Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dewan Pakar Golkar Ridwan Hisjam Blak-blakan Bicara soal Mundurnya Airlangga hingga Dedikasi Jokowi

Ridwan menegaskan tidak perlu diragukan sedikitpun dedikasi Jokowi kepada bangsa.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Dewan Pakar Golkar Ridwan Hisjam Blak-blakan Bicara soal Mundurnya Airlangga hingga Dedikasi Jokowi
TRIBUNNEWS
Anggota Dewan Pakar Golkar Ridwan Hisjam saat sesi wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Kantor Palmerah, Jakarta, Senin (12/8/2024). Ridwan Hisjam bicara soal mundurnya Airlangga hingga sosok dan dedikasi Jokowi. 

Lalu setelah Cak Ridwan ngomong gitu ke Pak Luhut apa jawaban Pak Luhut?

Saya segera tegur Airlangga itu omongan Pak Luhut, itu hari Jumat sekitar jam 8 pagi, sekitar jam 9 pagi hari Jumat. Saya waktu itu lagi reuni di Malang. Saya ini kan anggota Lemhanas KS-114 2006. Itu semua kumpul situ ada Letjen Suryo Prabowo itu yang paling canggih waktu sekolah yang paling pintar, aku sebagai Tuku bawang. Sebagai mewakili pengusaha waktu itu reuni hampir 50 orang. Semuanya dari Jakarta 30 orang naik kereta api.

Cak Ridwan, terus menurut Cak Ridwan, bagusnya ke depan ini Golkar dipimpin siapa?

Saya sudah bicara mulai dari awal, tidak ada kader yang lebih baik daripada Jokowi.

Bukan kader Golkar? Buktinya apa?

Buktinya sejak 97 yang namanya Jokowi itu sudah kader Golkar orde baru. Saya waktu itu Ketua Umum HIPMI tahun 1990-1995 habis itu Ketua Real Estate. Jokowi itu HIPMI Di Solo, Ketua Asosiasi Mebel Indonesia Asmindo Solo Raya 1997-2002. Tidak ada ketua organisasi zaman itu kalau bukan Golkar.

Siapa Ketua Umum Asmindo waktu itu? Bob Hasan, itu pengurus DPP Golkar. Tidak mungkin saya ini Ketua HIPMI karena Golkar Zaman yang Bambang Sugama.

BERITA TERKAIT

Jadi cocok ya?

Loh tahun 2005 maju Wali Kota. Saya tanya sekarang apa langsung ujuk-ujuk dia jadi Calon Wali Kota, boleh surat rekomendasi datang ke Golkar.

Disitu saya dibawa oleh Kusraharjo Ketua Golkar Solo bahwa Jokowi ke pusat. Belum PDIP. Cuman oleh Golkar karena kita waktu itu mempersiapkan Calon lain Sekda, Pak Jokowi pindah lagi ke Pak Amien Rais.

Terakhirlah baru dapet PDIP dengan syarat harus FX Rudy Wakil. Akhirnya jadilah dicalonkan PDIP. Kalau dia Kader PDIP otomatis sama dia kenapa mesti nyari kemana-mana, langsung aja kan.

Kalau yang Kader PDIP ya Pak Fx Rudy?

Fx Rudy sejak awal sudah Ketua, ini cak pengusaha, pemain bebas. Tapi Kader Golkar. Buktinya lagi ada buktinya jadi Presiden Kabinet pertama 2014-2019. Apa nama kabinetnya Pak Jokowi, bukan Kabinet Indonesia Maju, tapi Kabinet Kerja Kerja kerja.

Lah yang kerja-kerjanya siapa? Golkar. Ga sadar semua orang. Aku sadar ketawa-ketawa, saya ini mendukung Pak Jokowi itu tang bawa Mas Tjahjo Kumolo, Ketua Pemenang Pemilu saya diceluk sama Tjahjo, Saya Ketua Jawa Timur dia kan Ketua Umum Pusat KNPI ‘Ayo Kita jadikan Pak Jokowi’.

Loh waktu itu kita kan Prabowo-Hatta adalah sesuatu yang kita kerjakan waktu itu muncul lah Jokowi Bersama Pak JK itu ceritanya. Jadi Pak Jokowi ini asli Kader Golkar Zaman Orde Baru. Golkar itu jangan ditanyakan mana KTA ini? Gak ono itu sama suaramu banyakan mana, suaranya Golkar Itu.

KTA itu kalau mau jadi caleg kasih KTA, mau jadi pengurus Kasih KTA. Bikin KTA di Golkar itu lima menit, kasih NIK keluar langsung lima menit jadi.

Kalau jadi Ketua Umum belum pernah jadi pengurus DPP. Ya bisa aja di Golkar mengubah AD/ART juga bisa?

Undang-Undang MD3 bisa diubah, Undang-Undang MD3 bisa-bisa nanti masuk tanggal 15 Agustus perlu anu, kaget-kaget orang. Undang-Undang ubah, apalagi AD/ART. Saya ini pimpin Munas Bali 2004, Waktu Pak JK kepilih. Jelek-jelek begini ini pimpinan Munas 2004, cuma 5 orang, 4 sudah mati semua, tinggal saya sendiri hari ini.

Pak JK itu gak lolos yang namanya verifikasi, Akbar Tanjung yang lolos. Ridwan Pak JK itu Sekber Golkar, Sekber tahun 1971 , itu semua adalah Golkar. Kapan Pak JK jadi pengurus Golkar kapan pengurus partai Golkar gak pernah. Sekber Golkar iya.

Jokowi Sekber Golkar, Ketua Umum Aspindo. Pak JK Ketua HIMPI Sulsel, Ketua Kadin Sulsel, Pak ARB Masuk lah dia Ketua Kadin pengusaha Golkar. Gak pernah, sat set masuk itu barang Ketua Umum.

Jadi kalau Pak Jokowi Jadi Ketua Umum itu tidak begitu sulit?

Jangan dipermasalahkan di Golkar. Golkar ini partai terbuka (TBK). Siapapun asal dia pegang yang ada persyaratan PDLT dia harus Berprestasi. Siapa yang gak bilang prestasinya Jokowi, Wali Kota Solo 2 periode, Gubernur, Jadi Presiden 2 periode Prestasi. Dedikasi tidak perlu diragukan Kepada Bangsa.

Loyalitas loh Menkonya Pak Jokowi Golkar semua. Pak Airlangga, Pak Luhut, Pak Hadi, Tentara. Arek singosari. Pak Muhajir Pengurus Golkar. Ketua Bagian Cendikiawan Golkar Kota Malang Zaman Ketuanya Pak Saimang.

Orang Bingung. Makanya orang itu jangan lihat sekarang lihat track record sejarahnya. Sopo Muhajir ibarat senior saya, dia di Malang saya di ITS, Di mana itu di IKIP Malang, Aku ITS. Tapi dia lebih senior 3 tahun diatas saya.

Aku pengurus Jawa Timur orde baru ini dia pengurus Golkar Kota Malang.

Nah kalau Pak Jokowi jadi Ketua Umum Golkar itu menguntungkan Golkar atau apa manfaatnya?

Menguntungkan Presentasinya sudah jelas Bangun IKN. Saya di Komisi hilirisasi ini semua kerjanya Pak Jokowi. Yang namanya infrastruktur.

Jangan sampai punya pamrih ini Pak Jokowi. Pamrih apa? Jabatan?

Sudah tua, akan 70 tahun bisa apa. Kalau dipercaya bisa bagian ngawas-ngawas. Ga ada pamrih saya, kalau pamrih mending maju lagi, Jadi anggota di DPR. Sudah 5 kali, bisa dilengserkan kaya Pak Harto. Saya ga ikut.

Saya betul-betul untuk kepentingan Partai Golkar. Amanahnya Bang Akbar ke saya Ridwan jaga Golkar ini Paradigma baru. Kamu bagian daripada proses ini Legenda Golkar Jawa Timur.

Tahun 2000 yng dibakar gimana? Jawa Timur. Kita ini kader Jawa Timur Itu bukan ngomong aja, Nyawa yang kita pasang jaman itu. Loh iya apa sih, ini kan di Jawa Timur Siapa Ridwan.

Tapi nanti bisa ga Pak Jokowi mengemban amanah itu tadi, Golkar baru terutama mandiri, modern, terbuka?

Ya pasti lah iya kan. Pasti, kita sudah buktikan ke Pak Jokowi ke Golkaran tidak perlu diragukan. Menko pasang Golkar kabeh, cuman uang ga ngaruh.

Kan orang gak tau Jadi saya tidak meragukan ke-Golkaran Pak Jokowi. Golkar itu, doktrinnya mulai pertama sampai sekarang tidak pernah berubah Karya siaga gatra praja. Setiap kader Golkar harus bekerja sesuai profesi masing-masing secara profesional. Sampean wartawan, jadilah wartawan yang baik secara profesional.

Gatra praja menjadi gatra itu benteng pemerintah. Tidak tau jadi presiden ya otomatis dia bentengi pemerintah Itulah golkar. Jadi saya bingung, Golkar itu mendukung pemerintah. Zaman Gus Dur, jadi presiden padahal kita ribut Golkar masuk, mendukung. Bu Mega Kita masuk, mendukung.

Pak SBY, pancarannya Golkar, tentara. Pak Jokowi, masuk kita. Gak ada golkar harus jadi oposisi, gak ada. Karena tidak doktrinnya. Gak ada ceritanya. Kalau ada Golkar menjadi oposisi harus belajar lagi ke-Golkaran, berarti ga lulus.

Cak Ridwan, apakah memang ada semacam isu yang berada di luar bahwa Pak Airlangga ini mundur bukan karena keinginannya sendiri. Tapi karena tekanan yang luar biasa baik dari dalam maupun dari luar terutama banyak diberitakan terbelenggu atau oleh beberapa kasus hukum. Menurut Pak Ridwan, isu ini beralasan gak sih?

Jadi gini, isu itu buat saya tidak saya masukkan di dalam referensi pikiran saya. Kenapa? Saya pernah mengalami di zamannya Akbar Tanjung. Setiap Ketua Umum Partai Golkar pasti kena itu.

Kalau mau jadi Ketua Umum ojo wani-wani, ojo wedi-wedi. Kalau dia kena kasus itu anggap dipolitisi, lawan itu, itu namanya Golkar paradigma baru Itulah, wani-wani ya jadi Ketua Umum.

Nah saya lihat Pak Airlangga gak berani, Kok bilang mau masa transisi. Cari terulang lah kemarin kemarin kerja apa. Nah itu jadi alasan. Makanya saya bilang Sampai pengurus DPP bilang ini transisi langsung, kita harus terbuka kepada rakyat.

Nah saya salah satu kader Golkar Harus yang terbuka kepada rakyat karena saya tidak mau rakyat mempercayai Golkar di era reformasi Sampai nyoblos-nyoblos di bubarkan Itu dia mengharapkan Golkar itu berubah, kok mau dibawa lagi, ojo palsu-palsu, harus terbuka.

Sebagai seorang politisi senior Cak Ridwan memandang nasib negeri ini lima tahun ke depan dengan pemerintahan baru?

Ya Kalau saya masih tetap optimis karena Pak Prabowo memberikan komitmen keberlangsungan. Jadi dia tidak berubah. Nah meskipun meskipun kita sudah tidak punya namanya GBHN. Nah kelemahan kita sejak reformasi ini tidak ada GBHN sehingga Gus Dur mlaku-mlaku sesukanya, Bu Mega seenaknya, Pak SBY sekarepnya, meskipun ada yang namanya RPJP segala. Tapi kan dia sekarepnya.

Kalau MPR dulu GBHN itu begitu dia dilantik, Jadi MPR bikin panitia ad-hoc, jalan se-Indonesia keliling anggota MPR itu mendengarkan aspirasi semuanya bikin GBHN digodok. Setelah digodok umumkan siapa yang bisa melakukan ini. Jadi bukan arahnya Presiden arahnya rakyat, ini tidak.

Nah makanya dengan berkelanjutan ini Insya Allah periode Pak Jokowi satu periode dua periode otomatis periode ketiga Pak Jokowi itu ganti pemain, tapi konsepnya sama pemainnya siapa? Prabowo-Gibran.

Makanya saya juga bawa Jokowi salam tiga periode, tiga periode belum tentu Pak Jokowi bisa saja Prabowo Gibran artinya apa? Keberlangsungan.

Cak Ridwan, ini pertanyaan pamungkas ini. Sekarang ini kan mau Pilkada serentak nih iya kan 27 November. Sekarang muncul sebuah Analisis ya gitu yaitu taktik dan strategi Kota kosong. Ya opo menurut Cak Ridwan?

Tidak bagus. Kenapa? Seandainya yang kuat itu bisa membuat kotak kosong supaya kita menghargai Negara ini adalah negara demokrasi, bikinlah tandingan.

Iya dulu Zaman Orde Baru tiga calon bupati, tiga calon gubernur dipilih di DPR. Yang dua pemain cadangan. Tidak ada kotak kosong ya. Tidak bagus berdemokrasi. Negara kita demokrasi ya pakai demokrasi dong.

Jadi buang jauh-jauh karena berapa sih kan? 20 persen kan cuman? Iya 20 persen untuk apa? Bikin lima calon. Satu calon atur yang baik lah ya. Loh aku ini dua kali periode maju, palsu-palsu. Menang ya pasti karena Karwo yang duit-duit, Pak Imam ya Pak Imam.

Aku palsu-palsunya. Pak Imam melawan kotak kosong. Aku siap Jadi palsu-palsu, ganti calon gubernur. Ya Dua periode di Jawa timur. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas