Pesawat C-130J TNI AU Sempat 'Diganggu' saat Turunkan Bantuan di Gaza: Tiba-tiba Sinyal GPS Hilang
Kontingen yang dipimpin oleh Kolonel Pnb Noto Casnoto itu membawa logistik dengan pesawat Hercules C-130 J.
Penulis: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada cerita menarik di balik kesuksesan TNI AU menerjunkan bantuan lewat udara (airdrop) di Gaza pada hari terakhir Ramadan, Selasa (9/4/2024).
Sinyal GPS pesaway sempat hilang saat operasi dilaksanakan sehingga tim Indonesia harus melakukan pemetaan wilayah terbang secara manual.
Cerita ini diungkapkan pimpinan kontingen TNI AU, Kolonel Penerbang (Pnb) Noto Casnoto, sebagaimana dikutip dari Youtube Kompas.com
Kontingen yang dipimpin oleh Kolonel Pnb Noto Casnoto itu membawa logistik dengan pesawat Hercules C-130 J.
Operasi sendiri berlangsung total 14 hari, terhitung sejak pertama kali pesawat berangkat dari Jakarta.
"Total kami operasi ini 14 hari. Kemudian logistik yang kami bawa pada saat kami keberangkatan dari Jakarta ini membawa 900 payung (payung udara barang) yang digunakan dan diserahkan kepada pemerintah Yordania untuk menurunkan bantuan logistik ke Palestina," ujar Noto.
Setelah meninggalkan Jakarta menuju Amman, Yordania, tim ini kemudian bergabung dengan tim yang berasal dari sejumlah negara lain.
Menurut Noto, operasi penerjunan logistik ke Gaza kali ini diikuti oleh kontingen dari sembilan negara.
Selain Indonesia, ada Yordania, Mesir, Uni Emirat Arab, Perancis, Jerman, Belanda, dan Inggris.
Sesampainya di Yordania, tim dari TNI AU melakukan sejumlah persiapan.
Antara lain mengadakan rapat dengan Royal Jordan Air Force untuk pelaksanaan teknis penerjunan logistik.
Sementara itu, pelaksanaan penerjunan dilakukan selama dua jam, yakni dihitung sejak take off dari Bandara King Abdullah II di Yordania menuju ke Gaza.
"Secara teknis itu, kita setelah selesai briefing, semua pesawat sudah di-loading untuk barang masing-masing, kemudian kita dikasih window time. Take off itu sesuai dengan urutan masing-masing sudah dikasih time table-nya. Jadi di dalam rute penerbangan sama," jelas Noto.
"Jadi dari poin ke poin itu kita harus benar-benar disiplin, strict, menjaga jarak antar pesawat itu 5 menit. Tidak boleh terlalu dekat, tak boleh terlalu jauh. Kemudian sampai ke masuk droping area juga sama, jadi kita tunggu clearance betul-betul, listen out dengan menara kontrol yang memberikan clearance, baru kita bisa masuk ke area," paparnya.