Tanggapi Resolusi DK PBB Soal Palestina, Menlu Retno: Pertama Kalinya Gencatan Senjata Disebut
Retno mengungkapkan resolusi dapat digolkan setelah tidak mendapatkan veto dari anggota Dewan Keamanan PBB lainnya.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyambut baik resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai gencatan senjata di Gaza.
Retno mengungkapkan resolusi dapat digolkan setelah tidak mendapatkan veto dari anggota Dewan Keamanan PBB lainnya.
Baca juga: Tentara Israel Larang Ribuan Umat Kristiani Palestina Masuk Yerusalem untuk Peringati Minggu Palma
"Kemudian merespon pertanyaan mengenai resolusi, kita menyambut baik. Resolusi 2728 tahun 2024 yang baru saja disahkan, dari sejak kemarin saya terus melakukan komunikasi dengan dubes kita di New York, akhirnya disahkan dengan 14 suara setuju dan 1 abstain, tidak veto. Dengan 14 setuju dan 1 abstain, maka resolusi ini dapat disahkan," ujar Retno dalam konferensi pers di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (26/3/2024).
Dirinya mengungkapkan terdapat frasa dari bunyi resolusi tersebut, yakni penyebutan kata "immediate ceasefire" atau gencatan senjata segera.
Frasa ini, kata Retno, untuk pertama kalinya disebutkan pada sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB.
"Yang mengembirakan adalah ini adalah pertama kalinya Dewan Keamanan PBB dapat mengesahkan resolusi yang berisi kalimat 'ceasefire, immediate ceasefire during Ramadan leading to selanjutnya-selanjutnya'. Jadi ada kata 'ceasefire' di dalamnya," ungkap Retno.
Menurut Retno, resolusi ini menandakan terbukanya akses bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza, Palestina.
Saat ini, menurut Retno, bantuan kemanusiaan sangat dibutuhkan oleh masyarakat Gaza.
Baca juga: Israel Terima Saran AS, Tukar 800 Warga Palestina dengan 40 Sandera di Jalur Gaza
Melalui resolusi ini, masyarakat internasional dapat menekan Israel agar menghentikan serangannnya ke Gaza.
"Dan juga ada kata yang lain adalah mengenai masalah bantuan kemanusiaan. Karena dunia internasional paham bahwa bantuan kemanusiaan sangat terhambat sehingga dampaknya adalah krisis kemanusiaan menjadi semakin buruk," tutur Retno.
"Harapan kita adalah dengan adanya resolusi ini, maka kita harapkan implementasinya dapat segera dijalankan," tambah Retno.
Seperti diketahui, Dewan Keamanan PBB untuk kali pertama pada Senin (25/3/2024) menuntut gencatan senjata segera di Gaza.
Itu terjadi setelah Amerika Serikat, sekutu Israel yang memveto rancangan sebelumnya, memilih abstain.
Mendapat tepuk tangan meriah di Dewan Keamanan yang biasanya tenang, ke-14 anggota lainnya memberikan suara mendukung resolusi yang "menuntut gencatan senjata segera" untuk bulan suci Ramadhan yang sedang berlangsung.
Baca juga: Perang Gaza Perparah Konflik Air Palestina dan Israel
Resolusi tersebut menyerukan agar gencatan senjata mengarah pada "gencatan senjata yang langgeng dan berkelanjutan" dan menuntut agar Hamas dan kelompok lainnya membebaskan para sandera yang diculik dalam serangan 7 Oktober.
"Pertumpahan darah telah berlangsung terlalu lama," kata Amar Bendjama, Utusan Aljazair, anggota Dewan Keamanan blok Arab saat ini.
Aljazair diketahui merupakan sponsor resolusi tersebut bersama dengan berbagai kelompok yang mencakup Slovenia, Swiss, Jepang, dan Korea Selatan.