INFOGRAFIS: 6 Poin Pidato Presiden Jokowi di Penutupan Munas Golkar
Presiden Jokowi telah memberikan pidato dalam penutupan Musyawarah Nasional (Munas) XI Partai Golkar pada Rabu (21/8/2024).
Penulis: Reka Alfa Dwi Putri
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo telah memberikan pidato dalam penutupan Musyawarah Nasional (Munas) XI Partai Golkar di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2024).
Berikut enam poin yang disampaikan dalam pidato Jokowi semalam:
1. Nyaman dengan Golkar
Pada awal pidatonya, Jokowi mengungkapkan kenyamanannya hadir di acara partai berlambang pohon beringin itu.
Jokowi mengaku senang berada di acara salah satu partai terbesar dan tertua di Indonesia.
Jokowi bilang, kalau melihat pohon beringin ia merasa sejuk.
Ia juga menyebut, semalam dirinya merasa sangat teduh dan nyaman.
2. Golkar Partai Terbuka
Selanjutnya Jokowi mengaku senang karena Partai Golkar terbuka untuk siapapun.
Menurutnya, pluralisme Golkar betul-betul sangat terjaga dan harmonis, yang membuat Golkar lebih teduh dari yang lain.
3. Tanggapi Putusan MK dan DPR
Poin ketiga Jokowi ialah menanggapi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan rapat DPR RI tentang UU Pilkada.
Jokowi menyebut, keriuhan yang terjadi di media, si tukang kayulah yang disorot.
Menurutnya, itu adalah warna-warni sebuah demokrasi.
Jokowi menegaskan, dirinya saat ini berada di lembaga eksekutif sebagai presiden dan sangat menghormati lembaga yudikatif dan legislatif.
4. Alasan Kenakan Kemeja Kuning
Jokowi menyampaikan alasannya mengenakan baju kuning.
Mantan Wali Kota Solo itu mengatakan, tidak ada alasan khusus mengenakan kemeja panjang berwarna kuning.
Jokowi menambahkan, ia menghargai hajatan besar Partai Golkar yang telah secara aklamasi telah memiliki ketua umum yang baru, yaitu Bahlil Lahadalia.
5. Puji Airlangga Hartarto
Selanjutnya, Jokowi memuji Ketua Umum Golkar sebelumnya, Airlangga Hartarto.
6. Ucapan untuk Pengurus Baru Golkar dan Tutup Munas
Terakhir, Jokowi memberi ucapan untuk jajaran pimpinan dan pengurusan Partai Golkar di bawah pimpinan Bahlil Lahadalia. (Tribunnews.com/Gilang Putranto/Reka Alfa)