Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

6 Respons soal Bahlil Lahadalia Sebut Raja Jawa, dari Tokoh Politik hingga Raja Keraton Yogyakarta

Berikut 6 respons dari tokoh politik hingga Raja Keraton Yogyakarta soal Bahlil Lahadalia usai sebut Raja Jawa di Munas Golkar.

Penulis: tribunsolo
Editor: Suci BangunDS
zoom-in 6 Respons soal Bahlil Lahadalia Sebut Raja Jawa, dari Tokoh Politik hingga Raja Keraton Yogyakarta
Tangkap layar kanal YouTube Golkar Indonesia
Bahlil Lahadalia disahkan sebagai ketua umum Partai Golkar periode 2024-2029 dalam Musyawarah Nasional XI Partai Golkar hari ini, Rabu (21/8/2024). --- Berikut 6 respons dari tokoh politik hingga Raja Keraton Yogyakarta soal Bahlil Lahadalia usai sebut Raja Jawa di Munas Golkar. 

Mantan Ketum Golkar, Airlangga Hartarto, turut menanggapi soal Raja Jawa yang disebut pengganti itu.

Ia berpendapat, keberadaan Raja Jawa hanya eksis pada masa kerajaan di masa lalu, bukan lagi di masa modern seperti sekarang ini.

“Raja Jawa kan zaman Kerajaan dulu, bukan zaman sekarang,” ujar Airlangga di Jl-Expo, Kamis (22/8/2024).

Di sisi lain, wartawan sempat menyinggung mengenai ketidakhadirannya di acara Munas Golkar kemarin, namun ia tidak mau menjawab.

3. Pengamat Politik, Adi Prayitno: Hanya Bahlil dan Tuhan yang Tahu

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, juga menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia mengenai Raja Jawa.

Ia mengatakan, sosok Raja Jawa yang dimaksud Bahlil hanyalah dirinya sendiri dan Tuhan yang mengetahui.

“Hanya Bahlil dan Tuhan saja sebenarnya yang tahu, siapa sebenarnya yang disebut dengan Raja Jawa,” kata Adi, dikutip dari tayangan YouTube Kompas.tv, Jumat (23/8/2024).

Menurutnya, Raja Jawa tersebut, ialah menuju pada penguasa Indonesia saat ini, yakni Presiden RI Joko Widodo atau pemimpin selanjutnya, Presiden terpilih Prabowo Subianto.

“Kalau mau jujur, sebenarnya publik mendefinisikan Raja Jawa itu adalah konotasinya presiden terpilih atau presiden saat ini yang sedang berkuasa, karena mayoritas yang menjadi presiden adalah berasal dari Jawa,” tambahnya.

Adi menyebut, hal itu merupakan peringatan yang disampaikan oleh Bahlil secara terbuka di depan seluruh kader Partai Golkar pada saat musyawarah nasional (Munas).

Ia pun menganggap, hal itu sebagai bentuk ancaman kepada para kadernya agar tidak resisten terhadap pemerintah.

Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2024)
Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2024). (Tribunnews.com/Reza Deni)

4. Idrus Marham: Itu Guyonan Politik Bukan Sikap Politik

Berita Rekomendasi

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Golkar, Idrus Marham, justru terkesan seolah membela Bahlil Lahadalia.

Ia mengatakan, hal yang disampaikan oleh Bahlil merupakan guyonan politik belaka dan bukan sikap politik.

"Harus dibedakan sebuah pernyataan politik dengan guyonan politik. Jadi guyonan politik bukan pernyataan politik, pernyataan politik itu adalah sikap. Kalau guyonan politik kan kamu bicara masalah ini, apalagi Pak Jokowi dianggap Raja Jawa," kata Idrus, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Menurutnya, pernyataan Bahlil tersebut, menyinggung tentang program kerja Partai Golkar agar tidak dianggap main-main oleh para kader partai, namun diungkapkan dengan guyonan.

5. Hasan Nasbi: Publik Bebas Menafsirkan

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, turut merespons pernyataan Bahlil.

Menurutnya, pernyataan Bahlil tersebut disampaikan di acara partai politik, maka sifatnya politis.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas