Keris Woomera 2024: Tank Abrams dan Leopard Berburu Mangsa saat Peluru dan Roket Menerpa Baluran
Combined Arm Live Fire Exercise (Calfex) adalah kegiatan terakhir dalam rangkaian latihan Keris Woomera 2024 yang telah digelar sejak 1 November 2024.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, SITUBONDO - Matahari cukup terik saat "badai peluru dan roket" menghantam perbukitan di area Pusat Latihan Tempur Marinir 5 Baluran Situbondo Jawa Timur pada Sabtu (16/11/2024).
Dari menara pantau terlihat penanda target yang harus dimusnahkan baik oleh TNI maupun personel Australian Defence Force (ADF) dalam Combined Arm Live Fire Exercise (Calfex) Latihan Gabungan Bersama Keris Woomera 2024.
Empat orang sniper TNI dan tiga sniper ADF sudah tiarap dalam posisinya masing-masing sekira tiga meter di bawah menara tinjau.
Seribu prajurit gabungan dari tiga matra TNI dan ADF telah berada pada posisinya masing-masing.
Skenario yang digelar adalah pertahanan dari serangan musuh.
Beberapa kali dentuman Mortir 81 yang terdengar dari sebelah kiri menara tinjau membuka latihan tepat pukul 08.00 WIB.
Dentuman itu disusul suara desingan peluru dari 80 pucuk senjata SS2 V2, 2 pucuk SMR, 6 pucuk Minimi pasukan di Pos Pengamanan Setempat (PPS).
Suara desingan peluru yang dilontarkan pasukan di area latihan awalnya tampak terdengar seperti gerimis, namun lambat laun suara itu terdengar bagai hujan lebat yang tak berhenti hingga sekira 45 menit lamanya.
Baca juga: TNI dan Militer Australia Latihan Evakuasi Pengungsi Konflik Sosial, Bahasa dan Cuaca Jadi Tantangan
Suara dentuman senapan-senapan sniper TNI yang menggelegar dan suara senapan-senapan berperedam sniper ADF berdesis bagai ular yang menyerang mangsanya mengiringi hujan peluru tersebut.
Dentuman terdengar saat roket-roket dari javelin yang ditembakkan meledakkan sasaran di atas bukit.
Tampak material sasaran pecah berkeping-keping dari kejauhan.
Dua Tank Leopard TNI dan dua Tank M1A1 Abrams ADF kemudian mulai mengendap-endap dari arah kanan menara tinjau.
Saat mereka menghentikan geraknya, mereka tampak seperti binatang buas berdarah dingin yang tengah mengincar "mangsa"-nya.
Sejurus kemudian, api terlihat keluar dari meriam-meriam tank tersebut.
"Hujan peluru" belum reda saat suara menggelegar bagai halilintar dari tembakan meriam-meriam tank tersebut menyusul kemudian.
Tank Abrams dan Leopard yang silih berganti menembakkan meriamnya, terdengar bagai halilintar dalam badai yang mencekam.
Hujan peluru berhenti, namun badai roket belum usai.
Bau mesiu menyengat hidung.
Sniper-sniper TNI yang rampung memainkan perannya tampak membersihkan mesiu yang terlihat seperti jelaga melekat di lengannya.
Beberapa saat selanjutnya, giliran deru dua pesawat jet tempur F-16 TNI melintas di atas langit area latihan pertempuran.
Keduanya lalu menembakkan roket secara bergantian ke sasaran tepat saa mereka melintas di depan menara tinjau.
Baca juga: Mabes TNI Angkat Bicara, Bantah Tudingan Oknum Kolonel Jadi Beking Pengusaha Surabaya Ivan Sugianto
Berselang beberapa menit setelahnya, deru mesin dua helikopter serbu Apache TNI mulai terdengar.
Peluru-peluru kaliber besar dan roket yang helikopter itu lontarkan kemudian, terdengar bak halilintar di siang bolong.
Menyusul kemudian suara mesin dua helikopter Tigers militer Australia bergemuruh melintas.
Sambil melintas, keduanya secara bergantian menembakkan senjatanya yang terdengar bak gemuruh halilintar.
Usai latihan, Komandan Pasukan Pendarat Australian Defence Force (Commander Landing Forces ADF) Colonel Judd Finger mengatakan kegiatan tersebut merupakan bagian dari latihan Combined Arm Live Fire Exercise (Calfex) antara ADF dengan TNI.
Ia mengatakan kegiatan tersebut menunjukkan demonstrasi interopabilitas yang sangat baik antara kedua pasukan.
"Kegiatan ini adalah yang paling rumit yang kita gelar, dan bila kita bisa menggelarnya secara baik, maka kita kita bisa yakin integrasi di tingkat prajurit dan perwira. Apa yang anda lihat adalah Main Battle Tanks, serbuan udara, infanteri, kolaborasi latihan perang yang berkelas dunia," ujar Judd.
"Saya sangat bangga dengan prajurit TNI dan Australia yang telah mengikuti seluruh rangkaian kegiatan ini. Dan apa yang kalian lihat hari ini adalah hasil dari perencanaan selama 18 bulan. Terima kasih untuk Indonesia," sambungnya.
Sementara itu Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan TNI Angkatan Laut (Dankodiklatal) Letjen TNI Marinir Nur Alamsyah mengatakan kegiatan tersebut merupakan penghujung rangkaian latihan Keris Woomera 2024 yang telah digelar sejak 1 November 2024.
Ia mengatakan dalam latihan itu kedua angkatan bersenjata menembakkan senapan ringan, artileri, kaveleri dan pesawat tempur serta helikopter serbu.
Alamsyah berharap latihan tersebut menjadi batu pijakan untuk peningkatan pada latihan-latihan yang akan digelar kedua negara selanjutnya.
"Kalau evaluasinya kita belum laksanakan secara utuh, tetapi karena ini latihan pertama pasti akan ada beberapa hal yang belum match betul dengan kita, antara SOP kita dengan SOP mereka. Tetapi sejauh ini kita bisa berjalan dengan lancar, aman, dan hasilnya juga bagus," ujar Alamsyah.
"Kalau untuk latihan-latihan pasukan khusus itu merupakan Asisten Operasi (Asops Panglima TNI) yang akan membahas. Tetapi sudah berjalan juga (latihan pasukan khusus kedua negara)," sambungnya.