Tak Ajukan Kader Jadi Menteri Prabowo, NasDem: Soal Etika dan Kepantasan
Saan Mustopa mengatakan Partai NasDem sadar diri tak mengajukan kadernya untuk menjadi menteri pada pemerintahan Prabowo Subianto.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Sri Juliati
Pada September lalu, Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, mengatakan bahwa perolehan jumlah menteri di Kabinet Prabowo-Gibran untuk NasDem bukanlah pencapaian yang ingin didapatnya.
Ia berujar, dirinya bersama NasDem bakal lebih mengutamakan parpol yang tergabung di Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk menduduki kursi kabinet.
Paloh mengaku pernah menyampaikan hal ini secara langsung kepada Prabowo Subianto.
"Jawaban yang jujur saya mengutarakan kepada Pak Prabowo, NasDem memberikan kesempatan kepada beliau dan kepada seluruh policy kebijakan beliau untuk memprioritaskan seluruh partai-partai politik di luar Partai NasDem untuk masuk di kabinet," kata Paloh saat jumpa pers di NasDem Tower, Jakarta, Kamis (19/9/2024).
Dengan begitu, Paloh menegaskan, Partai NasDem bukanlah partai prioritas untuk dilibatkan dalam kabinet Prabowo.
Meski begitu, ia menilai posisi NasDem mendatang meski sedikit atau tak sama sekali di kabinet akan tetap terhormat.
Pasalnya, menurut Paloh, NasDem menyadiri posisinya dengan lebih mementingkan parpol lain supaya bergabung dengan kabinet.
"Artinya NasDem bukan prioritas, itu yang saya harapkan. Nah mungkin pertanyaan kenapa, sekali lagi kami bisa merasakan betapa terhormatnya posisi menjadi salah satu pembantu presiden apa pun itu nomenklaturnya termasuk kabinet."
"Tapi tidak kalah terhormat untuk memberikan kesempatan kepada saudara-saudara kita, partai-partai politik lainnya. Jadi, kalau bisa mempertimbangkan NasDem itu paling ujung aja, paling belakang aja. Bukan nomor satu," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Deni/Chaerul/Rizki)