Sebut Penjelasan Budi Arie Soal PDNS Lumpuh Plonga-plongo, Roy Suryo: Menkominfo Harus Mundur
Roy Suryo menilai pernyataan dan jawaban dari Menkominfo dan Kepala BSSN membuat pihak yang mendengar jadi geleng-geleng kepala
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi I DPR RI menggelar menggelar Rapat kerja dengan memanggil Menkominfo (Menteri Komunikasi & Informatika) Budi Arie Setiadi & Kepala BSSN (Badan Siber & Sandi Negara) Hinsa Siburian perihal lumpuhnya PDNs-2 (Pusat Data Nasional sementara-2), hari ini, Kamis (27/6/2024).
Dalam rapat tersebut membahas gangguan serangan hacker yang sudah memasuki hari ke-7 alias seminggu ini sejak, Kamis (20/6/2024) silam.
Rapat dimulai molor 20 menit dari rencana semula Pukul 16.00 dan dipimpin langsung oleh Ketua Komisi I Meutya Hafidz (FGolkar) didampingi Abdul Kharis Almasyhari (FPKS).
Dr. KRMT Roy Suryo, Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen menilai banyak pernyataan dan jawaban dari Menkominfo dan Kepala BSSN dalam rapat tersebut yang membuat pihak yang mendengar jadi geleng-geleng kepala.
"Bukan mau meniru gaya "Ela elo" (baca: Gela-gelo alias Plongah plongoh, seperti kebiasaan Pemerintah selama ini), namun memang jawaban dari dua pihak yang bertanggungjawab atas tragedi yang dialami oleh PDNs-2 saat ini memang membagongkan, alias membuat terkejut atau membingungkan. Bagaimana tidak? Keduanya samasekali tidak tampak menguasai masalah dan cenderung saling lempar tanggung jawab," kata Roy dalam keterangan yang diterima.
Roy menyoroti keterangan Kemkominfo pasca tragedi peretasan Ransomware Brain Chiper Lockbit 3.0 tersebut.
"(Menkominfo) Budi AS hanya mempresentasikan tiga langkah (jangka pendek, menengah dan panjang), dimana periode waktunya adalah sampai dengan enam bulan kebelakang. Come on, ini sudah era IT, dimana orang berpikir Industry 4.0 bahkan Society 5.0 yang hitungannya adalah per-detik, bahkan nano detik hingga pico detik, kok masih hitungan bulan? Katrok, kalau kata Netizen jika mendengar ini semua," kata Roy.
Menurutnya, solusi yg ditawarkan oleh Kemkominfo selama enam bulan kedepan tersebut samasekali sangat tidak memuaskan.
Karena jangka pendek sebulan kedepan hanya melakukan Inventarisasi dan recovery aset.
Kemudian jangka pendek tiga bulan melakukan full-recovery, re-deploy & perbaikan S.O.P.
Baru enam bulan mendatang melakukan audit keamanan dan implementasi audit.
"Solusi yang ditawarkan menteri yang terpilih berdasar pengalamannya selaku Ketua Relawan ProJo ini benar-benar sangat KuDet (= Kurang Update). Ditengah zaman yang sudah memasuki era IoT (Internet-of-Thing), Big Data bahkan menggunakan AI (Artificial Intelligence) saat ini," ujarnya.
Roy mengutip keterangan Anggota Komisi I DPR Lodewijk F Paulus, yang mengambil istilah dalam dunia otomotif one step ahead dlm Raker tadi benar-benar jauh bisa dipenuhi oleh Kemkominfo dan BSSN, karena presentasinya bahkan seperti "two-or-three step behind".
Jelas Indonesia selalu akan ketinggalan langkah oleh Para penjahat Cyber dan menjadi bulan-bulanan dikemudian hari yang lagi-lagi korbannya adalah rakyat semua.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.