Jokowi Disebut Punya Peran dalam Pengunduran Diri Airlangga, Kader Golkar: Tudingan Tak Beralasan
Sejumlah pihak menilai mundurnya Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Partai Golkar merupakan buah dari cawe-cawe Presiden Joko Widodo.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pihak menilai mundurnya Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Partai Golkar merupakan buah dari cawe-cawe Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengintervensi urusan internal partai berlambang pohon beringin itu.
Namun kader sekaligus koordinator loyalis Partai Golkar, Lisman Hasibuan menepis anggapan tersebut.
Kata dia, mundurnya Airlangga sejatinya memang jadi keinginan kader muda Golkar, lantaran dia sudah menjabat dua periode.
"Sesungguhnya sudah sejak lama kader-kader Golkar ingin Airlangga Hartarto mundur karena dua periode beliau menjadi Ketum Golkar," ujar Lisman kepada wartawan, Minggu (18/8/2024).
Di sisi lain, kaderisasi atau regenerasi juga perlu berjalan. Sehingga mundurnya Airlangga ia nilai sebagai wujud berjalannya demokrasi di tubuh Golkar.
"Harus ada kaderisasi pergantian pucuk kepemimpinan di tubuh Partai Golkar dan hal ini merupakan bentuk demokrasi yang harus diterima semua pihak, bahwa Airlangga Hartarto tidak boleh menjadi ketum selamanya di Golkar. Ini karena masih banyak kader-kader Golkar yang ingin menjadi Ketum Golkar," jelas dia.
Menurut aktivis yang juga Wakil Komandan TKN Golf Prabowo - Gibran ini, tak beralasan jika muncul tudingan pergantian Airlangga karena adanya campur tangan Presiden Jokowi.
Sebab persoalan internal Golkar disebut sudah sejak lama terjadi.
"Jadi persoalan ada isu intervensi kekuasaan hal ini tidak mendasar dan persoalan Airlangga Hartarto mundur, bagian dari urusan Internal Golkar. Karena beliau sudah sangat lama dan dua periode menjadi Ketum Golkar," papar dia.
"Dan sebagai kader Golkar saya meminta publik tidak menyalahkan kekuasaan dalam hal ini Jokowi. Sebab isu itu dimainkan oleh lawan politik yang belum move on dalam Pilpres 2024," tuturnya.