11 diskusi dan salat bersama. Semua tidak berlakukan sama tokoh bangsa ini."

Usai pertemuan, Anies berbicara soal pertemuan Prabowo dengan Surya Paloh.

"Iya, saya rasa itu sesuatu yang baik ketika ada tokoh seperti Pak Prabowo mau berkunjung lalu partai Nasdem sebagai tuan rumah menerima dan menyambut," kata Anies saat ditemui awak media usai pertemuan dengan Surya Paloh, di NasDem Tower, Jumat (22/3/2024).

Analisis Pengamat

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan manuver Surya Paloh tidak terlepas dari latar belakangnya sebagai mantan politikus Golkar.

Sebagai mantan kader beringin yang kini menukangi NasSem, Surya Paloh punya orientasi bagian dari pemerintahan.

BERITA REKOMENDASI

"Jadi pak Surya Paloh dan Nasdem ini kan sebetulnya Golkar aksen. Kita bisa membaca karakteristik partai Golkar ada pada Nasdem," kata Qodari dalam keterangannya, Sabtu (23/3/2024).

"Kedua, beliau pengusaha yang notabene matematika politiknya jadi salah satu dasar pengambilan keputusan. Jadi elemen-elemen kuantitatif lebih tebal dibanding sifatnya kualitatif, jadi sikap yang diambil Surya Paloh ini sangat bisa dipahami," imbuhnya.

Lagi pula, menurut Qodari, sejak awal NasDem mencalonkan Anies Baswedan sebagai capres terkesan tidak nyambung.

NasDem sebagai partai nasionalis yang berbeda ceruk dengan konstituen Anies Baswedan dari kalangan Islam.

"Itu kan tidak kompatible satu sama lain. Jadi bisa diblang langkah-langkah mengajukan Anies bukan langkah ideologis tapi langkah taktis berhadapan dalam dinamika pemilu yang bersifat elektoral," ujar dia.

Qodari menjelaskan satu-satunya alasan yang bisa dipahami kenapa NasDem mengusung Anies adalah bagaimana NasDem bisa mendapatkan tokoh yang memberikan efek ekor jas kepada parpolnya.

Dengan mengusung Anies, lanjut Qodari, setidaknya NasDem mendapatkan efek elektoral dan mampu mempertahankan posisinya di 5 besar parpol yang lolos ke Senayan dengan memperoleh 14.660.516 suara atau 9,6 persen. Naik 5 poin dibanding Pemilu 2019.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas