Jadi Penerjun di HUT ke-79 TNI, Mayor Yose Damayanti : 'Bangga Bisa Hibur Banyak Orang'
Memasuki usia 53 tahun, Mayor Yose tetap menjadi wanita tangguh yang berani melakukan penerjunan di depan Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto
Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Eko Sutriyanto
Meski spesial, Yose mengaku penerjunan kali ini juga tak bisa dihindarkan dari kendala.
Selain kendala angin, para penerjun juga dihadapkan dengan tantangan mendarat di tengah kota.
Obstacel atau rintangannya lebih sulit dibandingkan tempat lain. Gedung bertingkat hingga tiang listrik menjadi tantangan bagi para penerjun ini melakukan aksinya. Karena, jika salah melakukan pengarahan, penerjun bisa saja terlempar jauh dari tempat pendaratan.
Untungnya, alat yang digunakan para penerjun TNI itu untuk terjun payung itu sudah pasti kuat dan kokoh.
Itu terbukti karena jenis parasut tactical ini bisa menahan beban hingga 145 kilogram.
Sebagai penerjun senior, Yose pun berharap ada junior-juniornya prajurit Korps Wanita TNI yang bisa mengikuti jejaknya menjadi penerjun TNI.
Ia pun meminta para prajurit Korps Wanita TNI penerus bisa mengabdikan diri untuk bangsa dan negara tanpa rasa takut.
"Harapan untuk TNI, semoga semakin jaya, semakin memiliki jiwa ksatria, kemudian tidak melupakan sejarah, dan saya minta adik-adik saya, penerus penerus saya juga bisa meneruskan profesi saya sebagai penerjun," tuturnya.
Pertama Kali Terjun di Monas
Berbeda dengan Yose, penerjun lainnya dari Satuan Brigif 18 Denpandutaikam Divisi II Kostrad, Praka Luddin Kudadiri menceritakan pengalamannya menjadi penerjun pada perayaan HUT ke-79 TNI ini.
Meski sudah melakukan 759 penerjunan sejak 2019 laluLuddin mengaku ini baru pertama kali ia terjun di kawasan Silang Monas, Jakarta Pusat.
"Untuk penerjunan di HUT ke-79 sangat menyenangkan, dan untuk pertama kali saya terjun di Monas yang disiarkan oleh seluruh masyarakat, terutama di Monas ini disaksikan oleh Presiden kita dan TNI para kepala staf TNI," kata Luddin kepada Tribunnews.
Sementara soal kendala, Luddin menyebut tak ada kendala yang berarti ketika dirinya melompat dari pesawat di ketinggian 6.000 kaki di atas permukaan laut.
Bahkan, ketika sudah mendekati daratan, parasut yang digunakan mengembang dengan sempurna hingga proses pendaratan berjalan dengan baik.
"Perasaan saya terpilih menjadi pasukan penerjun dari Angkatan Darat Kostrad Divisi Dua khususnya Denpandutaikam Brigif 18 Trisula, perasaan terjun di Monas ini bisa disaksikan oleh Presiden kita sangat menyenangkan dan gembira karena juga disaksikan oleh masyarakat," tuturnya.
Dalam hal ini, Luddin juga menuturkan harapan dan doanya untuk TNI ke depan. Dia berharap TNI bisa terus kompak untuk menjaga pertahanan negara.(tribun network/abd/dod)