Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BHS Miris Lihat Anggaran Kementan Turun Drastis Tahun Depan: Jangan Sampai Kita Kekurangan Pangan

BHS mengaku merasa prihatin dan miris saat melihat anggaran Kementerian Pertanian yang 'hanya' berkisar Rp 8 triliun.

Penulis: Hasanudin Aco
zoom-in BHS Miris Lihat Anggaran Kementan Turun Drastis Tahun Depan: Jangan Sampai Kita Kekurangan Pangan
HO
Bambang Haryo Soekartono (BHS) kritisi anggaran Kementan yang turun drastis. 

Demikian juga, kata dia, Indonesia sumber air nomor 8 terbesar di dunia serta jumlah gunung berapi nomor 3 terbanyak di dunia yang menghasilkan berbagai kandungan mineral untuk kesuburan tanah serta getaran untuk melapukkan tanah sehingga menghasilkan tanah yang maha subur untuk berbagai tanaman di wilayah negara kita.

"Dan kita harus tahu juga bahwa saat lalu Belanda melalui perserikatan dagangnya yaitu VOC, pernah memanfaatkan perdagangan rempah rempah dan hasil pokok pangan seperti beras, jagung,tebu dan perkebunannya seperti kopi, coklat, teh, tembakau dan lain lain, bisa menjadi organisasi yang memiliki kekayaan terbesar di dunia sampai mencapai 7.9 trilliun USD atau setara dengan Rp 129 ribu trilliun," ujarnya.

"Jadi kekayaan dari sektor pangan tersebut tidak akan habis bila kita bandingkan dengan hasil sumber daya alam pertambangan. Dan kita harus tau bahwa pangan juga merupakan pendukung utama dari pertahanan negara," katanya.

Tanpa pangan kekuatan pertahanan, BHS mengatakan kita walaupun alat tempur dan sumber daya manusia nya hebat, tanpa pangan kita tidak bisa apa apa.

"Makanya banyak negara bila berperang yang dihancurkan adalah lumbung pangannya, Maka negara itu akan kalah dalam peperangan. Karena rakyatnya akan mati kelaparan," ungkapnya.

BHS mengatakan usulan Kementan untuk menaikkan anggaran pertanian untuk pupuk subsidi, benih bibit unggul, obat obatan hama, kebutuhan irigasi pertanian, dan lain lain.

Karena saat ini kita memiliki lahan tanam sebanyak 70 juta hektar, tetapi yang dimanfaatkan untuk tanam padi hanya 7 juta hektar. Yang seharusnya 7 juta hektar pun bisa mencukupi kebutuhan pangan nasional yang sekitar 31 juta ton beras.

BERITA TERKAIT

Menurut dia  dengan 7 juta hektar bila sekali panen per hektarnya adalah 8 ton gabah, maka hasil nasional sekali panen seharusnya 56 juta ton gabah, atau setara dengan 35 juta ton beras.

Dan bila panen normal dalam satu tahun bisa 3 kali, maka hasil beras di Indonesia bisa mencapai sekitar 100 juta ton.

Berarti Indonesia bisa berswasembada pangan sekaligus menjadi lumbung pangan dunia.

Karena sisanya sekitar 70 juta ton untuk disimpan dan sebagian di ekspor ke negara yang membutuhkan.

"Jangan sampai kita menjadi negara yang selalu ketergantungan pangan dari negara lain, sehingga kita menjadi lemah dan bisa dikendalikan oleh negara lain," ujarnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas