Pemerintah Kerahkan Teknologi Modifikasi Cuaca hingga Alat Berat Atasi Banjir & Longsor di Sumbar
Pemerintah terus berupaya untuk mengubah situasi darurat bencana tersebut menjadi rehabilitasi dalam waktu secepat mungkin.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
"Hari ini kami meninjau empat lokasi, besok baru rencananya ke pengungsian. Masih dalam kondisi tanggap darurat, sehingga pertama kami ingin pastikan di lokasi terdampak ini agar kondisi kembali normal jadi alat berat kita ingin memastikan sudah bergerak," kata Suharyanto dalam Siaran Pers BNPB pada Rabu (15/5/2024).
Selain pengerahan alat berat untuk membantu menormalisasi kondisi, ia juga mendorong pendataan terhadap rumah yang mengalami kerusakan baik rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan.
Selain itu, ia juga mendorong pendataan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang rusak sehingga dapat segera ditindaklanjuti secara bertahap.
Baca juga: Kabasarnas Tegaskan Personel akan Cari Korban Banjir & Longsor Sumbar Sampai Semua Korban Ditemukan
BNPB bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga tengah mendorong percepatan perbaikan sejumlah jalan nasional yang terputus dan jembatan yang rusak.
Hal itu dilakukan guna mengoptimalkan pendistribusian bantuan logistik ke enam daerah terdampak.
Data BNPB mencatat akses terputus dan jembatan yang rusak tersebut di meliputi Jalan Akses Simpang di Kota Padang Panjang dan 19 unit jembatan terdampak.
Di samping itu bantuan logistik bagi masyarakat dikirimkan melalui jalur udara menggunakan helikopter BNPB, khususnya di daerah Kabupaten Tanah Datar.
"Jadi hari ini karena transportasinya sulit dan ada enam kabupaten dan kota yang terdampak jadi perlu pembagian waktu yang tepat (untuk distribusi bantuan)," kata dia.
"Tadi kita lihat yang paling parah di Lembah Anai, itu masih ada yang terputus semoga dalam waktu dekat sudah bisa dilalui alat transportasi karena dari PUPR tadi sudah bergerak alat berat dikerahkan," sambung dia.
Pemerintah juga menyiapkan alternatif relokasi rumah khususnya bagi warga yang rumahnya rusak dan berada di dekat aliran sungai.
Untuk rumah yang mengalami kerusakan akan diberikan bantuan stimulan rumah rusak dengan rincian nilai di antaranya Rp60 juta untuk rusak berat, Rp30 juta untuk rusak sedang, dan Rp15 juta untuk rusak ringan.
Saat ini pihaknya tengah melakukan asesmen.
"Kami sudah memberikan rekomendasi di tahap transisi rehabilitasi rekonstruksi apakah ada relokasi, kalau ada relokasi maka pemerintah daerah menyiapkan lahan dan pemerintah pusat yang akan bangun. Bila tidak direlokasi, maka kami akan siapkan opsi lain seperti perbaikan," kata dia
Suharyanto tercatat mengunjungi enam titik lokasi terdampak yakni Bukikbatabuah Kabupaten Agam, Pandai Sikek Sepuluh Kota, Lubuk Mata Kuciang, Lembah Anai, Simpang Manunggal, dan Jorong Panti Kabupaten Tanah Datar pada Selasa (14/5/2024).