Kisah Empat Peneliti Perempuan Indonesia untuk Dunia Sains, Ada yang Buat Jaringan Kanker Versi 3D
Berdasarkan data BRIN tahun 2023, disebutkan bahwa tingkat partisipasi perempuan peneliti di Indonesia mencapai 45 persen
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Ia menyebut, penting untuk pengembangan keterampilan teknis dan manajerial, mentorship dan networking, dukungan dari institusi pemerintah.
"Harapannya tidak hanya berkontribusi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan, tapi turut memiliki dampak dari aspek ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja," tutur Prof Fenny.
Ketiga, Dr. Noryawati Mulyono S. Si, Founder Biopac.id.
Selain mengajar dan melakukan penelitian, beliau aktif menjalankan perusahaan yang didirikannya yang bergerak pada bisnis solusi untuk masalah sampah plastik dan produsen biopackaging yang memimpin pengemasan sirkuler yang dapat diperluas ke berbagai format varian kemasan.
Biopac.id datang dari keinginan untuk membawa hasil penelitian langsung ke masyarakat. Sebagai peneliti, dia merasa bertanggung jawab untuk mewujudkan solusi dan menciptakan lapangan kerja bagi kaum muda perkotaan serta bekerja sama dengan petani rumput laut untuk menyediakan bahan baku bioplastik.
"Ini membantu memberantas perdagangan manusia dan memberikan pendapatan yang stabil bagi komunitas pesisir," ungkap dia.
Keempat, peneliti muda Dekan School of Life Sciences di Indonesia International Institute for Life-Sciences Dr. Pietradewi Hartrianti.
Melalui penelitiannya, apt. Pietradewi berupaya untuk menciptakan model jaringan kanker buatan dalam bentuk 3D dengan menggunakan keratin yang diperoleh dari rambut manusia sebagai bahan dasar pencetakan.
Dengan demikian, pengujian obat-obatan kanker dapat lebih akurat, efektif, dan efisien.
Metode ini tidak hanya meningkatkan akurasi pengujian, tetapi juga lebih efektif secara biaya dan mendukung aspek keberlanjutan dalam penelitian medis.
"Semakin banyak peluang untuk melakukan penelitian yang dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di tingkat internasional, kesempatan untuk berkolaborasi dan berpartisipasi dalam proyek-proyek penelitian semakin banyak,” ungkap Dr. Pietradewi.
Director of Corporate Responsibility, L’Oréal Indonesia Fikri Alhabsie menambahkan, seluruh figur inspiratif ini hanyalah sebagian kecil dari kisah transformatif dari ribuan alumni program ini.
"Kami berharap bahwa kisah-kisah inspiratif mereka dapat mendorong semangat para perempuan peneliti di Indonesia, karena dunia membutuhkan sains, dan sains membutuhkan perempuan,” harap Fikri.