Projo Duga Kasus Ransomware PDNS Dipolitisasi Pendukung Capres yang Kalah di Pilpres 2024
Handoko menilai, ada upaya dari pihak tertentu untuk mempolitisasi kasus tersebut dengan tujuan menyerang Budi Arie.
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Relawan Pro Jokowi (Projo) menyayangkan kasus peretasan pusat data nasional sementara (PDNS) 2 di Surabaya dimanfaatkan sebagian tokoh di media sosial untuk menyerang Menkominfo Budi Arie Setiadi.
Hal tersebut disampaikan Sekjen DPP Projo Handoko, dalam konferensi pers di kantor DPP Projo, di Jakarta Selatan, pada Jumat (28/6/2024).
Baca juga: Wapres Sebut Tak Pernah Terpikir Pusat Data Nasional Bisa Diretas: Dahulu Disatukan Agar Aman
Bahkan, Handoko menilai, ada upaya dari pihak tertentu untuk mempolitisasi kasus tersebut dengan tujuan menyerang Budi Arie.
Ia menyebut, hasil monitoring Projo menunjukkan bahwa pihak-pihak yang diduga melakukan politisasi tersebut berasal dari sisa-sisa pendukung capres yang kalah di Pilpres 2024 lalu.
Baca juga: Pemerintah Didesak Minta Maaf kepada Masyarakat soal Bocornya Pusat Data Nasional
"Projo sangat prihatin atas sikap sebagian tokoh di media sosial yang mempolitisasi dan memanfaatkan kasus ransomware PDNS 2 milik Telkom untuk menyerang Menkominfo Budi Arie Setiadi," ucap Handoko, di hadapan para wartawan, Jumat siang.
"Kelompok tokoh ini berasal dari sisa-sisa pendukung capres yang kalah pada Pilpres Februari 2024 lalu," tambahnya.
Dugaan tersebut muncul, kata Handoko, setelah Projo mencermati bahwa peristiwa-peristiwa dan pemberitaan terkait persoalan ini mencuat saat Menkominfo Budi Arie Setiadi sedang menjalankan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memberantas judi online.
"Dari pengamatan DPP Projo, terjadi penggalangan opini yang justru memperkeruh situasi dan memecah konsentrasi dalam perang melawan judi online," ucapnya.
Menurutnya, politisasi yang terjadi diduga digalang oleh tokoh-tokoh yang justru menguntungkan pihak-pihak yang ingin kejahatan siber, seperi judi online tetap berlangsung lancar dan menghasilkan profit yang besar.
"Kami mengimbau kepada publik untuk tidak menghiraukan upaya-upaya pemecahbelah bangsa dari para tokoh ini," kata Handoko.
Baca juga: Kepala BSSN Ungkap Hanya 2 Persen Data PDNS Surabaya yang Bisa Dibackup dari Serangan Ransomware
Sebelumnya, imbas peretasan Pusat Data Nasional (PDN), Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie didesak mundur dari jabatannya.
Peretasan PDN ini mengakibatkan sejumlah layanan publik di Indonesia lumpuh selama berjam-jam.
Budi Arie hanya memberi jawaban singkat saat disinggung soal tuntutan agar dirinya mundur dari jabatan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.