Menteri Koperasi Budi Arie Pastikan Pemerintah Siap Bantu Ketersarapan Susu
Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie mencanangkan koperasi bangkit untuk terlibat dalam program makan bergizi gratis (MBG).
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Wahyu Aji
Justru yang harus diperhatikan, kata Menkop Budi Arie, adalah soal kualitas dan harga susu lokal.
Berdasarkan data GKSI, rata-rata produksi harian susu segar mencapai 1,23 juta liter per hari.
Sementara kebutuhan untuk memenuhi program MBG sekitar 3 juta liter per hari.
Artinya, terdapat gap yang harus dipenuhi oleh peternak atau koperasi susu nasional dengan meningkatkan produktivitas susu sapi perah.
Di sisi lain Menkop Budi Arie menyadari bahwa upaya peningkatan produktivitas susu terkendala beberapa hal seperti jumlah sapi yang terus berkurang. Sebelum kasus penyakit mulut dan kaki (PMK) terjadi, populasi sapi sebanyak 239.196 ekor, namun kini populasi sapi perah hanya tersisa 214.878 ekor.
Merespons hal itu, Kemenkop akan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh para peternak sapi di Indonesia.
Bahkan Menkop Budi Arie juga akan langsung menyampaikan permasalahan ini kepada Presiden Prabowo Subianto agar muncul kebijakan afirmatif.
Menteri Koperasi juga berpesan agar GKSI dapat mengembangkan inovasi produknya agar memiliki nilai tambah lebih sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi.
Diakui untuk saat ini, kata Menkop Budi, hilirisasi produk susu oleh GKSI sudah cukup baik namun diperlukan penjaringan potensi pengembangan produk susu yang masih terbuka lebar.
Ia juga berpesan agar koperasi harus terlibat dalam program hilirisasi susu jika memang produk turunan susu sudah banyak digemari konsumen, seperti keju, yogurt, mozarella dan lainnya. Hilirisasi ini dinilai akan memberikan nilai tambah.
Sekretaris GKSI Unang Sudarma mengatakan permasalahan yang dihadapi oleh peternak sapi perah yang paling umum terjadi adalah sulitnya menjaga tingkat kesegaran dan kualitas susu karena harus disimpan dalam ruang pendingin pada suhu 4 derajat.
Selain itu peternak juga terkendala oleh lambannya proses regenerasi akibat minat generasi muda yang semakin berkurang untuk beternak.
Mayoritas generasi muda lebih tertarik untuk bekerja di sektor formal.
Selanjutnya masalah kekurangan sapi perah menjadi persoalan utama sehingga produktivitas susu sapi perah sulit ditingkatkan.
Baca juga: Menkop: Hilirisasi Susu dari Peternak Sapi Perah Bisa Dukung Makan Bergizi Gratis
"Kami harap Pak Menteri (Budi Arie Setiadi) berkenan memperjuangkan dan menghadapi tantangan susu lokal untuk kami semua," kata Unang.