Tujuh Menteri dan Wamen Asal Sulawesi Selatan di Kabinet Prabowo-Gibran, dari Bone, Soppeng dan Gowa
Presiden Prabowo Subianto melantik para wakil menteri (wamen) Kabinet Merah Putih, tujuh diantaranya kelahiran asli Sulawesi Selatan.
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto melantik para menteri dan wakil menteri (wamen) Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2024) sore.
Pelantikan ini berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 73/M/2024 tentang Pengangkatan Wakil Menteri Negara Kabinet Merah Putih periode 2024-2029.
Total ada 56 wakil menteri yang mengisi kabinet Merah Putih 2024-2029.
Jumlah wakil menteri lebih banyak dari jumlah menteri, karena satu kementerian ada yang memiliki dua hingga tiga wakil menteri.
Dari jumlah tersebut ada tujuh tokoh yang berasal dari Sulawesi Selatan.
Berikut daftarnya:
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman
Andi Amran Sulaiman putra pasangan Andi B. Sulaiman Dahlan Petta Linta dan Andi Nurhadi Petta Bau.
Amran adalah anak ketiga dari dua belas bersaudara.
Ayah Amran adalah seorang tentara.
Amran kecil menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di daerah tetangga, Barru.
Ia tinggal selama 7 tahun dan pertama kali bersekolah di sekolah dasar.
Kemudian, ia kembali ke Bone dan menyelesaikan pendidikan dasar 12 tahun pertamanya, lulus dari sekolah menengah atas negeri di Lappariaja pada tahun 1989.
Pernah Jadi Pemecah Batu di Barru
Andi Amran Sulaiman tinggal di Kabupaten Barru Sulsel saat kecil.
Amran kecil ketika itu ikut sang ayah yang berprofesi sebagai tentara.
Sang ayah ditugaskan di Kabupaten Barru.
Amran kecil bersama keluarga tinggal di Ballewe, Desa Binuang, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru pada tahun 1970-an.
Amran mengungkapkan, ia pernah bekerja sebagai pemecah batu untuk tambahan biaya sekolah saat kecil.
Ia juga pernah menangkap ikan mujair untuk sekedar mengisi perut yang lapar.
"Ya, itu nyata. Saya jadi pemecah batu kemudian dijual untuk biaya sekolah," kata Amran kepada wartawan di Barru Senin (3/4/2023) lalu.
Founder AAS Foundation itu mendatangi tempat tinggal masa kecilnya di Ballewe, Desa Binuang, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Senin (3/4/2023) pagi.
Kegiatan ini sebagai lanjutan Safari Ramadan AAS Community 2023.
Andi Amran Sulaiman kembali menginjakkan kaki di kampung yang pernah ditinggalinya selama kurang lebih 7 tahun.
Tepatnya 40 tahun yang lalu. Kala itu usianya masih 2 tahun, Amran kecil ikut orang tuanya yang seorang tentara ditugaskan di Barru.
Tahun 1978 Amran meninggalkan Barru kembali ke kampung kelahirannya di Bone.
Kala itu usianya masih 8 tahun.
Amran ke Bone dengan berjalan kaki sembari membawa beberapa ekor sapi.
Langkah demi langkah ia jalani tanpa mengenal lelah dan menyerah. Sesekali ia singgah di masjid untuk salat dan beristirahat.
"36 tahun saya rasakan kemiskinan, amat sangat miskin. Tapi saya punya mimpi besar dan saya bertekad menggapainya. Walaupun sampai harus memeras keringat dan air mata," kenang Amran.
"Jangan kena sinar matahari di rumah. Mau kaya gampang. Jangan biarkan ada tanah yang tidur. Tanami apa saja yang menghasilkan," ujar Amran.
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin
Letjen Sjafrie Sjamsoeddin lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, pada tanggal 30 Oktober 1952.
Sjafrie memiliki seorang istri bernama Etty Sudiyati dan dikaruniai dua orang anak.
Diketahui Sjafrie besar di keluarga dengan latar belakang militer.
Ayahnya yakni Letkol (Purn) Sjamsoeddin Koernia, adiknya juga anggota TNI, yakni Marsda TNI (Purn), Maroef Sjamsoeddin.
Letjen Sjafrie Sjamsoeddin adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1974.
Di Akmil, Sjafrie ternyata satu angkatan dengan Presiden Prabowo Subianto.
Beragam pendidikan kemiliteran telah ditempuh oleh Sjafrie, di antaranya Sesarcabif, Dik PARA, Dik PARA Utama, Dik Free Fall, Komando, Dik Pandu Udara, Diklapa I, Diklapa II, Seskoad (1989), Sesko TNI, dan Lemhannas RI.
Sjafrie Sjamsoeddin merupakan sosok yang punya karier cemerlang di dunia militer tanah air.
Terbukti karena Sjafrie Sjamsoeddin telah menduduki berbagai jabatan strategis di TNI AD.
Sjafrie tercatat pernah menjabat sebagai Danton Grup 1 Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), Dan Nanggala X Timor-Timur (1976), Dan Nanggala XXI Aceh (1987), Danyon 11, dan Dantim Maleo Irian Jaya (1987).
Tak hanya itu, Sjafrie juga sempat menduduki posisi sebagai Satgas Kopassus Timor Timur (1990), Dangrup A Paspampres, Danrem 061/Surya Kencana (1995), dan Kasgartap-1 Ibu kota (1996).
Karier Sjafrie semakin naik setelah ia diamani jabatan sebagai Kasdam Jaya pada tahun 1996.
Kemudian pada 1997, Sjafrie ditunjuk untuk menjabat sebagai Pangdam Jaya.
Setahun setelahnya, Sjafrie mendapat amanah untuk menduduki posisi Aster Kasum TNI.
Pada 1998, Sjafrie dipercaya untuk menjadi Sahli Polhukam Panglima TNI.
Lalu pada tahun 2001, Sjafrie kemudian diamanahkan untuk menjabat Koorsahli Panglima TNI.
Satu tahun setelahnya, Sjafrie diangkat menjadi Kapuspen TNI pada tahun 2002.
Selanjutnya di tahun 2005, Sjafrie diutus menjabat sebagai Sekjen Dephan hingga masa pensiunnya.
Menteri Agama Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar lahir di Ujung Bone, Sulawesi Selatan, 23 Juni 1959 sehingga saat ini usianya 63 tahun.
Nasaruddin Umar menikah dengan Helmi Halimatul Udhma dan dikaruniai tiga anak.
Mereka adalah Andi Nizar Nasaruddin Umar, Andi Rizal Nasaruddin Umar, dan Cantik Najda Nasaruddin Umar.
Nasaruddin Umar menghabiskan masa kecilnya di Sulawesi Selatan dan menimba ilmu di berbagai tempat.
Satu di antaranya di Pondok Pesantren As'adiyah yang berpusat di Sengkang, Wajo.
Ponpes ini merupakan lembaga pendidikan tertua di Sulawesi Selatan yang didirikan oleh ulama besar Sulawesi Selatan, AGH Muhammad As'ad al-Bugisi gelar Puang Aji Sade.
Lulus dari Pondok Pesantren As'adiyah, Nasaruddin Umar lantas melanjutkan pendidikan di IAIN Alauddin Ujung Pandang jurusan Fakultas Syari'ah pada 1980 dan mendapat penghargaan sebagai mahasiswa teladan.
Nasaruddin Umar lantas melanjutkan pendidikan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta baik di jenjang strata 2 (S2) maupun jenjang strata 3 (S3).
Nasaruddin Umar juga pernah menjadi mahasiswa di Kanada dan Belanda saat menjalani program doktoral.
Berikut pengalaman pendidikan Nasaruddin Umar, dikutip dari istiqlal.or.id:
SDN 6 tahun, di Ujung-Bone 1970
Madrasah Ibtida’iyah 6 tahun, di Pesantren As’adiyah Sengkang, 1971.
PGA 4 Thn, di pesantren As’adiyah Sengkang, 1974
PGA 6 Thn, di Pesantren As’adiyah Sengkang 1976
Sarjana Muda , Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1980
Sarjana Lengkap (Sarjana Teladan) Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1984
Program S2 (tanpa tesis) IAIN syarif Hidayatullah Jakarta, 1990-1992.
Program S3 (alumni Terbaik) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan disertasi tentang” Perspektif Jender Dalam al-qur’an, 1993-1998.
Visiting Student di Mc Gill University canada, 1993-1994
Visiting Student di Leiden University Belanda, 1994/1995
Mengikuti Sandwich program di Paris University Perancis, 1995
Pernah melakukan penelitian kepustakaan di beberapa perguruan tinggi di Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Belanda, Belgia,
Italia, Ankara, Istanbul, Srilanka, Korea Selatan, saudi Arabia, Mesir, Abu Dhabi, Yordania, Palestina, dan Singapore, Kualalumpur, Manila.
Sosok Nasaruddin Umar juga dikenal sebagai ulama sekaligus akademisi yang pernah berkarier di sejumlah tempat.
Mengutip dari staff.uinjkt.ac.id, Nasaruddin Umar berstatus sebagai PNS dosen dengan pangkat IV/e golongan pembina utama.
Pada 12 Januari 2002, Nasaruddin Umar juga dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Tafsir pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selain menjadi guru besar, ia menjabat sebagai Rektor Universitas Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur'an (PTIQ).
Sementara itu, ia pernah menjabat sebagai Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama periode 2006-2012.
Kemudian pada 2012, Nasaruddin Umar diangkat menjadi Wakil Menteri Agama RI hingga 2014.
Penulis buku Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran itu juga merupakan pendiri organisasi lintas agama untuk Masyarakat Dialog antar Umat Beragama.
Nasaruddin Umar juga menjadi anggota dari Tim Penasehat Inggris-Indonesia yang didirikan oleh mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair.
Jabatan non-akademisi yang pernah diemban Nasaruddin Umar adalah Komisaris PT Balai Pustaka selama 2008-2012, Dewan Pengawas Perusahaan Umum (Perum) Percetakan Uang Republik Indonesia tahun 2012-2013, dan Dewan Pengawas Perum Jaminan Kredit Indonesia tahun 2014-2016.
Sejak 13 Oktober 2017, Nasaruddin Umar diangkat sebagai Komisaris Bank Mega Syariah.
Terbaru pada 18 April 2023, Nasaruddin Umar diangkat menjadi Komisaris Independen pada Komisaris PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR).
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid
Selain bermitra dengan Prabowo di DPR, Meutya pada Pilpres 2024, dia masuk dalam jajaran Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran.
Dalam beberapa event Kementerian Pertahanan, perempuan berdarah Bugis Soppeng terlihat mendampingi Prabowo.
Meutya Hafid merupakan mantan jurnalis Metro TV dan pembaca berita di stasiun televisi milik Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh itu.
Pada 18 Februari 2005 atau 19 tahun lalu, Meutya Hafid dan rekannya juru kamera Budiyanto diculik dan disandera oleh sekelompok pria bersenjata ketika sedang bertugas di Irak.
Kontak terakhir Metro TV dengan Meutya Hafid adalah pada 15 Februari, tiga hari sebelumnya.
Mereka akhirnya dibebaskan pada 21 Februari 2005 atau disandera selama 168 jam (7 hari dan 7 malam).
Sebelum ke Irak, Meutya Hafid juga pernah meliput tragedi tsunami di Aceh.
Pada tanggal 28 September 2007, Meutya me-launching buku yang ia tulis sendiri, yaitu 168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun turut menyumbangkan tulisan untuk bagian pengantar dari buku ini.
Selain presiden, beberapa tokoh lainnya pun menyumbangkan tulisannya yakni Don Bosco Selamun (Pemimpin Redaksi Metro TV 2004-2005) dan Marty Natalegawa (mantan Juru Bicara Departemen Luar Negeri).
Pada 2010, Meutya berpasangan dengan H Dhani Setiawan Isma mencalonkan diri sebagai Wali kota dan Wakil Wali kota Binjai periode 2010-2015, diusung Partai Golkar, Demokrat, Hanura, PAN, Patriot, P3I, PDS serta 16 partai non-fraksi DPRD Binjai.
Deklarasi pasangan Dhani-Meutya didukung Partai Golkar sebagai calon Wali kota dan Wakil Wali kota dilaksanakan di Gedung Patar Hall, Jalan Tuanku Imam Bonjol, Binjai Kota, pada 15 Desember 2009
Sayangnya, perempuan berdarah Bugis Soppeng dari ayahnya almarhum Anwar Hafid itu kalah.
Saat itu, diduga ada kesalahan rekapitulasi penghitungan suara di Tingkat PPK Binjai Barat, Binjai Utara, Binjai Timur, Binjai Selatan dan Binjai Kota.
Suara Dhani-Meutya juga diduga berkurang 200, dari seharusnya 22.287 menjadi 22.087 suara.
Perolehan suara Dhani-Meutya juga banyak yang dibatalkan karena kertas suara dicoblos hingga bagian belakang secara simetris, dan banyaknya dan kertas suara yang robek di bagian tengah sehingga menguntungkan calon pasangan tertentu.
Meutya berupaya mencari keadilan ke Mahkamah Konstitusi dan meminta penghitungan kembali kotak suara sekaligus mencari kebenaran pelaksanaan Pilkada di Kota Binjai karena diduga ada kesalahan penghitungan suara di beberapa TPS, Kecamatan Binjai Barat berdasarkan temuan-temuan saksi di tiap-tiap TPS.
Sayangnya, MK memutuskan menolak permohonan Meutya Hafid dengan alasan tidak cukup bukti.
Pada bulan Agustus 2010, ia dilantik menjadi anggota DPR antar waktu dari Partai Golkar menggantikan Burhanudin Napitupulu yang meninggal dunia.
Meutya Hafid pun kembali terpilih pada Pemilu 2014, 2019, dan 2024.
Menteri Hukum Supratman Andi Agtas
Dr. Supratman Andi Agtas, S.H., M.H. lahir di Soppeng Sulsel 28 September 1969.
Ia menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Soppeng (1976–1982).
Sementara pendidikan tinggi ditempuh di UMI Makassar.
Supratman Andi Agtas adalah seorang akademisi, advokat, dan politikus Indonesia yang sejak tanggal 19 Agustus 2024 menjabat sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menggantikan Yasonna Laoly.
Sebelumnya ia menjabat sebagai anggota DPR-RI selama dua periode sejak 2014 hingga 2024. Ia mewakili daerah pemilihan Sulawesi Tengah. Supratman merupakan kader Partai Gerakan Indonesia Raya dan duduk di Komisi VI.
Ia adalah ayah dari Abcandra Muhammad Akbar Supratman, anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia periode 2024–2029 dari Sulawesi Tengah, yang juga menjabat Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.
Wakil Menteri Luar Negeri Anis Matta
Anis Matta duhulu dikenal sebagai politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat DPR pada 2009 sampai 2013.
Dikutip dari situs resmi, Anis Matta lahir di Welado, Bone, Sulawesi Selatan, pada 7 Desember 1968.
Anis menghabiskan masa kecil dan remaja di beberapa daerah di Indonesia Timur.
Dia menempuh sekolah dasar di SD Katolik Mathias I di Tual, Maluku Tenggara, lalu kembali ke Bone dan lulus dari SD Inpres Welado, Bone.
Setelah lulus SD, Anis lalu masuk pondok pesantren pada usia SMP-SMA di Pesantren Darul Arqam, Gombara, Makassar.
Anis kemudian melanjutkan pendidikan setelah mendapat beasiswa di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), Jakarta.
Ia merampungkan sarjana jurusan syariah pada 1992.
Sambil kuliah, Anis mengikuti kursus bahasa Inggris di bilangan Salemba, Jakarta Pusat.
Selesai kuliah, Anis sempat menjadi dosen agama Islam di Program Ekstension Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok.
Salah satu aktivitas yang ditekuni Anis adalah berdakwah di masjid-masjid perkantoran di Jakarta.
Ia juga menekuni profesi sebagai pembicara dan konsultan pengembangan organisasi dan manajemen sumber daya manusia.
Anis kemudian terjun ke dunia politik pada 1998. Dia adalah salah satu pendiri Partai Keadilan (PK) yang dideklarasikan di Jakarta pada 20 Juli 1998.
Setelah pemilihan umum 1999, PK berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada 2 Juli 2003.
Anis menjadi sekretaris jenderal sejak partai berdiri hingga diangkat oleh Majelis Syuro PKS menjadi presiden partai pada 1 Februari 2013 sampai 10 Agustus 2015.
Anis terpilih menjadi anggota DPR periode 2004-2009 dan 2009-2014 dari daerah pemilihan Sulawesi Selatan I (Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Kepulauan Selayar).
Pada periode keduanya di Senayan, Anis terpilih menjadi Wakil Ketua DPR RI hingga memutuskan mengundurkan diri pada saat diangkat menjadi Presiden PKS.
Anis diangkat menjadi presiden dalam situasi sulit. Pada 2013 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dalam kasus suap kuota impor daging sapi.
Selain itu, pada saat itu juga terdapat perselisihan di kalangan dalam PKS yakni antara mantan Ketua Majelis Syuro Hilmi Aminuddin dengan sejumlah tokoh senior PKS.
Ketika kasus itu menerpa PKS, Anis kemudian menggalang konsolidasi internal. Dia lantas mengubah jargon partai menjadi “Cinta. Kerja. Harmoni.”
Saat itu banyak pihak khawatir PKS tak bakal selamat di pemilihan umum (Pemilu) 2014. Namun, ternyata mereka masih bisa lolos ke parlemen.
Walaupun jumlah kursi turun karena dinamika sistem pemilu, tetapi angka suara pemilih naik sekitar 3,3 persen menjadi 8,48 juta suara.
Akan tetapi, karena konflik internal membuat PKS memutuskan memecat Anis dan salah satu sahabatnya, Fahri Hamzah.
Alhasil keduanya bekerja sama membangun Partai Gelora bersama dengan sejumlah mantan kader PKS yang memilih hengkang.
Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Dzulfikar Ahmad Tawalla
Dzulfikar adalah putra Sulawesi Selatan pertama menjabat Ketua Umum Pimpinan Pusat atau PP Pemuda Muhammadiyah.
Pria kelahiran Sungguminasa 28 April 1987 itu terpilih dalam Muktamar Ke-18 Pemuda Muhammadiyah di Balikpapan pada 21-23 Februari 2023.
Dzulfikar Ahmad Tawalla memimpin PP Pemuda Muhamamdiyah masa bakti tiga tahun ke depan.
Ia terpilih dalam rapat formatur yang beranggotakan 13 orang.
13 formatur menyepakati memilih Dzul Fikar Ahmad Tawalla jadi ketua umum.
Awalnya Dzulfikar Ahmad Tawalla meraih suara terbanyak ketiga dalam pemilihan 13 Anggota PP Pemuda Muhammadiyah.
Dzulfikar Ahmad mengumpulkan 622 suara, di bawah Machendra Setyo Atmaja 643, dan Dedi
Irawan 642 suara.
Namun dalam rapat 13 formatur, Machendra Setyo Atmaja dan Dedi Irawan tidak bersedia dipilih.
Formatur pun menetapkan Dzul Fikar Ahmad Tawalla sebagai Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Periode 2023-2027.
Dzulfikar Ahmad Tawalla adalah jebolan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Ia menyelesaikan pendidikan sarjana pada prodi Pendidikan Matematika FKIP Unismuh Makassar.
Berikut profilnya
NAMA: DZUL FIKAR AHMAD
LAHIR : SUNGGUMINASA, 28 APRIL 1987
PENDIDIKAN
1. SD Negeri Romang Rappoa 1999
2. MTS Pondok Pesantren Sultan Hasanuddin 2002
3. SMA Muhammdiyah Limbung 2005
4. S1 Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Makassar 2013
5. S2 : Megister Komunikasi, STIKOM Interstudi Jakarta 2021
PENGALAMAN ORGANISASI
1. 2008-2010 Ketua Umum Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sulawesi Selatan
2. 2010-2012 Sekretaris Jendral Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah
3. 2012-2016 Ketua Bidang Pemuda Perhimpunan Nelayan Tradisional Indonesia
4. 2018-2022 Sekretaris Jendral Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah
5. 2021-2026 Wabendum Dewan Pimpinan Pusat Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI)
6. 2022-2025 Wakil Ketua Umum I DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia
PENGALAMAN KERJA
1. Direktur Pemasaran PT. Anak Ibu Sejahterah, 2008
2. Direktur Utama PT. Anak Bumi Pertiwi, 2012
3. Tenaga Ahli Komisi VI DPR RI 2014-2019
4. Direktur Utama PT. Jati Energi Bersinar,2022
PRESTASI
1. Juara I Organisasi Kepemudaan Terbaik Nasional 2011 Kemenpora RI
2. ASEAN TAYO AWARD 2012
3. Juara I Pidato Hari Kartini “Pemuda & Emansipasi” Se Sulawesi Selatan
4. Juara Umum I Lomba Bina Terampil Pramuka Penggalang Se Sulawesi Selatan 2002. (*)