Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gagasan Prabowo Soal Swasembada Hanya akan Jadi Jargon Jika Tak Didukung Sarana yang Memadai

Adinda menegaskan, swasembada bukan sekadar retorika, melainkan membutuhkan komitmen nyata dari semua pihak, termasuk dalam hal integritas.

Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Gagasan Prabowo Soal Swasembada Hanya akan Jadi Jargon Jika Tak Didukung Sarana yang Memadai
Humas Sekjen DPR RI/Humas Sekjen DPR RI
Pelantikan Presiden Republik Indonesia terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk masa jabatan 2024-2029 di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta. Minggu (20/10/2024). Dalam pidato pelantikannya sebagai Presiden ke-8 RI, Prabowo Subianto menekankan pentingnya swasembada.  

Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam pidato pelantikannya sebagai Presiden ke-8 RI, Prabowo Subianto menekankan pentingnya swasembada. 

Terutama dalam hal pangan dan energi, sebagai langkah kunci untuk mengatasi kemiskinan dan memastikan ketersediaan makanan bergizi bagi masyarakat.

Baca juga: Pidato Perdana Presiden Prabowo Subianto: Indonesia Harus Swasembada Pangan Dalam Waktu Singkat

Menurutnya, kemandirian dalam sektor-sektor vital ini adalah pondasi bagi kesejahteraan rakyat dan stabilitas negara di masa depan.

Prabowo juga menegaskan pemerintah harus bekerja untuk kepentingan rakyat, bukan untuk keuntungan pribadi atau segelintir elite.

Baca juga: Pidato Prabowo saat Jadi Presiden: Paling Lambat 5 Tahun Indonesia Swasembada Pangan

Ia menyuarakan komitmen terhadap demokrasi yang damai dan pemerintahan yang bersih, dengan pemimpin yang mampu menjadi contoh bagi masyarakat.

Direktur Eksekutif The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII), Adinda Tenriangke Muchtar menilai, meskipun gagasan swasembada tampak ambisius, hal tersebut harus diiringi dengan kesiapan infrastruktur dan tata kelola yang baik.

BERITA REKOMENDASI

"Swasembada tanpa dukungan sarana yang memadai hanya akan menjadi jargon semata," ujar Adinda dalam keterangannya, Senin (21/10/2024).

Ia juga menyoroti dalam era globalisasi, kemandirian tidak bisa dilepaskan dari konteks hubungan internasional dan saling ketergantungan antar negara.

Adinda menegaskan, swasembada bukan sekadar retorika, melainkan membutuhkan komitmen nyata dari semua pihak, termasuk dalam hal integritas dan penegakan hukum.

Namun, ia menyayangkan dalam pidato Prabowo, tidak ada penekanan khusus pada tindakan tegas terhadap korupsi atau perampasan aset yang seharusnya menjadi bagian dari upaya mencapai swasembada yang berkelanjutan.

Keberadaan wakil-wakil dari negara sahabat pada acara pelantikan tersebut seharusnya juga digunakan sebagai kesempatan untuk menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam mewujudkan swasembada.

Baca juga: Amran Sulaiman Bakal Jadi Menteri Pertanian Lagi, Diminta Prabowo agar Swasembada Pangan


Globalisasi telah membuat negara-negara saling bergantung satu sama lain. Prabowo perlu mengakui hal ini dalam kebijakan swasembadanya agar Indonesia tidak terisolasi dari pasar global.

Terkait kemiskinan dan kebutuhan pangan bergizi, Adinda mengingatkan implementasi kebijakan swasembada harus disertai dengan pembiayaan yang jelas dan mekanisme yang terukur. 

Ia berharap agar janji-janji kampanye, seperti Asta Cita, tidak berhenti pada slogan melainkan diwujudkan melalui kebijakan konkret yang berdampak nyata pada kesejahteraan rakyat.

"Swasembada harus realistis dan bisa dijalankan, bukan hanya ambisi yang mengabaikan tantangan global dan domestik yang ada," pungkasnya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas