Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

ISF 2024, Indonesia Perlu Rencana Aksi Kolaborasi untuk Keseimbangan Ekonomi dan Iklim    

Rencana aksi kolaborasi diserahkan langsung kepada Kemenkomarinves diwakili oleh Rachmat Kaimuddin selaku Deputi Bidang Infrastruktur dan Transportasi

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in ISF 2024, Indonesia Perlu Rencana Aksi Kolaborasi untuk Keseimbangan Ekonomi dan Iklim    
Istimewa
Penyerahan 12 Rencana Aksi Kolaborasi yang disusun organisasi non-profit dalam momentum International Sustainability Forum (ISF) 2024, Jumat (6/9/2024). Rencana kolaborasi ini iserahkan langsung kepada Kemenkomarinves diwakili oleh Rachmat Kaimuddin selaku Deputi Bidang Infrastruktur dan Transportasi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasiolan EP

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dinilai perlu memiliki rencana aksi kolaborasi guna menyeimbangkan antara target pertumbuhan ekonomi dengan situasi iklim yang kini berada di ambang krisis.

Hal itu diungkapkan Cazadira Fediva Tamzil, Direktur Kebijakan Publik Pijar Foundation, organisasi nonprofit yang fokus dalam isu lingkungan, pendidikan, dan energi bersih dalam peluncuran "12  Rencana Aksi Kolaborasi" yang disusun pihaknya dalam momentum International Sustainability Forum (ISF) 2024.




Sebagai informasi, ISF 2024 merupakan forum  bagi para pemimpin dunia dari berbagai sektor dan negara untuk dapat bertukar pikiran dan pengetahuan sekaligus memberikan solusi dan praktek terbaik menghadapi perubahan iklim yang diinisiasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenkomarinves) Indonesia bersama Kamar Dagang dan Industri (KADIN).

Cazadira Fediva Tamzil, menjelaskan rencana aksi kolaborasi ini  telah disusun sejak tahun 2022, dengan melibatkan 150 pemangku kepentingan dari sektor publik, swasta, dan komunitas masyarakat dari 30 kota/kabupaten se-Indonesia.

Baca juga: IISF 2024: Pertamina Paparkan Transisi Energi untuk Pertumbuhan Ekonomi

Rencana aksi kolaborasi ini, kata dia, diserahkan langsung kepada Kemenkomarinves diwakili oleh Rachmat Kaimuddin selaku Deputi Bidang Infrastruktur dan Transportasi, .

Dia menjelaskan, krisis iklim menempatkan dunia dalam titik kritis, di mana Indonesia menjadi satu di antara negara yang paling terdampak.

BERITA TERKAIT

Di sisi lain, Indonesia juga ingin mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen, jauh di atas rata-rata pertumbuhan saat ini sebesar 5 persen.

“Indonesia perlu menyusun Rencana Aksi Kolaborasi yang menyesuaikan konteks negara berkembang dan ambisi pertumbuhan ekonomi 8 persen. Agar tak hanya menjadi wacana, Indonesia perlu mengakselerasi aksi-aksi kolaborasi konkret untuk mewujudkan Rencana Aksi Kolaborasi yang telah disusun tersebut,” kata Cazadira Fediva Tamzil dikutip Jumat.

Tamzil menyatakan, rencana aksi kolaborasi ini mendorong, antara lain, kolaborasi multi-sektor dalam pengembangan talenta, akselerasi pendanaan, dan penyempurnaan kebijakan publik.

Salah satu bentuk ide konkret adalah platform koordinasi ekonomi-iklim yang mendorong sinergi antara Pemerintah dan masyarakat luas.

Acara peluncuran rencana aksi kolaborasi Pijar Foundation ditutup dengan acara diskusi yang sekaligus diwarnai peluncuran Asosiasi Ekosistem Baterai Indonesia, kolaborasi dengan Indonesia Battery Corporation (IBC) dan start-up produk ramah lingkungan.

Tema diskusi berputar pada bagaimana strategi bisnis dapat sejalan dengan agenda lingkungan. 

Wapres Dorong Kerja Sama Teknologi Hijau

Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin mengajak dunia internasional melakukan pembangunan global yang berkelanjutan dan inklusif. Salah satunya, melalui kerja sama di bidang teknologi hijau atau green technology, teknologi yang ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas