Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

MUI Tegaskan Komitmen Boikot Produk Israel: Genosida Gaza Masih Belum Berhenti

MUI mengajak masyarakat untuk jangan kendor serta tetap semangat dan solidaritas dalam melakukan boikot terhadap produk-produk terafiliasi Israel. 

Penulis: Matheus Elmerio Manalu
Editor: Anniza Kemala
zoom-in MUI Tegaskan Komitmen Boikot Produk Israel: Genosida Gaza Masih Belum Berhenti
Dok. MUI
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI, KH M Cholil Nafis. 

TRIBUNNEWS.COM - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak masyarakat untuk jangan kendor serta tetap semangat dan solidaritas dalam melakukan boikot terhadap produk-produk terafiliasi Israel. 

Mengingat peristiwa pembantaian Israel terhadap Warga Gaza akan genap setahun pada 7 Oktober 2024, MUI melakukan refleksi atas aksi-aksi yang telah dilakukan masyarakat selama ini.

Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI, KH M Cholil Nafis berharap, kekompakan dan dukungan akan terus datang dari Muslimin dan seluruh lapisan masyarakat untuk kemerdekaan Palestina. 

“Jangan pernah berhenti dalam gerakan boikot. Sebab, genosida di sana juga tidak berhenti. Makanya, tugas kita terus mendengungkan gerakan boikot produk Israel dan semua yang terafiliasi,” kata Kiai Cholil dikutip dari laman resmi MUI, Rabu (25/9/2024) 

Seruan MUI ini juga berlandaskan pada pernyataan resmi otoritas kesehatan di Gaza yang baru-baru ini mengkonfirmasi hampir 45 ribu orang warga Gaza tewas dalam setahun terakhir, yang sebagian besar terdiri anak-anak dan kaum perempuan.

Belum berhenti, mesin-mesin perang Israel hingga hari ini masih terus menggempur wilayah kecil di selatan Palestina tersebut dengan catatan telah melukai lebih dari 100 ribu orang dan memaksa 2 juta lebih penduduknya untuk hidup di tenda pengungsian. 

Kiai Cholil melanjutkan, penderitaan warga Gaza itu seharusnya bisa menjadi pendorong umat Islam Indonesia untuk melakukan tugas dan tanggung jawabnya bersama dalam menciptakan perdamaian dunia, terutama membantu membebaskan Palestina dari penjajahan Israel. 

BERITA REKOMENDASI

“Kita membantu Palestina sesuai dengan kemampuan masing-masing. Intinya, ini soal kemanusiaan kita bersama dan karena itu kita tidak boleh diam,” imbuhnya. 

Baca juga: Merek Makanan Barat Alami Penurunan Laba karena Aksi Boikot Perusahaan yang Kerja Sama dengan Israel

Komitmen MUI dalam gerakan boikot produk Israel

Dalam kesempatan yang sama, Cholil juga menyoroti perbedaan sikap di antara masyarakat terkait gerakan boikot Israel. Ia merasa hal tersebut adalah wajar karena semua orang memiliki hak berekspresi dan menyatakan pendapat. 

Namun, Ia berharap karena perbedaan sikap yang terjadi–terutama di antara sesama umat Muslim Indonesia–tidak akan menimbulkan perpecahan yang bisa mengaburkan kejahatan kemanusiaan Israel di Gaza. 

“MUI menghargai perbedaan pendapat yang berkembang. Itu wajar saja. Namun, perbedaan ini tidak boleh menghilangkan kesepakatan, yakni keberpihakan terhadap perjuangan Palestina. Perbedaan jangan membuat kita terpecah,” tambahnya. 

Cholil pun menegaskan komitmen MUI untuk terus mengampanyekan dua fatwa terkait boikot produk Israel meski sebagian pihak menilai gerakan boikot mengendur di tengah masyarakat. 

“MUI tidak masuk angin meskipun ada banyak angin yang datang ingin menggoyahkan komitmen MUI dalam gerakan boikot produk Israel dan semua yang terafiliasi. Selama praktik penjajahan masih terjadi di Palestina, kami tidak akan pernah berhenti untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina,” tegas Cholil.

Boikot produk Israel, konsumsi produk lokal

Bicara lebih jauh terkait boikot produk Israel dan semua produk terafiliasi, Cholil berharap informasi terkait gerakan ini bisa terus digaungkan di tengah-tengah masyarakat, termasuk di media sosial. 

“Yang penting dalam gerakan boikot ini, kita semua punya 'standing position' sama yakni membela Palestina. Kewajiban kita adalah berjuang. Soal berhasil atau tidaknya, itu kehendak Allah SWT,” pesannya. 

Ia juga menambahkan bahwa gerakan boikot produk Israel dan semua produk terafiliasi ini memiliki pijakan yang sah, yakni pada fatwa MUI dan rekomendasi lembaga agar Muslimin beralih menggunakan produk lokal. 

Ini selaras dengan salah satu fatwa MUI, yakni Fatwa MUI No. 14/Ijtima’ Ulama/VIII/2024 tentang Prioritas Penggunaan Produk dalam Negeri, MUI mendorong warga Muslim Indonesia ikut membangkitkan ekonomi nasional dengan mengkonsumsi produk lokal dan menghindari segala produk terafiliasi maupun diimpor langsung dari Israel.

Agar tidak simpang siur, MUI juga telah mengeluarkan sejumlah kriteria produk terafiliasi Israel yang perlu diboikot. Salah satunya adalah boikot atas produk perusahaan yang sahamnya dikendalikan pihak asing yang memiliki keterikatan bisnis dengan Israel. 

Boikot juga diberlakukan atas produk perusahaan yang pengendali utamanya memiliki sikap politik mendukung genosida dan agresi Israel atas Bangsa Palestina. 

Baca juga: Gerakan Boikot Produk Terafiliasi Israel, Pakar: Konsumen Butuh Kejujuran, Bukan Strategi Pemasaran

MUI juga menghimbau masyarakat berpantang dari mengkonsumsi produk yang diproduksi oleh perusahaan yang mempromosikan segala hal yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur agama, Pancasila, dan UUD 1945, termasuk homoseksualitas, terorisme, dan ultra liberalisme.

Menurut Kiai Cholil, gerakan boikot produk Israel pada dasarnya sejalan dengan sikap pemerintah Indonesia yang telah berulang kali menyampaikan sikap tegas dan mengecam barbarisme Israel di berbagai forum internasional.

“Ini bukti nyata sekaligus komitmen terang di tengah umat Islam bahwa Indonesia setia mendukung dan terus membantu terwujudnya kemerdekaan Palestina,” tutupnya. 

Baca juga: MUI Imbau Konsumen Lakukan RIset Mandiri Terkait Boikot Produk Terafiliasi Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas