Akademisi: Penggunaan Gawai Tak Teratur jadi Penyebab Turunnya Minat Belajar
Dosen UIN Antasari Banjarmasin, Muhammad Ridha menyebut semua informasi di dunia digital dapat mudah memengaruhi karakter generasi muda.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Whiesa Daniswara
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dosen UIN Antasari Banjarmasin & Anggota ARTIKA RTIK, Muhammad Ridha, mengingatkan generasi muda harus lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial.
Dirinya mengatakan semua informasi di dunia digital bisa didapatkan dengan mudah dan berpotensi memengaruhi karakter yang terbentuk di kemudian hari.
"Medsos ini kan punya dua potensi, bisa merusak dan memperbaiki. Perlu tanggung jawab pertama untuk memperbaiki karakter generasi muda saat ini, dengan memperbanyak konten-konten positif yang bermanfaat bagi mereka semua," kata Ridha melalui keterangan tertulis, Minggu (25/5/2024).
Hal tersebut diungkapkan oleh Ridha pada Talk Show Pesta Siswa Literasi Digital bertajuk Indonesia #MakinCakapDigital "Pendidikan untuk Generasi Emas di Era Digital" di Gedung Sultan Suriansyah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Ridha menambahkan bahwa dalam menindaklanjuti dampak negatif tersebut, diperlukan adanya regulasi yang mengatur penggunaan gawai atau media sosial.
Langkah ini agar dapat meningkatkan minat dan kualitas pembelajaran bagi generasi muda.
"Biasanya penurunan minat belajar itu karena kurang bijak dalam menggunakan gadget, atau guru-guru yang kurang mengawasi siswa-siswi. Jadi kalau misalnya ada regulasi yang bijak dalam mengurus hal itu, bisa saja minat belajar siswa siswi bisa meningkat," ujarnya.
Penggunaan gawai yang tidak teratur oleh para siswa, menurut Ridha, menjadi salah satu alasan turunnya minat belajar mereka.
“Kita memang harus concern dalam penggunaan gadget ini, walaupun tidak semua tapi ada saja yang mempengaruhi minat belajar siswa siswi. Jadi perlu adanya kerja sama antara guru dan orang tua serta pemerintah dalam membentuk regulasi dalam penggunaan gadget yang benar saat proses pembelajaran," pungkasnya.
Talk show literasi digital dihadiri oleh 2.000 pelajar di Kota Banjarmasin.
Forum ini untuk memahami dan merespons tantangan dalam pembentukan karakter generasi muda serta peluang dalam era digital.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.