Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Awal Mula Komeng Dapat Komite II DPD, Disebut Pilihannya Sendiri Tapi Protes, Berikut Penjelasannya

Sudah ada kesepakatan bersama para senator setiap provinsi, termasuk dari Jawa Barat tempat Komeng, Aanya, dan yang lain-lain berasal.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Awal Mula Komeng Dapat Komite II DPD, Disebut Pilihannya Sendiri Tapi Protes, Berikut Penjelasannya
tangkap layar
Anggota DPD RI terpilih periode 2024-2029 Alfiansyah alias Komeng. Ia melakukan protes kepada pimpinan DPD RI lantaran tidak ditempatkan di bidang yang sesuai dengan kemampuannya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembagian tugas Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI untuk duduk di komite berapa disebut merupakan hasil rembukan dari daerah pemilihan (dapil) dan pilihan masing-masing anggota dewan.

Namun, penempatan yang tidak sesuai dengan keahliannya menimbulkan protes dari anggota DPD itu sendiri, seperti Senator dari Jawa Barat Alfiansyah Komeng.

Ia ditempatkan di Komite II DPD yang mempunyai lingkup tugas pada pengelolaan sumber daya alam, dan pengelolaan sumber daya ekonomi lainnya.

Penempatan Komeng di Komite II DPD, disebut merupakan pilihan dari Komeng sendiri.

Baca juga: Saat Komeng Mencairkan Suasana Rapat Pemilihan Pimpinan MPR yang Mulai Tegang

Hal itu diungkapkan Anggota DPD sesama Dapil Jawa Barat, Aanya Rina Casmayanti.

Aanya mengaku heran terhadap sikap Komeng karena sebelum penugasan dibacakan pimpinan DPD pada Rabu (9/10), sudah ada kesepakatan bersama para senator setiap provinsi, termasuk dari Jawa Barat tempat Komeng, Aanya, dan yang lain-lain berasal.

"Saya tidak tahu mengapa saat form pengajuan penetapan diserahkan ke sidang paripurna, Senator Komeng menginterupsi keputusan yang sudah ia buat," kata Aanya dikutip Senin (14/10/2024).

BERITA REKOMENDASI

Kesepakatan tersebut dituangkan dalam sebuah surat pengajuan yang ditandatangani oleh semua anggota DPD dari dapil terkait. 

Hal ini telah diatur dalam Pasal 43 ayat (2) Peraturan DPD RI Nomor 2 Tahun 2024 tentang Tata Tertib, yang menyebutkan bahwa keanggotaan di setiap alat kelengkapan DPD ditentukan oleh kelompok anggota provinsi masing-masing.

Ia menjelaskan, masuknya Komeng ke Komite II DPD merupakan permintaan pribadi Komeng sendiri. 

Permintaan ini, kata Aanya, disampaikan pada 2 Oktober 2024 melalui grup WhatsApp anggota DPD Jawa Barat. Bahkan Agita Nurfianti, senator lainnya, mengalah dan bersedia bertukar tempat untuk memberi ruang kepada Komeng di Komite II.

"Komeng meminta untuk di Komite II pada tanggal 2 Oktober melalui WhatsApp group DPD Jabar," tulis Aanya.

"Artinya, pilihan ke Komite II diketahui dan disetujui oleh semua senator Jabar lainnya," ujarnya.

Penjelasan Komeng

Komeng menjelaskan, semua anggota DPD termasuk dirinya diberikan kebebasan memilih untuk menempati komite yang sesuai bidangnya.

"Semua bebas memilih. Didapil (daerah pemilihan) itu saya ada Bu Agita yangg di Komite 3, tapi Bu Agita juga bilang tidak apa-apa kalau mau tukeran. Tapi saat itu temen-teman Komite 2 pada treak sambil becanda, Bang Komeng jangan pindah. Tapi  sekarang saya sudah pindah di komite 3 (seni budaya). Tapi di DPD itu, setiap tahun dirolling, nanti saya harus merasakan di komite lain," kata Komeng saat dihubungi Tribunnews, Sabtu (12/10/2024).

Dalam akun Instagram pribadinya komeng.original, Komeng pun memberikan penjelasan melalui video terkait polemik tersebut dengan memberikan keterangan 'Goreng2 tumis2..."

Dalam penjelasan tersebut, Komeng ditemani dengan Anggota DPD Dapil Papua Selatan Gus Adib Fuad.

Berikut penyataan Komeng:

Jadi waktu itu saya, hasil dari rembukan Dapil Jabar itu di Komite II tentang pertanian dan sebagainya, dan memang saya visi misi saya bidangnya di seni budaya. 

Dan soal Pak Sultan Najamudin itu memberikan kebebasan kepada saya, bukan dari DPD atau Pak Sultan mengkunci saya. Saya diberikan kebebasan.

Saya boleh di (Komite) III, II, I, dimana saja, yang memang bidangnya. Pas di sidang itu kan Pal Sultan nawarin, terus tiba-tiba teman (yang dikomisi II), Bang Komeng jangan pindah dong.

Jadi saya dengan ketua DPD tidak ada masalah, saya dengan kelembagaan DPD tidak masalah, semua memberikan kebebasan kepada saya.

Pemilih saya juga tidak usaha khawatir, saya juga bisa sekarang pindah ke Komite III, tapi kan katanya di DPD setiap tahun di rolling, kolektif kolegial. Jadi sekarang saya di Komite II, tahun depan III, semua harus merasakan di situ.

Tapi buat pemilih tidak usah khawatir, saya bisa hari ini pun pindah ke komite III.

Protes Komeng

Sebelumnya, Komeng melakukan protes kepada pimpinan DPD RI lantaran tidak ditempatkan di bidang yang sesuai dengan kemampuannya.

"Assalamualaikum, ini dapil saya di Jabar nih. Kebanyakan emak-emak. Tahu sendiri kan mulut emak-emak kan paling sakti di dunia," kata Komeng dilansir dari Tiktok @bpsdi.dpdri, pada Kamis (10/10/2024). 

Komeng protes lantaran dirinya ditempatkan di komite yang tidak sesuai dengan bidangnya.

Di mana Komeng ingin ditempatkan di komite seni budaya namun justru ditaruh di sektor pertanian. 

"Ini sebenarnya komitenya ini seni budaya, tapi saya habis dijenggutin jadi saya masuk ke komite dua yang saya tidak memahami. Ada soal pertanian tadi kan," kata Komeng

Namun kata Komeng, pimpinan DPD RI hanya memintanya untuk belajar dengan cepat bidang pertanian yang ditugaskan kepadanya. 

Komeng kemudian mengaku bingung harus belajar kemana sesuatu yang tidak dipahaminya.

"Tadi pimpinan bilang itu harus mempelajari yang cepat. Pimpinan bisa mengarahkan saya, saya harus belajar ke mana? Terima kasih," kata komedian yang baru pertama kali terjun ke politik dan pemerintahan ini.

Netizen pun menganggap pernyataan Komeng sebagai bentuk kritik terhadap Ketua DPD RI yang menempatkan anggota tidak pada bidangnya. 

“itu bentuk protesnya Komeng, dia tujuannya masuk komisi seni budaya sesuai bidangnya tapi ditaruhnya di komisi pertanian dan disuruh belajar dengan cepat pertanyaan belajar kmn itu adalah itu bentuk kritik,” tulisnya.

Seperti lembaga legislatif lainnya, DPD RI juga memiliki alat kelengkapan. Alat kelengkapan DPD RI di antaranya yakni Komite.

Adapun Komite bidang pertanian yang diemban Komeng adalah Komite II DPD.

Sementara bidang seni budaya ada di Komite III DPD RI.

Komite II DPD RI merupakan alat kelengkapan DPD RI yang bersifat tetap, yang mempunyai lingkup tugas pada pengelolaan sumber daya alam; dan pengelolaan sumber daya ekonomi lainnya.

Lingkup tugas Komite II DPD sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan memperhatikan urusan daerah dan masyarakat, sebagai berikut:

  • Pertanian dan Perkebunan;
  • Perhubungan;
  • Kelautan dan Perikanan;
  • Energi dan Sumber daya mineral;
  • Kehutanan dan Lingkungan hidup;
  • Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dan Daerah Tertinggal;
  • Perindustrian dan Perdagangan;
  • Penanaman Modal; dan
  • Pekerjaan Umum.

Sedangkan pelaksanaan lingkup tugas Komite III meliputi bidang:

  • Pendidikan;
  • Agama;
  • Kebudayaan;
  • Kesehatan;
  • Pariwisata;
  • Pemuda dan olah raga;
  • Kesejahteraan sosial;
  • Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
  • Tenaga kerja;
  • Keluarga berencana;
  • Perpustakaan; dan
  • Ekonomi kreatif.

Sebagai informasi, saat mencalonkan diri menjadi anggota DPD RI, pelawak senior Alfiansyah Komeng pernah mengungkapkan, alasan utamanya maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) DPD.

Komeng ingin Indonesia mempunyai hari komedi. Padahal, Komeng mengaku sudah mengajukan usulan tersebut kepada DPR RI. 

“Yang saya kesal tuh, kok saya mengajukan hari komedi, enggak bisa-bisa, ke DPR sudah. Tapi, kata DPR, itu yang menentukan (adanya hari komedi adalah) eksekutif,” ungkap Komeng Rabu (14/2/2024) seperti dikutip dari Kompas.com. 

“Coba itu lihat, hari film ada, hari musik ada, (tapi) hari komedi enggak ada. Ke DPR sudah datang dua kali,” lanjut dia. 

Menurut Komeng, karena usulan dari para pelawak Indonesia yang duduk di kursi legislatif itu tidak pernah lolos, rasa ingin tahu Komeng tiba-tiba muncul. 

“Ya sudah, ane (saya) coba (nyaleg). Walaupun buat legislatifnya sih enggak terlalu (punya konsep), tapi akhirnya ane (saya bikin) konsep juga. Karena kan untuk masuk ke sana (Senayan) harus punya konsep juga. Awalnya itu sebenarnya,” ucap Komeng

Jika terpilih menjadi anggota DPD, Komeng berjanji akan memperkenalkan budaya Indonesia di kancah Internasional. 

“Bagaimana caranya (agar) kita bisa 'menjajah' negara lewat budaya. Kan selama ini kita (Indonesia) 'dijajah' (budayanya) oleh Korea dengan drama korea, apa pun, sampai ke makanannya,” kata Komeng

Pelawak terfavorit dalam ajang Panasonic Awards 2004 melalui program acara Spontan itu mengatakan, pemikiran-pemikiran ini lahir berdasarkan keresahan setelah dia bepergian ke luar negeri. 

“Saya kalau main (melawak) ke luar negeri, komunitas-komunitas luar minta potong honor kita. Tapi, komunitas di Indonesia enggak pernah mau potong (honor) orang dari luar (negeri). Kan banyak pemain (pelawak) luar (negeri) pada main di sini. Semuanya enjoy saja ya kan?” tutur Komeng

Oleh karena itu, Komeng merasa kesenian Tanah Air kurang dimanfaatkan dengan baik. 

“Padahal, dari budaya bisa diangkat, dan bisa menghasilkan pemasukan yang besar buat negara,” ujar Komeng.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas