Menkominfo: Tak Ada Negara di Dunia Tidak Terkena Serangan Ransomware
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi, mengatakan tidak ada negara di dunia yang tidak diserang ransomware.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi, mengatakan tidak ada negara di dunia yang tidak diserang ransomware.
Ransomware menurut dia sudah terdeteksi sejumlah negara sejak 2022-2023.
"Ini ransomware per negara di tahun 2022-2023. Kita bisa lihat ini ransomeware tidak ada seluruh dunia yang tidak terkena serangan ransomware," kata Budi Arie di Ruang Rapat Komisi I DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (27/6/2024).
Budi Arie mengungkapkan, Amerika Serikat jadi negara urutan pertama yang diserang ransomware dengan persentase 40,43 persen.
Kemudian Kanada (6,75 persen), Inggris (6,44 persen), Jerman (4,29 persen) dan Perancis (3,8 persen).
"Indonesia terkena dampak sekitar 0,67 persen dari serangan ransomware," ujarnya.
Baca juga: BSSN Klaim Sudah Prediksi Serangan Ransomware Masuk Indonesia Sejak 2023
"Jadi memang virus ini melanda seluruh dunia dan menjadi perhatian kita bersama. Dan ransomware yang menyerang Indonesia ini adalah versi yang terakhir, latest version. Jadi versi yang terakhir sehingga menjadi perhatian seluruh dunia terhadap ransomware ini," katanya.
Untuk informasi, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan error-nya Pusat Data Nasional (PDN) Sementara, pada Kamis 20 Juni 2024 disebabkan adanya serangan ransomware.
Kepala BSSN Hinsa Siburian mengatakan, hal ini diketahui setelah pihaknya bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melakukan penelusuran lebih lanjut.
Baca juga: Kepala BSSN Ungkap Hanya 2 Persen Data PDNS Surabaya yang Bisa Dibackup dari Serangan Ransomware
"Perlu kami ketahui, kami sampaikan insiden Pusat Data Sementara ini adalah serangan siber dalam bentuk ransomware dengan nama Brain Cipher ransomware," ungkap Hinsa di Kantor Kominfo, Jakarta, Senin (24/6/2024).
"Ransomware ini adalah pengembangan terbaru dari ransomware Lockbit 3.0. Jadi memang ransomware ini kan dikembangkan terus. Jadi ini adalah yang terbaru yang setelah kita lihat dari sampel yang sudah dilakukan sementara oleh forensik dari BSSN," ucapnya.