Perjuangan Cia Bocah Asal Serpong Salaman dan Dapat Hadiah Permen dari Paus Fransiskus
Perjuangan Jophiella Gratis Deviyani atau Cia bocah 6 tahun asal Indonesia yang dapat hadiah permen dari Paus Fransiskus di Basilica St Petrus.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perjuangan Cia bocah 6 tahun asal Indonesia yang dapat hadiah permen dari Paus Fransiskus.
Hadiah permen ini didapatkan Cia pada Rabu, 17 April 2024 di Lapangan Basilica St. Petrus, Vatikan.
Cia bocah yang beruntung itu rela bangun pagi untuk hadir audiensi bersama para peziarah lainnya di Basilica St. Petrus, Vatikan.
Dia menunggu sekira lima jam hingga bisa bersalaman dengan Paus, plus hadiah permen.
"Mama.. permennya boleh dimakan tidak ? Cia pingin….,” tanya Cia kepada ibunya.
Sambil tersenyum dan menggeleng ibunya mengatakan, "Nanti ya kalau sampai di Indonesia.“
Itulah sepenggal percakapan antara Cia atau Jophiella Gratis Deviyani bersama ibunya usai mendapatkan permen warna kuning jeruk bertuliskan Baratti & Milano, nama sebuah brand yang sangat terkenal di dunia.
Berawal dari nama sebuah café yang didirikan pada tahun 1858 di Turin, Italia, Baratti & Milano kemudian menjadi produsen cokelat sendiri dan kemudian diikuti produksi berbagai jenis permen.
Hingga kini permen jeli rasa aroma jeruk itu dari Paus Fransiskus itu tetap utuh sebagai kenang-kenangan yang tak ternilai.
Memang hanya permen kecil, tapi artinya luar biasa bagi Cia. Hadiah tak ternilai harganya dan tidak akan pernah dimakan. Entah sampai kapan.
Baca juga: Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dari Kacamata Deni Iskandar Muslim Banten Sekolah di Vatikan
Perjuangan Cia, panggilan sang bocah, untuk mendapatkan permen langsung dari tangan Paus Fransiskus juga tak mudah.
Bertemu dan dapat bersalaman dengan paus adalah idaman ratusan ribu peziarah yang setiap hari Rabu memadati Lapangan Basilica St. Petrus, Vatikan dalam agenda mingguan audiensi umum.
Dan bersalaman dengan paus adalah suatu anugerah luar biasa bagi yang mengalaminya.
Dan konon ada kepercayaan bahwa jika tidak dikehendaki Tuhan, salaman dengan Paus tidak mungkin akan terjadi sekalipun sudah direncanakan.