Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebelum Tewas Dianiaya, Putu Satria Ngaku Kerap Jadi Incaran Pemukulan Senior di STIP: Sakit Dadaku

Terungkap pengakuan Putu Satria sebelum tewas dianiaya di STIP, kerap jadi incaran senior hingga alami lebam di ulu hati.

Penulis: Jayanti TriUtami
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Sebelum Tewas Dianiaya, Putu Satria Ngaku Kerap Jadi Incaran Pemukulan Senior di STIP: Sakit Dadaku
Kolase Tribunnews/Ist
Polres Metro Jakarta Utara menetapkan dan menahan mahasiswa tingkat 2 bernama Tegar Rafi Sanjaya (21; kiri) sebagai kasus tersangka utama kasus penganiayaan dan pembunuhan mahasiswa tingkat 1, Putu Satria Ananta Rustika (19; kanan), di toilet kampus STIP, Cilincing, Jakarta Utara, pada Jumat, 3 Mei 2024.  

TRIBUNNEWS.COM - Terungkap pengakuan taruna STIP tingkat satu, Putu Satria Ananta Rustika (19), sebelum tewas dianiaya seniornya.

Putu Satria diduga sudah kerap mengalami kekerasan setelah resmi masuk di STIP pada September 2023 lalu.

Hal itu terungkap dari percakapan Putu Satria dengan sang pacar, yang dibongkar kuasa hukum keluarganya, Tumbur Aritonang.

Menurut Tumbur, korban sempat mengeluh kerap menjadi incaran penganiayaan para seniornya di STIP.

Korban bahkan sempat menunjukkan foto luka lebam pada bagian dada ke sang pacar.

"Betul, sepertinya udah jadi kebiasaan di sana," ucapnya, dikutip dari Wartakotalive.com, Kamis (9/5/2024).

Tumbur kemudian membacakan kutipan percakapan Putu Satria dengan sang pacar kala itu.

Berita Rekomendasi

Dalam percakapan itu, Putu Satria mengaku kerap dipukuli oleh senior.

"Arti percakapannya kurang lebih begini 'aku dipanggil terus sama senior, dipukulin terus-terusan. Sakit dadaku, ulu hati terus yang diincer'. Itu artinya," jelasnya.

Ia mengaku tidak tahu secara pasti berapa kali korban dianiaya oleh senior.

Namun, Tumbur yakin penganiayaan sudah beberapa kali dialami korban.

Baca juga: Update Taruna STIP Tewas Dianiaya: Korban Sempat Curhat ke Pacar, Keluarga Pelaku Belum Minta Maaf

"Enggak dijelaskan di chat, tapi dari artinya mungkin lebih dari sekali," imbuhnya.

Sebagai informasi, Polres Metro Jakarta Utara telah menetapkan tiga tersangka baru dalam kasus penganiayaan hingga mengakibatkan tewasnya Putu Satria.

Tiga tersangka baru berinisial KAK alias K, WJP alias W, dan FA alias A.

Ketiganya berperan dalam mengawasi keadaan hingga memprovokasi tersangka utama, Tegar Rafi Sanjaya (21).

Sementara itu, jenazah korban telah diterbangkan menuju daerah asalnya di Klungkung, Bali.

Upacara ngaben jenazah Putu Satria digelar hari ini, Jumat (10/5/2024).

Suasana duka terlihat jelas di rumah duka.

Ibu korban, Ni Nengah Rusmini, mengatakan jenazah Putu Satria langsung disemayamkan di bangunan Bale Dangin untuk kemudian dilanjut prosesi pengabenan.

Rusmini mengatakan, keluarganya sengaja memarkir dua sepeda motor kesayangan korban.

"Rio sangat menyayangi motor 2 tak ini. Tiga hari sebelum ia meninggal, ia masih meminta ayahnya untuk memasang stiker baru di motor kesayangannya itu," kata Rusmini, dikutip dari TribunBali.com, Jumat.

"Motor ini ikut mengantarkan jenazah Rio pulang ke rumah. Ini seperti keinginan terakhirnya," tambah Rusmini.

Keluarga Tersangka Tak Minta Maaf

Rusmini menyayangkan sikap keluarga tersangka utama yang hingga kini belum meminta maaf atas tewasnya Putu Satria.

Menurut Rusmini, pihaknya akan mengawal kasus ini hingga para tersangka mendapat hukuman seberat-beratnya.

"Permintaan maaf belum ada (dari keluarga pelaku), tidak ada itikad baik sama sekali," tegasnya.

"Saya sangat memohon bantuan rekan media untuk mengawal kasus ini, sehingga keluarga mendapat keadilan yang seadil-adilnya.”

“Sehingga kematian anak saya ini tidak sia-sia," imbuhnya.

Baca juga: Ketua STIP Dibebastugaskan Buntut Tewasnya Taruna, Menhub Tiadakan Penerimaan Mahasiswa Baru 2024

Ketua STIP Dibebastugaskan

Buntut kasus ini, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi telah membebastugaskan Ketua STIP, Ahmad Wahid dan sejumlah pejabat lainnya.

Hal itu disampaikan Budi ketika mengunjungi kediaman korban di Klungkung, Bali, Kamis (9/5/2024).

"Kami sudah bebastugaskan direktur dan beberapa pejabat di STIP Marunda. Ini sebagai rasa bahwa tanggung jawab dan tindakan tegas, itu harus dilakukan," ungkapnya.

Kemenhub berjanji akan mendampingi proses hukum sehingga para tersangka mendapat hukuman setimpal.

Budi juga berjanji akan mereformasi sistem pendidikan di STIP.

"Apa yang dialami ananda Rio (panggilan Putu Satria), kami kenang sebagai suatu kejadian yang mendalam. Jadi dasar reformasi pendidikan vokasi Kemenhub," ucapnya.

Satu di antaranya, Budi akan memutus mata rantai senioritas di STIP.

Sistem asrama yang selama ini senior dan junior tinggal bersama juga akan diubah.

Sebagian artikel ini telah tayang di Wartakotalive.com dengan judul Pengakuan Taruna STIP Jakarta Sebelum Tewas Sebut Selalu Jadi Incaran Senior buat Digebukin, dan TribunBali.com dengan judul BREAKING NEWS: Prosesi Pengabenan Hari Ini, Putu Satria, Korban Kekerasan Seniornya di STIP

(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami, Wartakotalive.com/Dian Anditya Mutiara, TribunBali.com/Eka Mitra Suputra)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas