Kuliah Umum di St. Petersburg, Megawati Ulas Perjalanan Hubungan RI-Rusia sejak Era Bung Karno
Kuliah Megawati tersebut disampaikan dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun Ke-300 Universitas Saint Petersburg, di Rusia, Senin (16/9/2024)
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Bobby Wiratama
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Presiden Kelima RI sekaligus Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan bahwa hal fundamental yang tidak pernah berubah dalam hubungan Rusia-Indonesia adalah komitmen untuk hidup berdampingan secara damai.
Megawati pun mengulas perjalanan panjang hubungan antara Indonesia-Rusia, yang disampaikannya dalam kuliah umum bertajuk ‘Tantangan Geopolitik dan Pancasila Sebagai Jalan Tata Dunia Baru’.
Kuliah tersebut disampaikan dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun Ke-300 Universitas Saint Petersburg, di Rusia, Senin (16/9/2024).
Hadir sebagai peserta ratusan mahasiswa dari Universitas Saint Petersburg serta sivitas akademika kampus tersebut.
Megawati mengatakan kedatangannya di Rusia ini melekat dengan berbagai kenangan sejarah.
“Pertama, ketika Dr. Ir. Soekarno, yang sering disebut Bung Karno, Proklamator, dan Presiden Pertama Republik Indonesia, berkunjung ke Uni Soviet pada tahun 1956, dan bertemu dengan Presiden Voroshilov. Bung Karno sungguh terkesan terhadap jalan sosialisme dan prinsip koeksistensi yang diterapkan,” kata Megawati.
Kedua, Megawati bercerita bahwa Bung Karno pada tahun 1962 menerima kunjungan balasan Presiden Rusia Nikita Khrushchev.
Selain mendapat bantuan pembangunan Gelora Bung Karno yang saat itu merupakan stadion terbesar di Asia Tenggara, Indonesia juga mendapatkan bantuan peralatan militer untuk integrasi teritorial dan kedaulatan wilayah RI.
“Pada saat itu, Bung Karno memberikan penghargaan Bintang Mahaputra kepada kosmonaut Yuri Gagarin. Penghargaan tertinggi tersebut, selain sebagai wujud apresiasi terhadap kemajuan teknologi ruang angkasa negara ini, juga sebagai sumber keteladanan bagi para pemuda Indonesia untuk membangun visi antariksa,” ujarnya.
Selanjutnya, Megawati bercerita saat dirinya menjadi Presiden Republik Indonesia, ia bertemu dengan Presiden Putin pada tahun 2001 dan 2003.
Pada saat itu, tata dunia bersifat unipolar di mana perang terhadap terorisme sedang gencar dilakukan.
Baca juga: Basarah: Kunjungan Megawati ke Rusia dan Uzbekistan Perkuat Kedekatan Indonesia-Rusia-Uzbekistan
“Saya memperkuat kerja sama pertahanan, salah satunya dengan membeli pesawat tempur Sukhoi. Pesawat tempur ini, sampai sekarang, dalam hal teknologi, kemampuan manuver, dan daya presisi, masih sangat unggul dan membanggakan Angkatan Udara kami,” sambungnya.
Dari semua perjalanan itu, Megawati mengatakan prinsip ini tertuang dalam politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.