Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Isi Khotbah Paus Fransiskus saat Misa Agung: Jangan Ratapi Kegagalan, Sabda Tuhan Jadi Kompas Hidup

Paus Fransiskus, dalam homilinya, meminta agar masyarakat jangan meratapi kegagalan dan selalu optimis. Lalu, jadikan sabda Tuhan kompas hidup.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Nuryanti
zoom-in Isi Khotbah Paus Fransiskus saat Misa Agung: Jangan Ratapi Kegagalan, Sabda Tuhan Jadi Kompas Hidup
AFP/DITA ALANGKARA
Paus Fransiskus memberi isyarat setelah berbicara kepada para anggota komunitas Katolik di Katedral Our Lady of the Assumption di Jakarta pada tanggal 4 September 2024. - Tur melelahkan Paus Fransiskus di Asia-Pasifik dimulai pada tanggal 4 September, di mana pria berusia 87 tahun itu tampak dalam keadaan sehat dan bersemangat saat bertemu dengan presiden Indonesia. Paus Fransiskus, dalam homilinya, meminta agar masyarakat jangan meratapi kegagalan dan selalu optimis. Lalu, jadikan sabda Tuhan kompas hidup. (Photo by Dita ALANGKARA / POOL / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus memimpin Misa Agung yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta pada Kamis (5/9/2024) sore.

Dalam misa tersebut, Paus Fransiskus turut menyampaikan homili atau khotbah kepada umat Katolik yang mengikuti.

Pada homili tersebut, ia meminta kepada umat untuk memegang sabda Tuhan sebagai kompas untuk mengarungi kehidupan.




Paus Fransiskus juga berharap agar sabda Tuhan tersebut dapat masuk ke relung hati manusia.

Ia mengungkapkan bahwa sabda Tuhan juga mampu untuk membuat manusia kecewa dengan kefanaan duniawi.

"Kita selalu membutuhkan sebuah terang yang datang dari atas untuk menyinari langkah-langkah kita; akan air kehidupan yang memuaskan dahaga padng gurun jiwa, akan sebuah penghiburan yang tidak mengecewakan karena ia berasal dari surga dan bukan dari hal-hal fana dunia ini."

"Di tengah kekacayan dan kefanaan kata-kata manusia, ada kebutuhan akan sabda Allah, satu-satunya kompas bagi perjalanan kita, yang di tengah begitu banyaknya luka dan kehilangan, mampu menuntun kita menuju arti kehidupan sejati," kata Paus Fransiskus.

BERITA TERKAIT

Di sisi lain, Paus Fransiskus juga meminta agar sabda Tuhan tidak hanya dianggap sebagai gagasan abstrak dan diingat manusia sesaat saja.

Ia berharap umat manusia memegang sabda Tuhan dalam situasi apapun yaitu saat suka maupun duka.

Baca juga: Tangis Herti Sihombing Pecah Meski Hanya Lihat Lambaian Tangan Paus Fransiskus dari Dalam Mobil

Lantas, dia mencontohkan salah satu murid Yesus Kristus yaitu Simon Petrus yang tetap percaya kepada gurunya itu untuk menebar jala agar mendapatkan ikan meski sebelumnya tak mendapatkan apa-apa.

Simon Petrus, kata Paus Fransiskus, langsung menerima mukjizat berupa ditangkapnya ikan setelah percaya kepada Yesus Kristus.

"Tentu saja, selalu akan ada kesulitan-kesulitan dan alasan-alasan untuk mengatakan tidak. Tetapi, marilah kita melihat sekali lagi sikap Petrus: datang dari satu malam yang sulit ketika ia tidak menangkap apa-apa, lelah dan kecewa, tetapi, daripada tinggal seolah-olah dilumpuhkan di dalam rasa hampa atau terhalang oleh kegagalannya sendiri, ia berkata:

"Guru telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa. Tetapi atas perintah-Mu, aku akan menebarkan jala juga"

"Atas perintah-Mu aku akan menebarkan jala juga. Kemudian, sesuatu yang mengejutkan terjadi, yakni mukjizat penuhnya perahu dengan ikan sampai hampir tenggelam," kata Paus Fransiskus.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas