Airlangga Dapat Medali Kehormatan dari Rusia, Pengamat: Bukti Indonesia Patut Diperhitungkan
Teguh Santosa menyebut, Indonesia kini memiliki posisi penting di tengah dinamika politik global yang terus berkembang.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat hubungan internasional dari Universitas UIN Jakarta Teguh Santosa menyebut, Indonesia kini memiliki posisi penting di tengah dinamika politik global yang terus berkembang.
Hal itu disampaikannya merespons medali kehormatan dari pemerintah Rusia yang diberikan untuk Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto, atas inisiatif dan peran serta mendorong, meningkatkan, dan memperkuat kerjasama kedua negara.
Adapun medali disematkan diplomat senior Rusia, Mikhail Yurievich Galuzin yang pernah menjadi Dutabesar Rusia untuk Indonesia (2012-2018), di Kementerian Luar Negeri Rusia di Moskow, Selasa (11/6/2024).
"Menko Airlangga tengah memperlihatkan bahwa Indonesia bukan sekadar objek dari kepentingan global, melainkan pemain yang patut diperhitungkan dalam tata dunia hari ini dan ke depan," kata Teguh dalam keterangannya, Rabu (12/6/2024).
Teguh mengatakan, beberapa waktu belakangan ini gestur politisi-politisi senior Indonesia, seperti yang diperlihatkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Partai Gerindra dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga Ketua Umum Partai Golkar, memperlihatkan keengganan Indonesia untuk terus menjadi sekadar pelengkap dalam percaturan politk dan ekonomi dunia.
Dia mencontohkan ketegasan sikap Prabowo dalam wawancara dengan Aljazeerabaru-baru ini yang menegaskan bahwa Indonesia di masa kepemimpinannya akan menjalin kerjasama dengan semua negara.
Prabowo tidak ingin Indonesia dijebak oleh pihak manapun di tengah kompetisi yang sedang terjadi di antara super power.
“Kami mengundang AS, Jepang, Korea dan Eropa. Fakta kami bertemu dengan Anda tidak berarti kami tidak bisa berteman dengan China, India, Rusia," ujar dia.
Teguh menjelaskan, Menko Airlangga juga memperlihatkan ketegasan terhadap Uni Eropa yang sepertinya menggantung Indonesia dalam penyusunan Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
Dalam pernyataannya di Berlin, Jerman, awal Mei lalu Airlangga Hartarto menuntut Uni Eropa memberikan perlakuan yang sama pada Indonesia dan tidak menggantung Indonesia dalam negosiasi.
“Kami tahu cara bernegosiasi, kami memahami praktik terbaik. Kami bahkan menandatangani kerangka ekonomi Indo-Pasifik. Tapi kapan saya bisa menandatangani I-EU CEPA? Saya kira hanya Tuhan yang tahu,” katanya.
Teguh mengatakan, ketegasan Prabowo dan Airlangga ini selain membanggakan juga menuntut kerjakeras semua pihak di tanah air agar Indonesia benar-benar dapat menegakkan harkat dan martabatnya dan menjadi salah satu pemain kunci di tingkat regional dan global.
Baca juga: Meski Tak Lagi Sandang Status Ibu Kota, HIPMI Jaya Yakin Jakarta Tetap Punya Potensi Jadi Global
“Bila spirit ini dapat kita wujudkan dan pertahankan, Indonesia dengan segala potensi yang ada dapat benar-benar menjadi alternative power seperti yang selama ini kita inginkan dan perjuangkan,” kata Teguh.