Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Endang Suherman Jemaah Haji Asal Pangandaran, Istri Wafat Setiba di Bandara Jeddah

Popon Rohmawati, jemaaah haji dari Pangandaran, Jawa Barat wafat setibanya di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, Sabtu (25/5/2024).

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Kisah Endang Suherman Jemaah Haji Asal Pangandaran, Istri Wafat Setiba di Bandara Jeddah
Tribunnews/AS Kambie
Endang Suherman Jamaah Calon Haji asal Pangandaran Jawa Barat saat berdoa di pusara istrinya Popon Rochmawati (50) yang wafat saat di Jeddah, Arab Saudi, Sabtu (25/5/2024) petang. Popon Rachmawati wafat setelah mengalami pusing dan terjatuh saat turun dari pesawat di Bandara King Abdul Aziz Jeddah pukul 06.00 Waktu Arab Saudi, Sabtu 25 Mei 2024. 

10. Muslim Ismail (50 tahun) wafat di Makkah pada 22 Mei 2024. Ia merupakan jamaah Kloter PDG-1 Embarkasi Padang.

11. Sunarti Djoyo Kemis (67 tahun) meninggal di Madinah pada 23 Mei 2024. Ia tergabung dalam Kloter BTH-7 Embarkasi Batam.

12. Enny Rodiyah Solichin (68 tahun) wafat di Makkah pada 23 Mei 2024, dan tergabung dalam Kloter JKG-2 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede.




13. Abdulloh Som Sijin (69 tahun) wafat di Madinah pada 24 Mei 2024. Ia tergabung dalam Kloter JKG-20 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede.

14. Sutarso Tasripin Kamsi (50 tahun) wafat di Jeddah pada 25 Mei 2024, dan tergabung dalam Kloter SUB-3 Embarkasi Surabaya.

15. Popon Rohmawati (50 tahun) wafat di Jeddah pada 25 Mei 2024. Ia tergabung dalam Kloter JKS-27 Embarkasi Jakarta-Bekasi.

Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Makkah, Khalilurrahman menyampaikan belasungkawa atas meningggalnya sejumlah jemaah hingga pekan kedua keberangkatan jemaah haji ini.

BERITA TERKAIT

Ia mengatakan jemaah yang meninggal adalah mereka yang lanjut usia (lansia) dan risiko tinggi (risti) yang berasal dari beberapa kloter.

Pasangan Saptaria Suciani (30) dan Irpan Hilmi (42), bertemu di Gerbang 338 Masjid Nabawi, Madinah. Pasutri ini berangkat berbeda kloter. Suci dari Sukabumi, Jawa Barat sementara Irpan dari Ciamis.
Pasangan Saptaria Suciani (30) dan Irpan Hilmi (42), bertemu di Gerbang 338 Masjid Nabawi, Madinah. Pasutri ini berangkat berbeda kloter. Suci dari Sukabumi, Jawa Barat sementara Irpan dari Ciamis. (SERAMBINEWS.COM/MCH 2024)

"Kami atas nama PPIH Arab Saudi menyampaikan duka mendalam. InsyaAllah almarhum min ahlil khair, min ahlil jannah karena yang bersangkutan bisa menyelesaikan putaran tawaf terakhir," katanya.

Kepala Kesehatan Daker Makkah Nurul Jamal mengatakan, sampai sekarang Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) telah merawat sekitar 30 jemaah sejak 15 Mei 2024. Kasus sakit paling banyak diderita oleh jemaah adalah pneumonia, jantung dan diabetes.

"Saat ini masih ada tiga kasus yang terbanyak, yaitu Pneumonia, Penyakit Jantung dan Diabetes," kata Jamal saat ditemui tim Media Center Haji di kantor KKHI Daker Makkah, Sabtu (25/05/2024).

Misalnya untuk kasus kematian jemaah, Jamal melanjutkan, itu mayoritas karena sakit jantung. Dari total kasus kematian itu, 13 diantaranya disebabkan sakit jantung.

Dia menyarankan jemaah tidak terlalu memaksakan diri beraktivitas keluar di siang hari.

Baca juga: Pemerintah Arab Saudi Sediakan Platform Nusuk untuk Pelayanan Umrah dan Haji

"Strateginya sekarang fokus promosi kesehatan. Masuk ke kloter-kloter, bicara bagaimana jemaah haji membatasi aktivitas agar tidak kelelahan. Mendekatkan layanan kesehatan ke jemaah yakni poliklinik bagi risti di sektor-sektor, memitigasi penyakit jantung," ujarnya.

Jamal mengimbau agar jemaah di masa tunggu ini lebih menjaga kondisi fisiknya menjelang puncak haji pada 15 Juni 2024 nanti.

"Haji adalah Armuzna. Persiapkan kesehatan sebelum ke Arofah, jangan beraktivitas berlebihan. Patuhi imbauan petugas kesehatan," katanya menasihati.

Untuk update kedatangan jemaah, sampai pekan kedua sudah 104,2 ribu orang tiba di Madinah dan Makkah. Mereka berasal dari 268 kelompok terbang.

Baca juga: 15 Jemaah Haji Indonesia Wafat karena Serangan Jantung, Jangan Paksakan Umrah Sunah

Para calon haji itu masih dalam masa tunggu menjelang waktu wukuf di Arafah, Mabit di Muzdalifah dan Mina (Armuzna) pada 15 Juni 2024 nanti.

Di masa tunggu ini, setelah para jemaah menjalani umrah wajib, mereka banyak yang mengisi waktu dengan ibadah sunnah.

Di Kota Makkah misalnya, para jemaah wara wiri ke Masjidil Haram ikut salat berjamaah dan menjalani umrah sunnah. Tapi tak sedikit pula jemaah nampak sekadar jalan-jalan naik bus sholawat dan belanja di toko-toko dekat penginapan.

Sebagian Besar Jemaah Haji Patuhi Instruksi Petugas

Sosialisasi ke hotel-hotel jemaah haji agar menjaga kesehatan menjelang puncak Armuzna tidak hanya dilakukan petugas kesehatan, namun juga lewat bimbingan ibadah haji. Pesan menjaga kesehatan diselipkan dalam program visitasi dan edukasi (Visduk) ibadah.

Jemaah gelombang I yang tiba di Tanah Sucididominasi jemaah perempuan sebanyak 49.210 orang atau 55,3 persen.
Jemaah gelombang I yang tiba di Tanah Sucididominasi jemaah perempuan sebanyak 49.210 orang atau 55,3 persen. (Tribunnews/Khalidin Umar)

"Ini supaya mereka siap fisik untuk menghadapi hari wukuf yang penting itu, jangan sampai mereka kita biarkan melakukan apa saja yang membuat mereka sakit," ujar salah satu pembimbing haji PPIH, Kiai Afifuddin usai kegiatan visitasi edukasi (Visduk) di Hotel Al-Hasan (113) wilayah Syisyah.

Afifuddin meminta jemaah agar tidak terlalu sering ke Masjidil Haram setelah menjalani umrah wajib. Ia khawatir kalau terlalu sering keluar itu beresiko akibat fisiknya drop. Apalagi cuaca di Makkah jauh berbeda dengan cuaca di Tanah Air.

"Jangan sampai jemaah kita gagal untuk mendapatkan hajinya gara-gara mengerjakan yang sunah-sunah itu, sementara yang wajibnya mereka abaikan nantinya," kata dia menambahkan.

Setidaknya sudah ada lima hotel jemaah yang didatangi untuk memberikan bimbingan ibadah. Visduk dilakukan dua hari setelah kolter tiba di hotel masing-masing.

Di sisi lain, sebagian besar jemaah haji sebenarnya sudah memahami pentingnya menjaga kesehatan menjelang Armuzna ini. Walaupun tak sedikit pula yang belum mengerti, terutama jemaah tua yang masih mengejar fadilah beribadah di Masjidil Haram sehingga memilih beraktivitas di luar.

Baca juga: Mbah Harjo, Jemaah Haji Tertua Doakan Semua Kebaikan untuk Indonesia di Depan Kakbah

"Jemaah sepuh, banyak pemahaman yang belum diketahui. Seolah fadilah Masjidil Haram berbeda lokasi dengan di sini (hotel). Padahal lokasi hotel juga masih Tanah Haram. Itulah, semangat besar tapi kemampuan tidak mendukung," kata Yeri Maldi, jemaah asal Kloter 3 Batam.

Devi Aprianto Nasir, jemaah lain pun menyampaikan pendapat mirip. Materi-materi bimbingan tentang pentingnya menjaga fisik ini penting diberikan kepada para jemaah, terutama Lansia dan Risiko Tinggi (Risti).

"Sebagian besar jemaah sudah memahami itu. Terutama nasihat jangan beraktivitas di luar ruangan saat zuhur. Cuacanya panas kan? Jemaah asal Batam paham, dan sebagian besar tidak memaksakan diri," ujarnya menambahkan. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas