Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Legislator NasDem Soroti Kematian Murid Usai Dihukum Squat Jump Oleh Gurunya di Deli Serdang

Anggota DPR RI Fraksi Partai NasDem Ahmad Sahroni, menyesalkan bahwa masih adanya budaya pemberian hukuman fisik tidak wajar kepada para siswa.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Legislator NasDem Soroti Kematian Murid Usai Dihukum Squat Jump Oleh Gurunya di Deli Serdang
KOMPAS.com/GOKLAS WISELY
Polresta Deli Serdang melakukan proses ekshumasi makam siswa bernama RRS (14) yang meninggal dunia usai dihukum squat jump 100 kali oleh gurunya di Desa Negara Beringin, Kabupaten Deli Sedang, Sumatera Utara (Sumut), Selasa (1/10/2024). (KOMPAS.com/GOKLAS WISELY) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR RI Fraksi Partai NasDem Ahmad Sahroni, menyesalkan bahwa masih adanya budaya pemberian hukuman fisik tidak wajar kepada para siswa.

Hal itu disampaikannya sekaligus merespons kasus tewasnya siswa SMP di Deli Serdang, Rindu Syahputra Sinaga (14), yang diduga meninggal dunia setelah dihukum squat jump 100 kali oleh gurunya. 

"Hari gini masih ada aja pemberian hukuman fisik tidak wajar kepada siswa seperti itu. Zaman sudah modern, kurikulum sudah diperbaharui, tapi cara mengajarnya masih kuno," kata dia kepada wartawan Jumat (4/10/2024).

"Ini benar-benar harus jadi momentum pembenahan di pendidikan kita, di mana tak boleh ada lagi hukuman fisik tak wajar di lingkungan pendidikan," lanjutnya.

Maka dari itu, setelah dilakukan proses ekshumasi, dia meminta pihak kepolisian segera mengungkap penyebab kematian korban. 

Jika nantinya benar akibat ulah guru, Sahroni meminta guru tersebut dijerat pidana berat.

Berita Rekomendasi

“Maka saya minta pihak forensik kepolisian segera mengungkap penyebab kematian korban. Jika benar kelelahan akibat hukuman tidak wajar tersebut, saya minta oknum guru itu langsung diberi hukuman setimpal," kata dia.

"Agar memberi pesan bahwa, tidak boleh lagi ada guru yang menerapkan cara-cara pengajaran seperti itu. Kalau murid ada salah ya dinasehati, pun jika diperlukan hukuman, bisa yang lebih mendidik, bukan menyiksa,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Sahroni berharap kejadian seperti ini menjadi temuan terakhir di ranah pendidikan Indonesia.

“Dan saya harap kasus-kasus seperti ini tidak terulang lagi. Kalau masih ada, murid melapor saja ke pihak sekolah atau orang tua. Nanti biar dilaporian ke polisi dan diusut,” pungkasnya.

Kronologi

Kasus tewasnya siswa SMP di Deli Serdang, Sumatra Utara berinisial RSS (14) masih dalam proses penyelidikan.

Petugas kepolisian akan melakukan ekshumasi atau pembongkaran makam untuk mengungkap penyebab kematian RSS.

RSS meninggal di RS Sembiring Delitua, Deli Serdang pada Kamis (26/9/2024).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas