Mendorong Kemandirian Masyarakat Daerah Aliran Sungai dalam Melestarikan Kearifan Lokal
kemandirian masyarakat dalam menggelar Kenduri Swarnabhumi menjadi pilar utama dalam menjaga tradisi ini tetap hidup
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pegiat Budaya sekaligus Kurator Lokal Kenduri Swarnabhumi 2024 Wilayah Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo, Ja’far Rassuh menjelaskan bahwa kemandirian masyarakat dalam menggelar Kenduri Swarnabhumi menjadi pilar utama dalam menjaga tradisi ini tetap hidup dan relevan di tengah arus modernisasi.
“Kenduri bukan sekedar festival, tetapi juga cerminan dari kekuatan dan kemandirian masyarakat lokal. Dengan kemandirian, kita dapat menjaga dan melestarikan tradisi ini tanpa harus bergantung pada pihak luar,” ujar dia seperti dikutip, Jumat (7/6/2024).
Menurutnya, kenduri merupakan wadah bagi masyarakat untuk berkumpul, berbagi, dan memperkuat ikatan sosial.
Dengan tetap mandiri, setiap elemen dalam masyarakat dapat berkontribusi dan merasakan manfaat dari kegiatan ini, mulai dari penyediaan bahan-bahan lokal hingga partisipasi dalam berbagai kegiatan seni dan budaya.
Menurut Ja’far, keterlibatan masyarakat lokal dalam Kenduri Swarnabhumi 2024 adalah langkah yang tepat dalam menjaga dan melestarikan budaya di mana mereka hidup dan bertumbuh di tanah Jambi.
“Mereka (masyarakat) ini adalah akarnya. Akar yang mengetahui kebudayaan setempat. Hari ini, Kenduri Swarnabhumi mengajak masyarakat untuk turun langsung terhadap proses pemajuan kebudayaan hari ini, kini, dan nanti,” ujarnya.
Menurut Ja’far, kehadiran kurator sangat penting karena perannya tidak hanya mengakurasi kebudayaan lokal, tapi juga perlu terlibat mulai dari sisi perencanaan pagelaran festival budaya sampai ke implementasinya.
“Kehadiran kurator juga harus bertugas memfasilitasi antara pelaku dan objek kebudayaan dengan masyarakat. Bagaimana mengkomunikasikan kepada masyarakat,” imbuhnya.
Selain itu, menurut Ja’far, seluruh rangkaian festival budaya Kenduri Swarnabhumi perlu menghasilkan narasi dan misi yang sama, yakni bagaimana masyarakat dapat terhubung kembali dengan Sungai Batanghari agar masyarakat dapat mengingat kembali pentingnya peran alam dalam membentuk peradaban masyarakat.
Kenduri Swarnabhumi 2024, sebuah rangkaian festival budaya tahunan masyarakat sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari yang bertema “Menghubungkan Kembali Masyarakat dengan Peradaban Sungai Batanghari” menyoroti pentingnya kemandirian dalam melestarikan kearifan lokal sebagai warisan leluhur dengan membentuk serta menguatkan tim kurator lokal dan direktur festival lokal.
Adapun tim kurator lokal yang terbentuk, berjumlah 6 orang yang masing-masing mengakurasi 2 wilayah dan berkoordinasi dengan 2 direktur festival lokal yang tersebar di DAS Batanghari.
Dengan begitu, kegiatan Kenduri Swarnabhumi tahun ini semakin mengukuhkan semangat gotong royong dan kearifan lokal masyarakat dalam menampilkan kekayaan budaya lokal, serta memuliakan ekosistem Sungai Batanghari sebagai urat nadi peradaban.
Tahun ini, rangkaian festival budaya Kenduri Swarnabhumi akan digelar di 10 Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi dan 1 Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatra Barat.
Sementara itu, Direktur Festival Kota Jambi, Hendry Nursal, menekankan bahwa acara tahun ini dirancang untuk mendorong partisipasi aktif dari masyarakat lokal.
“Kami berupaya untuk melibatkan sebanyak mungkin komunitas lokal dalam persiapan dan pelaksanaan acara,” ucapnya.
Hendry juga menambahkan bahwa dukungan dari berbagai elemen masyarakat sangat dibutuhkan, baik pemerintah, swasta, komunitas, dan utamanya generasi muda sangat penting.
Baca juga: Lestarikan Lingkungan, Kenduri Swarnabhumi Sadarkan Masyarakat Tak Lagi Buang Sampah ke Sungai
Menurutnya, inti dari acara ini adalah untuk menunjukkan bahwa dengan kemandirian, masyarakat dapat mengadakan Kenduri Swarnabhimi yang tidak hanya meriah tetapi juga berkelanjutan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa dengan gotong royong dan kemandirian, kita bisa membuat acara yang berdampak positif bagi semua pihak,” katanya.