Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sindiran dan Kritik PDIP Belum Tentu Indikasi Bakal Jadi Oposisi, Berikut Analisa Pengamat

Megawati menyentil terkait soal pemimpin otoriter hingga revisi Undang-Undang Mahkamah Konstitusi (MK). Sinyal bakal jadi oposisi.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Sindiran dan Kritik PDIP Belum Tentu Indikasi Bakal Jadi Oposisi, Berikut Analisa Pengamat
Dok. PDIP
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berpidato di hadapan ribuan kader dan simpatisan saat pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDI-P di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta, Jumat (24/5/2024). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sindiran demi sindiran dilontarkan kepada PDIP terkait proses pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Bahkan dalam rakernas akhir pekan lalu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kembali melontarkan sindiran menohok.

Megawati menyentil terkait soal pemimpin otoriter hingga revisi Undang-Undang Mahkamah Konstitusi (MK).

Apakah ini menjadi sinyal kuat bahwa parpol berlambang moncong banteng putih itu akan menjadi oposisi selama lima tahun ke depan?

Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin punya pendapat berbeda.

Ia mengaku memang sudah memprediksi bahwa partai yang dinahkodai Megawati Soekarnoputri itu tak akan mengumumkan sikap politikn gabung pemerintah atau oposisi di Rakernas V yang berlangsung di Jakarta Utara.

Ujang menilai, partai berlogo banteng hitam itu memutuskan sikap politiknya pada saat momentum yang tepat.

BERITA REKOMENDASI

“Ya kalau saya melihatnya kenapa belum mengumumkan keputusan di luar pemerintahan atau masuk pemerintahan sudah saya prediksi tidak akan diumumkan kemarin Rakernas nanti nunggu momentum yang pas dan tepat,” ucap Ujang saat dihubungi Wartakotalive.com, Senin (27/5/2024).

Menurut Ujang, jika saat Rakernas diumumkan arah politik PDIP, maka PDIP tak akan menjadi sorotan publik kembali.

“Kalau diumumkan kemarin pas Rakernas PDIP tidak akan jadi pusat perhatian lagi, tak ada pemerintahan lagi karena sudah tuntas sudah memilih oposisi atau koalisi,” ucap Ujang.

Dia menilai, PDIP sedang menjaga eksistensi dan konsistensi usai kalah di Pilpres 2024.

“Jadi politik itu butuh instrumen butuh cara untuk tetap bisa menjaga eksistensi dan konsistensi, eksistensi dalam pemberitaan nasional lalu konsistensi juga dalam konteks bertahan dengan prinsip sikap untuk menjaga pemerintahan yang baik,” ucap Ujang.

Ujang menuturkan, PDIP bukan ragu dalam memutuskan arah politiknya namun hanya mengulur waktu dan akan diumumkan pada menit-menit terakhir sebelum Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dilantik pada Oktober 2024 mendatang.

“Jadi saya melihat bukan masih ragu, bahwa itu strategi mengulur (waktu) pasti menit diujung permainan baru umumkan karena pelantikan Prabowo masih panjang di Oktober 2024. Jadi kalau diumumkan sekarang tidak seksi jadi pasti di ujung (umumkannya),” ucapnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas