Israel Menyerang, Bagaimana Nasib 1.232 Prajurit TNI yang Bertugas di Lebanon?
Militer Israel kembali melancarkan serangannya ke ibu kota Lebanon, Beirut, pada Kamis (3/10/2024) dini hari.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konflik di Timur Tengah memanas setidaknya dalam sepekan terakhir.
Hal ini karena militer Israel kembali melancarkan serangannya ke ibu kota Lebanon, Beirut, pada Kamis (3/10/2024) dini hari.
Itu adalah serangan kedua terhadap ibu kota Lebanon sejak permusuhan antara Israel dan Hizbullah tahun lalu.
Kontributor Al Jazeera di lapangan melaporkan terdapat tiga ledakan besar di Dahiyeh, pinggiran kota Beirut selatan yang merupakan daerah yang sama tempat pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, terbunuh bulan lalu.
Kementerian Kesehatan Lebanon menyatakan sedikitnya 5 orang tewas dan belasan lainnya terluka akibat serangan itu.
Sementara itu secara keseluruhan, 46 orang tewas dan 85 lainnya terluka di Lebanon akibat serangan Israel.
Serangan tercatat terjadi di wilayah selatan Nabataba, Bekaa, Baalbek-Hermel dan Gunung Lebanon.
Lalu bagaimana nasib 1.232 personel TNI yang bertugas di Lebanon?
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Hariyanto mengatakan prajurit TNI yang bertugas di Lebanon saat ini bertugas seperti biasa.
Pasukan TNI yang berada di homebase juga siap untuk menjemput atau mengawal evakuasi WNI seizin Menteri Luar Negeri RI.
"Menteri Luar Negeri juga harus seizin Commander UNIFIL yang di sana. Ini harus secara bertahap. Tetapi yakinlah penugasan di sana sampai dengan sekarang, masih dilaksanakan seperti biasa. Sampai sekarang aman (belum ada laporan prajurit terluka)," kata Hariyanto di Lapangan Silang Monas Jakarta Pusat pada Kamis (3/10/2024).
Seperti diketahui ada 1.232 prajurit TNI di Lebanon yang bertugas bersama Pasukan Perdamaian PBB (UNIFIL).
Lebih dari 1.000 prajurit TNI saat ini tersebar di beberapa daerah di Lebanon untuk melaksanakan misi perdamaian bersama UNIFIL.
Sebagian besar prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL beroperasi di darat, sedangkan Satgas MTF beroperasi di laut.
Terkait dengan perang yang meluas sampai Lebanon, UNIFIL pada bulan lalu menggelar latihan untuk situasi kedaruratan.
Diberitakan juga sebelumnya Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno Marsudi menyampaikan proses evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Lebanon, tengah berjalan.
Iya mengatakan ada sekitar 25 dari 159 WNI yang tengah dalam perjalanan evakuasi melalui jalur darat.
"Jadi kita sudah mengevakuasi sebagian dari warga negara kita, tentunya pada saat evakuasi ini kita mengimbau yang ingin dievakuasi," kata Retno ditemui selepas acara penghargaan MUI, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat pada Kamis (3/10/2024).
"Totalnya 20 sampai 25 kalau nggak salah, sekitar segitu," sambung dia.
Berdasarkan laporan yang diterima Retno, para WNI yang dievakuasi dari Beirut Lebanon sudah sampai dengan selamat di Damaskus, Ibu Kota Suriah, atau berjarak 111 kilometer antar kedua kota.
Para WNI selanjutnya akan meneruskan perjalanan sampai kembali ke Indonesia.
"Jadi yang dievakuasi kali ini adalah melalui darat dan tadi pagi saya sudah mendapatkan laporan bahwa mereka sudah sampai melalui Suriah, melalui Damascus dengan selamat untuk kemudian akan kembali ke Indonesia," kata dia.
Ia mengatakan untuk evakuasi menggunakan ruang udara atau pesawat bergantung pada negara yang menjadi lokasi untuk keberangkatan.
Pasalnya, kata dia, intensitas perang yang terjadi di Timur Tengah membuat beberapa negara melakukan buka tutup ruang udara mereka.
Ia mencontohkan Negara Yordania, sebelah selatan Suriah, yang sempat membuka ruang udara mereka tapi kemudian ditutup lagi dalam hitungan hari.
Retno juga mengatakan situasi saat ini di Timur Tengah sangat dinamis imbas tensi panas yang bukan hanya terjadi di Gaza, Palestina, tapi merambah ke kawasan Timur Tengah lainnya.
"Nanti kita lihat, karena kan ruang udara beberapa negara di wilayah tersebut mengalami buka tutup, jadi kita akan lihat pokoknya kesempatan terakhir penerbangan dapat dilakukan tentunya akan kita lakukan lebih cepat lebih baik," kata Retno.
Sebagai informasi berdasarkan data lapor diri, ada 159 orang WNI yang tinggal dan menetap di Lebanon.
Mayoritas dari WNI tersebut adalah mahasiswa.
Mereka adalah WNI sipil, belum termasuk staf KBRI dan personel TNI yang bertugas di UNIFIL, pasukan sementara Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB) yang bertugas di Lebanon.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.