Wacana Pembentukan Klub Presiden Disebut Gagasan Cemerlang Namun Diprediksi Sulit Terwujud
Heikal menyebut, kemampuan, kapasitas, dan pengalaman besar seorang mantan presiden tidak bisa dipandang sebelah mata.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Gerakan Indonesia Mandiri (GIM) Heikal Safar, mendukung munculnya ide tentang pembentukan presidential club atau klub presiden, yang digagas oleh presiden terpilih Prabowo Subianto.
Dia menilai, niatan pembentukan klub presiden untuk merealisasikan berbagai gagasan besar dan ide cemerlang dari tiga mantan presidan, termasuk Prabowo sebagai Presiden ke-8 RI.
"Dengan adanya klub presiden maka mereka dapat menggelar pertemuan yang masif, konstruktif, dan inovatif membahas masalah negara dan rakyat," kata Hekal kepada wartawan, Selasa (14/5/2024).
Heikal menyebut, kemampuan, kapasitas, dan pengalaman besar seorang mantan presiden tidak bisa dipandang sebelah mata.
Menurutnya mereka tentu sangat mampu memberikan saran dan kritik yang konstruktif kepada RI 1 yang sedang menjabat untuk menjadikan Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi negara maju dan sejahtera sehingga diperhitungkan dunia internasional.
"Apalagi dibentuknya Klub Presiden tersebut bukan dimaksudkan sebagai institusi formal, melainkan ingin meniru The President’s Club Amerika. Sehingga insya Allah silaturahim para presiden akan terjalin dengan sebaik-baiknya," ujar Heikal.
Heikal menjelaskan, tentunya publik Indonesia telah mengetahui bagaimana rumitnya mengurai ketegangan politik di antara ketiga mantan presiden.
Terutama, hubungan antara Megawati Soekarnoputri dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maupun Megawati dengan Joko Widodo (Jokowi).
Terkait realitas politik saat ini, Heikal pesimistis gagasan Prabowo tersebut dapat terwujud.
"Tentunya publik pun melihatnya masih pesimis. Lantaran Megawati dengan SBY saja sudah 20 tahun tidak akur, apalagi dengan Pak Jokowi, itu bisa dikali dua, bisa 50 tahun. Secara psikologi politik, ada tembok tebal yang memisahkan mereka, sulit disatukan," kata Heikal.
Heikal menambahkan, sebagai titik akhir perjuangan menuju pelantikan presiden dan wakil presiden periode 2024-2029, Prabowo-Gibran suka atau tidak suka untuk mendapatkan kepercayaan atau legitimasi dari berbagai elite parpol maupun tokoh elemen masyarakat.
Hal itu agar jika pada akhirnya klub presiden bisa terealisasi maka yang diuntungkan bukan Prabowo, melainkan seluruh rakyat Indonesia.
"Di saat presiden dan mantan presiden Republik Indonesia bersatu dengan adanya Klub Presiden, maka perpolitikan nasional serta rekonsiliasi di tengah masyarakat Indonesia mudah terwujudkan dengan baik. Bisa kita bayangkan dahsyatnya kalau mereka bersatu bukan?" tandas Heikal.
Sebelumnya, juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkapkan keinginan Prabowo untuk duduk berdiskusi bersama para presiden pendahulunya.
Prabowo ingin ada semacam Klub Presiden yang terdiri dari dirinya, Presiden Joko Widodo, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Megawati Soekarnoputri.
"Pak Prabowo secara berulang menyebutkan beliau ingin sekali duduk bareng, diskusi panjang dengan para mantan presiden nantinya, sehingga ada presidential club,” kata Dahnil Dikutip dari acara Kompas Petang Kompas TV, Senin (29/4/2024).
Menurut Dahnil, Prabowo ingin adanya sharing pengalaman dari para Presiden sebelumnya mengenai cara memimpin negara.
Selain itu, Prabowo juga ingin meminta pendapat dalam penyusunan kabinet pemerintahan.
Baca juga: Elite Gerindra Pastikan Ide Pembentukan Klub Presiden Sudah Disampaikan Ke Ketua Umum PDIP Megawati
Prabowo, kata Dahnil, berkomitmen dalam melanjutkan pemerintahan, tidak hanya pemerintahan Jokowi, melainkan juga SBY, dan Megawati.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.