Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sekjen PDIP Yakini Publik Paham Maksud Peryataan Wapres 'Ingin Jadi Anak Presiden'

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyakini peryataan Wapres KH Maruf Amin banyak dipahami secara luas masyarakat.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Sekjen PDIP Yakini Publik Paham Maksud Peryataan Wapres 'Ingin Jadi Anak Presiden'
Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto saat ditemui usai kunjungan ke Rumah Pengasingan Bung Karno di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (31/5/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, ENDE - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyakini peryataan Wapres KH Maruf Amin banyak dipahami secara luas masyarakat.

Terlebih, kata Hasto, sebagai bangsa timur tentu sangat memahami pesan yang disampaikan Wapres tersebut.

Hal itu disampaikan Hasto saat diminta tanggapan perihal peryataan Wapres Maruf Amin yang menyebut 'Kalau bisa milih, bisa saja saya ingin jadi anak presiden'.

"Ya semua paham apa yang disampaikan oleh Pak Wapres Pak KH Maruf Amin ya itu kalau kita sebagai bangsa timur sangat memahami pernyataan tersebut," kata Hasto.

Politikus asal Yogyakarta ini pun ditanya kembali soal peryataan Wapres tersebut apa ditunjukan orang terdekatnya.

Hasto pun tak mau berspekulasi soal peryataan Wapres tersebut. Namun, dia meyakini bahwa arah yang disampaikan Wapres sudah jelas.

"Ya kita sudah tahu lah arahnya kemana," ujar Hasto.

Baca juga: Hasto PDIP Kritik Putusan MA Soal Usia Calon Kepala Daerah: Hukum Sebagai Alat Tak Dibenarkan

Berita Rekomendasi

Diketahui, orang terdekat Wapres Maruf Amin saat ini adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hasto pun mengatakan, pihaknya justru khawatir terhadap budaya proses yang dipertontonkan pemimpin kepada masyarakat saat ini.

"Jadi sekarang justru yang kita khawatirkan kan budaya proses yang seharusnya ditujukan oleh pemimpin tertinggi bangsa ini ternyata justru sering di bypass melalui sebuah proses yang tidak mencerdaskan budaya meritokrasi, budaya mengukir prestasi itu merupakan sindiran," jelas Hasto.

Baca juga: Hasto PDIP Singung Sisi Gelap Demokrasi dan Bicara Politik Harus Belajar dari Olahraga

Diberitakan sebelumnya, Wakil Presiden (Wapres) KH Maruf Amin membuka Ijtima Ulama VIII Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Islamic Center, Sungai Liat, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung, Rabu (29/5/2024).

Dalam sambutannya, Maruf Amin menyebut bila boleh memilih orang tua saat dilahirkan ke dunia, ia ingin menjadi anak presiden.

Awalnya Wapres mengungkapkan ada hal telah ditetapkan Allah SWT untuk manusia.

Satu di antaranya tidak bisa memilih di mana dilahirkan.

Maruf juga mengatakan manusia tidak bisa memilih siapa orang tuanya.

"Orang tidak bisa milih siapa bapaknya siapa ibunya. Apa bisa milih? Kalau bisa milih, bisa saja saya ingin jadi anak presiden."

"Tapi kan nggak bisa. Itu majbur (ditakdirkan Allah tanpa proses berikhtiar, tanpa ada pilihan)," ungkap Ma'ruf, dikutip dari kanal YouTube Wakil Presiden Republik Indonesia.

Tetapi, manusia dalam memilih jalan hidup, lanjut Maruf, Allah tidak memaksa.

Hal itu agar manusia berikhtiar kepada Allah.

"Supaya datang kepada Tuhannya dengan ketaatan yang pilihannya sendiri, supaya datang kepada tuhannya dengan ketaatan yang berdasarkan kecintaan."

"Makanya disuruh milih, nah inilah istilahnya kita milih mau beriman apa tidak beriman kalau sudah beriman masuk surga kalau tidak beriman nah itu, ada yang dia pilih jalan surga ada yang pilih kamar belakang," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas