Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ubah Hama Jadi Daya, Cara Cerdik Warga Waduk Cengklik Manfaatkan Enceng Gondok Menuju Mandiri Energi

Manfaat tidak langsung, lanjutnya, adalah Waduk Cengklik yang bersih dari enceng gondok sehingga meningkatkan daya tarik untuk wisata.

Penulis: Isti Prasetya
Editor: Febri Prasetyo
zoom-in Ubah Hama Jadi Daya, Cara Cerdik Warga Waduk Cengklik Manfaatkan Enceng Gondok Menuju Mandiri Energi
TribunSolo.com/Chrysnha
Warga tengah mengambil eceng gondok di Waduk Cengklik 

Area Manajer Communication, Relation, dan CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Tengah, Brasto Galih Nugroho, menjelaskan penanganan gulma enceng gondok di Waduk Cengklik difokuskan agar bisa bermanfaat bagi kehidupan masyarakat khusunya yang tinggal di sekitar Kawasan Waduk Cengklik

“Enceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan biogas sehingga pendampingan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dilakukan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Adi Sumarmo berfokus pada hal tersebut,” kata Brasto melalui keterangan tertulis.

Pertamina melakukan pendampingan program yang ditujukan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar Waduk Cengklik dengan memanfaatkan potensi lokal untuk menumbuhkan ekonomi

Dalam praktiknya, mitra CSR Pertamina benar-benar dibina dan diejawantahkan di tahapan yang tak asal-asaan, mulai dari kurasi, pemilihan dan pengembangan dilakukan  dengan melibatkan kelompok masyarakat, tokoh hingga pemerintah daerah setempat.

“Kemudian setelah adanya pemetaan kebutuhan dan potensi kemudian diusulkan program ke pusat dan disetujui program, kemudian dibuat road map  5 tahunn serta sasaran-sasaran yang akan dicapai,” tambahnya.

Tak berhenti di situ, Pertamina juga melakukan pengembangan bagi mitra binaan CSR yang ditempatkan di depot-depot terdekat. Outputnya pada tahun terakhir mitra binaan dapat berjalan mandiri karena telah mendapat manfaat dari program ini.

Menuju Desa Mandiri Energi

Berita Rekomendasi

Dalam skala yang lebih luas, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah mendorong desa-desa di Jawa Tengah agar mandiri energi. 

Hal itu dilakukan di antaranya melalui program Desa Mandiri Energi.

Program Desa Mandiri Energi merupakan program nasional yang kemudian dipertajam di Jawa Tengah.

Dalam implementasinya di Jawa Tengah, Desa Mandiri Energi dikategorikan menjadi tiga bagian yakni kategori Inisiatif, kategori Berkembang dan kategori Mapan.

Desa Mandiri Energi kategori Inisiatif apabila desa tersebut sudah memiliki inisiatif untuk memanfaatkan energi di desanya secara sistematis. Kategori Berkembang apabila desa sudah memiliki upaya dan program yang jelas dalam kemandirian energi tetapi produksinya belum mencapai 60 persen. Lalu, kategori Mapan apabila pemenuhan energi yang dikembangkan desa itu sudah mencapai 60 persen.

Saat ini sudah ada lebih dari 2300 desa di Jawa Tengah yang berstatus Inisiatif.  Kemudian untuk yang berstatus Berkembang masih belum banyak yaitu di bawah 100. Sedangkan untuk kategori Mapan masih di bawah 10.

Potensi Biogas Jawa Tengah

Manager Program Sustainable Energy Access dari lembaga Institute for Essential Services Reform (IESR), Marlistya Citraningrum mengatakan teknologi digester untuk biogas saat ini juga cukup terbuka, karena tidak perlu "alat”  khusus melainkan desain tangki dan perpipaan yang sesuai, jadi bisa dilakukan secara mandiri.

Pembangunannya juga bisa dilakukan gotong royong atau komunal. "Lembaga pembiayaan bisa membantu percepatannya dengan menyediakan skema pembiayaan ringan atau khusus sehingga lebih mudah diakses masyarakat," paparnya kepada Tribunnews.com, Jumat (18/8/2023) lalu.

Khusus biogas kotoran ternak, lanjut Citra, pemanfaatan biogas jenis tersebut sama halnya seperti energi dari bahan bakar lain, bahan baku diperlukan terus menerus untuk memastikan sumber energi (berupa gas) dihasilkan secara kontinyu.

Citra dalam studi IESR melalui buku Akses Energi Bersih dan Pengaruhnya pada Kewirausahaan Perempuan mengungkapkan,  penggunaan biogas menciptakan lingkungan memasak yang nyaman dan bersih bagi perempuan.

Selain itu, biogas yang menghasilkan bioslurry dapat dimanfaatkan oleh para petani untuk menyuburkan tanah mereka menjadi lebih gembur dan mereka dapat mengurangi pembelian pupuk kimia.

"Penggunaan biogas tidak hanya memberikan kontribusi terhadap ekonomi dan peningkatan kualitas lingkungan, namun juga mendorong terjadinya proses transformasi sosial, termasuk upaya untuk menguatkan kapasitas dan hak kelompok perempuan," tulisnya dalam studi tersebut.

Terpisah Kepala Bidang Energi Baru Terbarukan Dinas ESDM Jateng, Eni Lestari mengatakan, penggarapan potensi biogas sudah hampir di lakukan di semua kabupaten kota di Jawa Tengah.

Hanya saja, pihaknya masih akan melakukan penelusuran terhadap potensi lainnya semisal ada yang belum tergarap.

"Kepanjangan tangan kami yang berada di daerah sudah menelusuri potensi biogas terutama di peternakan sapi. Bisa saja ada potensi yang belum kegarap, misal ada informasikan saja nanti kita survei baru nanti diusulkan dibangunkan biogas misal masuk kategori layak," kata dia.

Ia menambahkan, potensi energi  biogas sebagai energi ramah lingkungan dapat diandalkan dalam mendukung program pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca. 

Dikutip dari laman Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menyebutkan, Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) menargetkan kontribusi biogas pada bauran energi nasional sebesar 489,8 juta m3 pada tahun 2025.

Data  Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian ESDM mencatat bahwa pada 2022, total implementasi biogas mencapai 47,72 juta meter kubik yang berasal dari 52.113 unit fasilitas biogas, baik untuk rumah tangga, komunal, maupun industri.

"Target Roadmap EBT negara kita  sampai tahun 2050 sehingga generasi sekarang perlu dikenalkan energi alternatif termasuk biogas," tutupnya.  (Isti Prasetya)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas