Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

4 Kali Jokowi Minta Maaf di Sidang Tahunan MPR, Diapresiasi Gerindra, Direspons Sinis PDIP

Jokowi sampai mengucapkan maaf hingga empat kali dalam pidatonya. Jokowi menyadari masih ada kealpaan selama menjabat.

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in 4 Kali Jokowi Minta Maaf di Sidang Tahunan MPR, Diapresiasi Gerindra, Direspons Sinis PDIP
BPMI Setpres/Vico
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2024 di Gedung Nusantara DPR/MPR//DPD RI, Jakarta, pada Jumat (16/8/2024). Jokowi sampai mengucapkan maaf hingga empat kali dalam pidatonya 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyadari dirinya masih jauh dari kata sempurna meskipun sudah 10 tahun atau satu dekade menjabat sebagai Presiden Indonesia. 

Jokowi mengatakan bahwa 10 tahun bukanlah waktu yang cukup panjang untuk mengatasi persoalan bangsa.

"Saya sangat menyadari bahwa sebagai pribadi yang jauh dari kata sempurna, sebagai insan yang tumbuh dalam keterbatasan, dan sebagai manusia yang jauh dari kata istimewa, sangat mungkin ada yang luput dari pandangan saya," ujar Jokowi saat berpidato di sidang tahunan MPR/DPR RI, Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Baca juga: Pidato Kenegaraan Terakhir, Jokowi Ucapkan Terima Kasih ke Rakyat

Jokowi menyadari masih ada kealpaan selama menjabat, dan tidak bisa menghindari kealpaan itu sebagai manusia.

Jokowi pun meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia.

"Oleh sebab itu, di pengujung masa jabatan ini, izinkan saya menyampaikan suara nurani terdalam kepada Bapak, Ibu, Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, kepada seluruh rakyat Indonesia, tidak terkecuali satu pun. Saya dan Prof Dr (HC) KH Ma'ruf Amin mohon maaf," imbuhnya.

Baca juga: Gerindra, PKB hingga PKS Apresiasi Permintaan Maaf Jokowi di Pidato Kenegaraan Terakhir


4 Kali Minta Maaf

Jokowi sampai mengucapkan maaf hingga empat kali dalam pidatonya.

BERITA TERKAIT

Awalnya, Jokowi mengakui 10 tahun masa kepemimpinannya masih penuh dengan kekurangan.

Dia juga menyadari adanya kemungkinan dirinya alpa ketika menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Sehingga, dia pun turut mengucapkan permintaan maaf di akhir menjelang masa jabatannya sebagai Presiden RI berakhir.

"Oleh sebab itu, di penghujung masa jabatan ini, izinkan saya menyampaikan suara nurani terdalam kepada Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air, kepada seluruh rakyat Indonesia, tidak terkecuali satu pun," kata Jokowi.

Pada momen selanjutnya inilah, Jokowi mengucapkan empat kali permintaan maaf atas nama dirinya dan Wakil Presiden atau Wapres, Ma'ruf Amin.

"Saya dan Prof. Dr. K.H. Ma'ruf Amin mohon maaf. Mohon maaf untuk setiap hati yang mungkin kecewa, untuk setiap harapan yang mungkin belum bisa terwujud, untuk setiap cita-cita yang mungkin belum bisa tergapai," ujar Jokowi.

"Sekali lagi, kami mohon maaf. Kami mohon maaf. Ini adalah yang terbaik, yang bisa kami upayakan bagi rakyat Indonesia, bagi bangsa dan negara Indonesia," sambungnya yang dibarengi tepuk tangan peserta sidang.

Jokowi lantas meyakini persatuan dan kerja sama masyarakat dapat membuat visi "Indonesia Emas 2045" tercapai di tengah pengakuannya, kepemimpinannya masih belum sesuai harapan.

"Saya tahu bahwa hasil yang kita capai pada saat ini belum sepenuhnya tuntas mencapai hasil akhir, belum sepenuhnya sesuai dengan harapan dan keinginan Bapak Ibu semua."

"Namun, saya yakin dan percaya dengan persatuan dan kerja sama kita, dengan keberlanjutan yang terjaga, Indonesia sebagai negara yang kuat dan berdaulat akan mampu melompat dan menggapai cita-cita Indonesia Emas di tahun 2045," tegasnya.

Baca juga: Pidato Kenegaraan Jokowi 2024, Setara Institute: Pidato Hambar di Akhir Masa Jabatan


Diapresiasi Gerindra

Sekjen Gerindra Ahmad Muzani menilai hal itu merupakan pernyataan yang tulus dari seorang kepala negara.

"Saya kira apa yang disampaikan oleh presiden Jokowi baru saja adalah sebuah ungkapan yang tulus yang jujur yang original. Bahwa beliau manusia biasa sudah berusaha untuk maksimal dengan mengerahkan segala kemampuan," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Muzani menyebut, Jokowi sebagai kepala negara menyadari ada kekurangan, ada harapan yang terlupakan, serta ada janji yang belum dilaksanakan selama menjabat sebagai presiden

Sebab itu, menurut Muzani permohonan maaf Jokowi tepat disampaikan pada Sidang Tahunan MPR 2024.

"Dan saya kira sebagai bangsa yang pemaaf, sebagai bangsa yang mengerti atas kebudayaan dan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang dan orang tua kita, kita semua pasti memahami akan kesulitan, kerepotan dari selama ini beliau memimpin dan kita pasti memaafkan," pungkas Wakil Ketua MPR RI itu.

Baca juga: Jokowi Targetkan Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun 2025 Ditekan jadi 4,5 Persen


Direspons Sinis PDIP

Ribka Tjiptaning alias Mbak Ning mengaku, tertawa mendengar pidato kenegaraan yang disampaikan Jokowi dalam sidang tahunan MPR, DPR dan DPD RI.

Pasalnya, ucap Ribka, apa yang disampaikan Jokowi dalam pidato berbanding terbalik.

Khususnya, saat mantan Gubernur Jakarta itu, menyebut Indonesia bisa mengatasi gelombang atau tantangan sebagai bangsa dan negara.

"Kalau aku cuma ketawa ketika Pak Jokowi ngomong. Gitu ya kan?" ujar Ribka saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat.

"Kita mengatasi gelombang-gelombang, gitu kan, kita bisa mengatasi. Aku bilang, itu sih bukan mengatasi gelombang. Kau Pak Jokowi, menciptakan gelombang kalau beliau itu sehingga menjadi karut-marut seperti ini," imbuhnya.

Kendati demikian, Ribka tak merinci secara detail perihal karut-marut di Indonesia yang disebutnya karena Jokowi.

Ia menegaskan, politikus asal Solo itu bukan yang mengatasi gelombang, melainkan pencipta gelombang itu.

"Pak Jokowi yang menciptakan gelombang, bukan kita bisa mengatasi gelombang, dia yang menciptakan gelombang," ungkap Anggota DPR Fraksi PDI-P ini.

Ribka mengaku, dirinya mengatakan hal itu karena paham sebagai kader PDIP.

Ia lantas menegaskan, pihaknya tak perlu mengingatkan Jokowi karena bukan lagi kader PDIP.

"Enggak usah, enggak usah diingatkan. Beliau kan sudah cukup tua, cukup dewasa, cukup mengerti, apalagi kalau sebagai kader partai tahulah kiat-kiatnya apa yang harus tidak bisa atau dilarang, dilanggar."

"Ngapain diingatin. Kayak saya nih kader partai, aku tahu diri, aku enggak boleh begini, aku enggak boleh begitu," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas