Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisruh PPDB Jalur Zonasi, Pimpinan Komisi X DPR Tak Yakin Sekolah Favorit Benar-benar Hilang

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih tak yakin sebutan sakolah favorit hilang setelah dilakukan sistem zonasi dalam PPDB.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Kisruh PPDB Jalur Zonasi, Pimpinan Komisi X DPR Tak Yakin Sekolah Favorit Benar-benar Hilang
DOK. DPR RI
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih mempertanyakan pernyataan Kementerian Pendidikan Budaya Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang menyebut jalur zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) bertujuan meniadakan sekolah favorit.

Namun kenyataan di lapangan, masih ada pertengkaran zonasi.

Sehingga, menurutnya sekolah favorit tidak benar-benar hilang.

Hal ini ia sampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi X DPR RI dengan Eselon I Kemendikbud Ristek di Gedung MPR/DPR Senayan, Jakarta, Selasa (9/7/2024).

"Padahal janjinya ketika zonasi itu, itu sudah nggak ada lagi sekolah favorit. Ini nggak ada progresnya, apa betul ini sekarang nggak ada sekolah favorit," kata Faqih.

Baca juga: Kemendikbud Temukan Kasus Manipulasi Kartu Keluarga Hingga Jual Beli Kursi Dalam PPDB

"Kalau masih ada pertengkaran zonasi, berarti masih ada sekolah favorit," lanjutnya.

Berita Rekomendasi

Faqih pun menjelaskan bahwa suatu sekolah masuk kategori favorit siswa, karena memiliki dua sebab.

Pertama, sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini pengajar atau guru yang bagus dan hebat.

Kedua, adalah sarana dan prasarana sekolah yang baik sehingga tempat pendidikan itu jadi incaran para siswa.

Baca juga: Syarat dan Cara Daftar PPDB SMP Bandar Lampung 2024 Jalur Zonasi dan Perpindahan Tugas Orang Tua

Namun dalam hal guru yang bagus, Kemendikbud kata dia, tidak menjelaskan kepada Komisi X DPR, apakah guru-guru itu didistribusikan merata ke sekolah-sekolah lainnya.

"Sekolah favorit itu paling tidak ada dua sebabnya. Satu, SDM, gurunya bagus-bagus. Ini gurunya sudah didistribusikan atau belum. Nggak ada langkah-langkah di sini (paparan) kalau gurunya sudah dibagi-bagi. Yang hebat-hebat ke beberapa tempat, nggak ada distribusi itu," ucapnya.

Kemudian lanjutnya, Kemendikbud juga tidak menjelaskan upaya memperbanyak kuantitas sekolah yang berkualitas dalam hal sarana dan prasarana.

"Kedua, sarana dan prasarana. Kenapa orang mau sekolah di sekolah itu, ini karena sarana prasarananya bagus," kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas