Sosok Eks Menkumham Era SBY yang Dampingi Jusuf Kalla Hadiri Pemakaman Ismail Haniye di Qatar
Hamid Awaluddin kembali mendampingi Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) bertolak ke Doha, Qatar, Kamis (1/8/2024).
Editor: Wahyu Aji
Abal-abal adalah istilah untuk sekelompok narapidana yang memilih tinggal selamanya di LP.
Mereka merasa tidak lagi memiliki keluarga dan tidak diharapkan lagi di tengah masyarakat.
Pada 20 Oktober 2004 ia diangkat menjadi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu.
Hamid juga menjadi wakil Indonesia dalam penandatanganan MOU perdamaian dengan Gerakan Aceh Merdeka.
Pada 7 Mei 2007, ia digantikan Andi Mattalata lewat sebuah perombakan kabinet tahap kedua yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Presiden, Jakarta.
Riwayat Karir:
- Wakil Direktur Pusat Studi Etika Politik dan Pemerintahan (PUSKAP)
- Special advisor pemberantasan korupsi pada Partnership for Governance Reform in Indonesia
- Anggota Tim Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
- Dosen Unhas Direktur Studi HAM Unhas
- Anggota KPU
- Menteri Hukum dan HAM Kabinet Indonesia Bersatu (20 Oktober 2004 - 8 Mei 2007)
- Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia (2008–2011)
Dekat dengan Jusuf Kalla
Hamid Awaluddin dikenal dekat dengan Jusuf Kalla.
Di acara Mata Najwa dia membeberkan bagaimana Jusuf Kalla mengajarinya untuk berunding.
Mantan Menkumham yang juga Ketua Juru Runding Perjanjian Helsinki ini memberkan bagaimana JK mengajarinya menghadapi para pimpinan-pimpinan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Hamid menjelaskan, Jusuf Kalla sangat detail dalam mempersiapkan perundingan.
"Mulai warna dasi diatur, cara berpakaian, cara ngomong, itu semua diatur," kata Hamid.
Menurut Hamid, JK sangat menekankan bahwa kontak mata dalam suatu perundingan sangatlah penting.
"Bahkan saya dipaksa menatap mata calon lawan runding saya," ungkapnya.
Saat diajari cara tatap mata oleh JK, Hamid mengaku sempat grogi kala itu lantaran perbedaan jabatan.