Bos Maktour Travel Diperiksa KPK terkait Pencucian Uang SYL: Rombongan Umrahnya Puluhan Orang
Menurut dia, pihaknya mau membantu pemesanan tiket itu lantaran selain umrah, SYL juga ada pertemuan bilateral dengan pemerintah Saudi Arabia.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilik Maktour Travel Fuad, Hasan Masyhur mengaku telah menjelaskan secara gamlang kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait paket perjalanan umrah mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Maktour Travel disebut hanya melayani pemesanan atau reservasi tiket pesawat untuk rombongan SYL.
"Saya sudah jelaskan [ke penyidik KPK]. Di sini saya ingin menjelaskan bahwa kami tidak melayani perjalanannya Pak Syahrul. Staf saya membantu untuk pem-booking-an tiket. Makanya agak lama tadi karena diminta bukti daripada reservasi tiket yang dilakukan oleh SYL bersama rombongan itu aja," kata Fuad Hasan di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (27/5/2024).
Hal itu diungkapkan Fuad usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi kasus dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang menjerat SYL.
Baca juga: Eks Gubernur Babel Erzaldi Rosman Diperiksa Kejagung, Apa Kaitannya dengan Korupsi Timah Rp271 T?
Baca juga: Kecurigaan Hakim soal Selisih Rp50 Juta dari Eks Mentan SYL ke Partai Nasdem: Ada Sulap Ini
Dikatakan Fuad, tiket pesawat yang dipesan rombongan SYL mencapai puluhan orang.
"[Reservasi] pesawat. Jadi ada pembiayaan dengan dikeluarkan dan bukan cuma untuk 12 orang, tapi ada sekitar 26 atau 28 orang. Jadi, saya tunggu agak lama tadi karena minta dari kantor bukti-bukti reservasi yang dilakukan," kata Fuad.
Fuad lebih lanjut menjelaslan kronologi pemesanan tiket pesawat pada akhir tahun itu.
Menurut dia, pihaknya mau membantu pemesanan tiket itu lantaran selain umrah, SYL juga ada pertemuan bilateral dengan pemerintah Saudi Arabia.
"Gini jadi waktu perjalanan yang mereka inginkan waktu itu akhir tahun. Akhir tahun kami tidak melayani karena mereka yang minta dadakan. Tapi sebagai kawan apa semua mungkin anak-anak saya di kantor staf saya melihat ini ada kepentingan negara karena di situ ada pertemuan antara kementerian mentan dengan Saudi Arabia di situ lah sebabnya kami membantunya," ujar dia.
"Karena selama ini sebenarnya kami tidak pernah hanya menjual tiket, tidak pernah. Kami harus menjual paket perjalanan umroh. Tapi mungkin staf saya melihat ada kepentingan untuk bangsa masalah pertemuan bilateral antara kementerian mentan Indonesia maupun kementerian Saudi Arabia. Jadi kami tidak melayani karena akhir tahun kepadatan, kita tahu kan akhir tahun kalau di mana pun negara bukan cuma di Indonesia padatnya luar biasa. Jadi kami karena dadakan kami tidak melakukan reservasi hotel," ditambahkan Fuad.
Baca juga: Polisi Dinilai Ambil Alih Fungsi Pengadilan Saat Hapus 2 Tersangka DPO Kasus Pembunuhan Vina Cirebon
Menurut Fuad, kocek yang dikeluarkan rombongan SYL untuk pemesanan tiket pesawat itu cukup besar.
Pihak Kementan yang membayar pemesanan tiket tersebut.
"Cukup besar. Saya musti jujur karena bahwa di sini mayoritas pakai bisnis class. Dibayar, dibayarkan. Jadi ada dibayarkan oleh kementerian," jelas dia.