Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

'Buku Pedoman' Unthulektomi Disorot, Diduga Ciptakan Kultur Bullying di Kalangan Dokter Spesialis

Buku Unthelektomi yang berisikan pedoman dokter spesialis saat jalani PPDS disorot usai kematian dokter muda Aulia, mahasiswi PPDS Anestesi Undip.

Penulis: Rifqah
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in 'Buku Pedoman' Unthulektomi Disorot, Diduga Ciptakan Kultur Bullying di Kalangan Dokter Spesialis
TribunJateng.com
Buku Pedoman Unthulektomi- Buku Unthulektomi yang berisikan pedoman dokter spesialis saat jalani PPDS disorot usai kematian dokter muda Aulia, mahasiswi PPDS Anestesi Undip. 

TRIBUNNEWS.COM - Peristiwa kematian Dokter Aulia Risma Lestari (30) yang bunuh diri diduga karena menjadi korban perundungan atau bullying masih menjadi perbincangan hangat.

Kini, beredar buku berjudul Unthulektomi yang berisikan pedoman dokter residen di media sosial.

Dalam buku tersebut, tertulis tugas junior ke senior dan sistem hierarki.

Buku tersebut pun menjadi sorotan setelah Aulia, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) diduga mengakhiri hidupnya karena tidak kuat mengalami bullying.

Adapun, isi 'buku pedoman' Unthulektomi yang bersampul merah itu berisikan aturan yang harus dilakukan calon dokter spesialis saat menjalani PPDS.

Di mana, tertulis mahasiswa semester 1 hanya boleh bertanya ke mahasiswa di atasnya.

"Hierarki bertanya, tanggung jawab, tugas: smtr 1 -> smtr 2 -> smtr 3, dst," tulis aturan dalam buku Unthulektomi, dikutip dari TribunJateng.com.

Berita Rekomendasi

Tulisan lainnya berisikan soal peraturan bahwa junior harus datang lebih dulu dari senior.

Junior pun diwajibkan harus siap menerima tugas ekstra dari senior.

Dari informasi dihimpun, pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) disebutkan akan melakukan investigasi atas dugaan buku pedoman tersebut.

Sementara itu, lewat keterangan tertulis, Rektor Undip Semarang, Suharmono, membantah kematian Aulia akibat terjadinya perundungan.

Baca juga: 5 Fakta Tewasnya Dokter Aulia: Hasil Visum hingga Buku Catatan Ditemukan di Kamar Kos

Suharmono mengatakan Aulia memiliki gangguan kesehatan, sehingga memengaruhi proses belajarnya itu.

"Almarhumah mempunya problem kesehatan yang dapat mempengaruhi proses belajar yang sedang ditempuh," katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima pada Kamis (15/8/2024).

Dia menjelaskan pula, korban merupakan penerima beasiswa sehingga secara administratif terikat dengan ketentuan pemberi beasiswa.

"Almarhumah memang sempat mempertimbangkan untuk mengundurkan diri tetapi terikat beasiswa," terangnya.

Aulia Tinggalkan Buku Harian

Motif dan penyebab kematian Aulia hingga kini masih menjadi tanda tanya hingga buku harian dokter muda tersebut didalami polisi.

Adapun, buku harian milik Aulia itu diselidiki untuk mendalami motif dan penyebab kematian mahasiswi PPDS Anestesi Undip tersebut.

Kasatreskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena, membeberkan isi buku harian itu.

Andika menuturkan, buku harian Aulia menarasikan soal beratnya kehidupan korban menghadapi pelajaran di perkuliahan.

Isi buku tersebut juga tak jauh berbeda dengan curhatan korban ke ibunya soal beratnya mata pelajaran di perkuliahan.

Bahkan, korban juga sempat menyatakan ingin keluar dari program tersebut, tetapi dia merupakan mahasiswa program beasiswa.

"Korban merupakan mahasiswa jalur beasiswa yang beberapa kali menyatakan ingin keluar dari program tersebut."

"Namun, karena ada biaya-biaya yang harus dibayar maka tak jadi keluar," bebernya, Kamis.

Polisi Belum Berani Pastikan Penyebab Kematian Aulia

Terkait kasus perundungan atau bullying yang dialami korban, Andika mengaku pihaknya belum berani berasumsi motif kematian Aulia itu karena kasus bullying.

Andika mengatakan akan memastikannya terlebih dahulu, dengan melakukan klarifikasi ke teman kerja korban di RSUP Dr. Kariadi Semarang.

"Undip juga sedang investigasi sembari kami melakukan penyidikan," tuturnya.

Sebelumnya, keluarga sudah mengatakan penyebab kematian Aulia karena sakit.

Namun, meski demikian, polisi tetap mendalami kasus tersebut dengan terus melakukan penyelidikan.

Selain mendalami buku harian Aulia, polisi menyelidiki sejumlah bukti lainnya, yakni obat-obatan dan rekaman CCTV, serta menyelaraskan keterangan para saksi.

Andika mengatakan, di tubuh Aulia juga tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

Di kamar korban ditemukan obat keras (jenis Roculax).

"Tubuh korban tak ada tanda-tanda kekerasan hanya ada luka suntik. Di sampingnya, ditemukan satu ampul (botol obat) sudah habis dan satu ampul masih sisa," terangnya.

Menurutnya, dosis obat keras yang masuk ke tubuh korban diduga sekira 3 sentimeter kubik (CC) atau mililiter (mL).

"Itu masih dugaan, nanti dokter forensik yang periksa secara persis total obat yang masuk ke tubuh korban. Diduga korban meninggal dunia karena obat itu," ungkapnya.

DISCLAIMER

Berita di atas tidak bertujuan menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa.

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Anda tidak sendiri, layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan itu.

Pembaca bisa menghubungi Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes (021-500-454) atau LSM Jangan Bunuh Diri (021 9696 9293) atau melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribuJateng.com dengan judul Beredar Isi Buku Pedoman Unthulektomi Diduga Ciptakan Kultur Bullying dr Aulia Mahasiswi PPDS Undip

(Tribunnews.com/Rifqah) (TribunJateng,com/Muslimah/Andra Prabasari)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas