Literasi Digital Diperlukan untuk Cegah Krisis Kualitas pada Generasi Muda Akibat Judi Online
Diskusi yang berlangsung di Pekan Baru, Riau, Minggu, 6 Oktober 2024 ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap bahaya judol.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (PP Hima Persis) kembali mengadakan Hima Persis Talk dengan tema "Peran Literasi Digital: Mencegah Krisis Kualitas Pada Generasi Muda Akibat Judi Online".
Diskusi yang berlangsung di Pekan Baru, Riau, Minggu, 6 Oktober 2024 ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap bahaya judi online.
Acara ini dihadiri oleh ratusan peserta dari kalangan mahasiswa dan masyarakat umum.
Dalam acara tersebut, hadir dua narasumber yaitu Dr. Jufrizal Syahri, M.Si, Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Riau, dan Budi Ramadhan Ritonga, Bendahara Umum PP. HIMA Persis.
Keduanya membahas isu-isu krusial yang dihadapi generasi muda terkait bahaya judi online serta pentingnya peningkatan kesadaran literasi digital bagi generasi muda, terutama potensi kerusakan moral dan ekonomi yang bisa terjadi jika tidak segera ditanggulangi.
Zul Ihsan Maarif selaku Ketua PW HIMA PERSIS Riau dan Ketua Panitia Lokal dalam sambutan laporannya, menuturkan “Diskusi HIMA PERSIS Talks dengan mengangkat isu Judi Online ini merupakan langkah strategis bagi anak muda terutama di Pekanbaru untuk bersama-sama melawan maraknya judi online di masyarakat."
Selanjutnya Firdaus Effendi selaku Ketua Bidang Politik dan Kebijakan Publik PP Hima Persis, dalam sambutannya mewakili Ketua Umum PP. Hima Persis menekankan pentingnya membahas persoalan judi online.
Menurutnya, judi online sudah menjalar ke berbagai kalangan, khususnya generasi muda.
"Judi Online merupakan ancaman bagi bangsa. Maka diharapkannya peran dari generasi muda untuk terus waspada dan bertindak tegas terhadap ancaman ini," ujar Firdaus.
Firdaus juga berharap acara ini bisa menjadi awal dari gerakan anti-judi online yang lebih luas di kampus dan masyarakat, dengan tujuan menciptakan generasi yang lebih sehat, produktif, dan siap menghadapi masa depan.
Sementara, Raynzi Solihinakta selaku Sekretaris Riau Creative Network, juga turut memberikan keynote mengenai pentingnya Literasi Digital, dan memaksimalkan potensi dari teknologi untuk mengembangkan skill dan ekonomi kreatif.
“Sehingga dengan kesadaran literasi digital dan pemanfaatan teknologi dengan tepat maka kita dapat menggunakan teknologi untuk hal-hal yang positif dan juga berpotensi untuk menjadi salah satu sumber pemasukan."
Sedangkan, Jufrizal menyoroti aspek psikologis terkait judi online, menyatakan bahwa dampaknya bukan hanya merusak ekonomi, tetapi juga kesehatan mental.
“Kecanduan judi online menimbulkan tekanan psikologis yang signifikan, merusak hubungan sosial, dan menjebak individu dalam lingkaran destruktif yang sulit diputus,” jelas Jufrizal.
Lebih lanjut, Jufrizal juga menyoroti bagaimana Judi Online yang hanya dianggap sebagai permainan namun justru banyak menjadi jalan untuk lahirnya tindak kriminal seperti pencurian, perampokan hingga pembunuhan.
Sementara itu, Budi Ramadhan, menjelaskan, bagaimana judi online memanfaatkan teknologi digital untuk mempengaruhi perilaku pengguna.
“Judi online menggunakan algoritma yang sangat canggih untuk menarik perhatian pengguna internet. Oleh karena itu, literasi digital yang kuat sangat dibutuhkan agar generasi muda tidak terjerat dalam perangkap ini,” paparnya.