Polri Petakan Jalan Rusak Hingga Titik Rawan Kecelakaan di Jalur Arus Mudik Lebaran 2024
Polri melakukan pengecekan untuk memetakan jalur-jalur yang bisa menjadi kendala dalam rangka persiapan mudik Lebaran 2024 dengan baik.
Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri melakukan pengecekan untuk memetakan jalur-jalur yang bisa menjadi kendala dalam rangka persiapan mudik Lebaran 2024 dengan baik.
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan pemetaan khususnya soal jalan rusak hingga yang memerlukan marka jalan untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas.
"Mulai dari jalur-jalur yang terjadi kerusakan maupun jalur yang perlu ditambah dengan tanda-tanda ataupun marka jalan. Termasuk juga wilayah-wilayah yang selama ini menjadi rawan laka," kata Sigit setelah Rapat Koordinasi (rakor) Lintas Sektoral Operasi Ketupat 2024 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (25/3/2024).
Nantinya, kata Sigit, pengecekan akan dilakukan khususnya di jalan Trans Jawa yang memang menjadi lokasi terbanyak pemudik.
"Sebelumnya didahului dengan survei khususnya di jalur dimulai dari Banten sampai dengan Jawa Timur," ucapnya.
Baca juga: Irjen Karyoto Siapkan Skema Pengamanan di Jakarta saat Ditinggal Mudik Lebaran Warganya
Sebelumnya, Korlantas Polri mengungkap daerah tujuan pemudik terbanyak saat Lebaran 2024. Jawa Tengah (Jateng) disebut menjadi daerah tujuan utama para pemudik.
Direktur Penegakan Hukum Korlantas Polri Brigjen, Raden Slamet Santoso mengatakan temuan itu didasari oleh hasil survei potensi pergerakan angkutan yang sempat digelar Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Ada yang melakukan tradisi mengunjungi orang tua dan memanfaatkan waktu liburan lebaran ke lokasi wisata itu hampir 10,6 persen. Sementara yang mudik 52 persen," kata Slamet kepada wartawan, Jumat (22/3/2024).
Baca juga: Drainase di Dua Titik di Tol Cipali Diperbaiki Jelang Mudik Lebaran 2024
Adapun berdasarkan destinasi tujuannya, Slamet mengatakan pihaknya memperkirakan akan ada 61,6 juta masyarakat ke daerah Jateng
Sementara di posisi selanjutnya wilayah Jawa Timur dengan perkiraan 37 juta pemudik, disusul wilayah Jawa Barat dengan perkiraan 32 juta pemudik, Yogyakarta sebanyak 11 juta pemudik, dan DKI Jakarta sebanyak 6,4 juta pemudik.
Di sisi lain, Slamet menyebut daerah asal pemudik paling banyak ditempati oleh Jawa Timur dengan jumlah pemudik sekitar 16,17 persen atau 31,3 juta orang.
Lalu, Slamet mengatakan Jabotabek menjadi tempat daerah asal pemudik yakni sekitar 14,68 persen atau 26,43 juta orang.
"Jawa Tengah sekitar 13,48 persen atau sekitar 26 juta orang. Selanjutnya Jawa barat non-Bodebek itu 22 juta, kemudian Sumatera Utara itu 10,60 (persen). Itu lima daerah asal mudik terbanyak," tuturnya.
Lebih lanjut, ia menyebut dari hasil survei yang sama, moda transportasi kereta api diprediksi paling banyak dipilih pemudik sebanyak 39,32 juta orang atau sekitar 20,30 persen.
Kemudian sebanyak 37,61 juta orang atau 19,37 persen pemudik memilih menggunakan bus, mobil pribadi sebanyak 35,42 juta orang atau 18,29 persen dan sepeda motor 31,12 juta orang atau 16,07 persen.
"Sedangkan untuk bus, mobil pribadi, sepeda motor itu rata-rata ada yang 37 juta, 35 (juta), dan 31 (juta) Ini yang akan kita kelola yang melewati darat," pungkasnya.