MPR RI Usulkan Soeharto Jadi Pahlawan, Tutut dan Titiek Minta Bapaknya Dimaafkan
MPR mengusulkan ke pemerintah agar memberikan gelar pahlawan nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Theresia Felisiani
Ia pun mengklaim semua yang dilakukan Soeharto saat itu hanya demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia.
"Kami keluarga, bahwa setelah sekian tahun lamanya akhirnya ada yang menyadari dan mengatakan sesuatu yang benar, bahwa yang benar itu benar, yang salah itu salah dan persatuan itu lebih penting daripada dendam kesumat," kata Tutut.
Senada dengan kakaknya, Titiek juga meminta bapaknya dimaafkan jika ada kesalahan selama 32 tahun berkuasa.
"Kami mewakili keluarga besar Pak Harto menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar besarnya dan setinggi-tingginya kepada pimpinan MPR dan seluruh anggota MPR yang telah secara bulat berkecepatan untuk mencabut nama Pak Harto mantan presiden RI kedua dari ketetapan MPR," kata Titiek dalam sambutannya.
Titiek mengakui Soeharto bukanlah manusia yang sempurna. Dia pun memahami jika ada sebagian masyarakat yang tidak puas dengan dengan kepemimpinan bapaknya tersebut.
"Tidak ada manusia yang sempurna. Pasti yang sempurna hanya Allah semata. Jadi pasti bapak dalam perjalanan beliau memimpin bangsa ini ada hal-hal yang tidak berkenan di hati masyarakat. Untuk itu kami maaf yang sebesar-besarnya," jelasnya.
Baca juga: Pernah Disinggung Sri Mulyani Milenial Sulit Punya Rumah, Cucu Sigit Soeharto Bangun 5 Ribu Hunian
Lebih lanjut, Politikus Gerindra itu pun meminta masyarakat tidak bisa melupakan begitu saja apa yang sudah dilakukan Soeharto dalam 32 tahun memimpin bangsa.
Ia pun mengungkit bahwa Soeharto diklaim mampu menurunkan inflasi yang mencapai ratusan persen saat kepemimpinannya menjadi Presiden RI. Bahkan dalam beberapa tahun, inflasi itu terjaga menjadi satu digit saja.
"Kemudian penghargaan-penghargaan yang diterima oleh beliau, oleh bangsa ini dari lembaga-lembaga internasional kita bisa dari negeri impor beras terbesar menjadi swasembada.
Semua itu diakui oleh internasional. Untuk itu dan banyak lagi hal hal yang lainnya, mohon itu juga tidak dilupakan oleh para pimpinan pendiri bangsa dan juga masyarakat Indonesia," ungkapnya.
Titiek pun berharap kebijakan-kebijakan yang baik dalam era Soeharto juga dapat dilanjutkan oleh pemerintah. Di antaranya, Garis Besar Haluan Negara (GBHN), posyandu, posdaya, SD Inpres hingga pembangunan 999 masjid di seluruh Indonesia.
"Jadi untuk ke depan tidak perlu buang-buang waktu untuk untuk trial and error peraturan-peraturan atau bikin program baru. Yang lama saja kita contek, kita lihat dengan keinginannya kita perbaiki sesuai dengan apa yang diperlukan sekarang," ujarnya.(tribun network/igm/dod)