Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bamsoet Sebut tidak Perlu Ada Oposisi, Pengamat: Kalau Semuanya Masuk Kekuasaan, Buat Apa Pemilu?

Ray menganggap Pemilu tak lagi penting jika semua partai politik (parpol) ujung-ujungnya masuk dalam koalisi pemerintahan.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Bamsoet Sebut tidak Perlu Ada Oposisi, Pengamat: Kalau Semuanya Masuk Kekuasaan, Buat Apa Pemilu?
Tribunnews.com/Mario Christian Sumampow
Pengamat politik Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti mengkritisi pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo alias Bamsoet soal tidak butuh oposisi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti mengkritisi pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo alias Bamsoet soal tidak butuh oposisi.

"Entah apa dasar pemikirannya. Pemilu dilaksanakan salah satu tujuannya agar jelas mana yang berkuasa dan mana yang oposisi," kata Ray Rangkuti kepada Tribunnews.com, Minggu (14/4/2024).

Baca juga: Maruarar Sirait Bicara Kemungkinan Masuk Kabinet Prabowo-Gibran: Saya Setia ke Jokowi dan Prabowo

Ray menganggap Pemilu tak lagi penting jika semua partai politik (parpol) ujung-ujungnya masuk dalam koalisi pemerintahan.

"Kalau semuanya masuk kekuasaan, ya buat apa Pemilu? Kalau Pemilu akhirnya membuat semuanya dalam satu barisan, ya buat apa juga partai-partai," ujarnya.

Termasuk parpol juga, kata Ray, tak lagi dibutuhkan karena semua berdiri dalam satu barisan.

"Mestinya tak ada Golkar, Gerindra, dan sebagainya kalau akhirnya semua dalam satu barisan," ucap Ray.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, Bamsoet mengajak calon presiden pemenang Pilpres 2024, Prabowo Subianto merangkul pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD masuk ke dalam pemerintahan 2024-2029.

"Sebetulnya dua ini (Prabowo dan Ganjar) kan sahabat," kata Bamsoet seusai menghadiri acara open house di rumah dinas Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Kamis (11/4/2024).

Bamsoet berharap Prabowo dan Ganjar bisa merekonsiliasi setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan hasil sengketa Pilpres 2024.

Baca juga: AHY Enggan Ungkap Nama Kader Demokrat yang Bakal Duduk di Kabinet: Kami Sedang Siapkan

"Diharapkan dua sahabat yang sempat terpisah karena kompetisi untuk bisa merajut kedua tim ini untuk rekonsiliasi," ujarnya.

Bahkan, Ketua MPR RI ini berpendapat bahwa Pemerintahan Prabowo-Gibran tidak perlu ada oposisi.

"Bahkan kalau perlu kita enggak butuh oposisi, kita butuh gotong royong, kita butuh demokrasi gotong royong, enggak dibutuhkan lagi oposisi," ucapnya.

Karenanya, dia mendukung jika Prabowo akan merangkul semua partai politik (parpol) yang ada di parlemen.

"Saya mendukung jika Pak Prabowo merangkul semua parpol yang di parlemen untuk bersatu membangun bangsa ini ke depan," ungkap Bamsoet.

Menurut Bamsoet, pengawasan atau checks and balances terhadap jalannya pemerintahan tetap dilakukan meskipun semua parpol bergabung.

"Bersatu itu bukan berarti checks and balances tidak hidup. Kita bisa musyawarahkan dalam sistem demokrasi kita sendiri," tuturnya.

Dia mencontohkan dalam Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kerap kali terjadi perbedaan pandangan antara parpol pendukung.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas