Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

VIDEO Mensos Gus Ipul Ungkap Program 2025: 42 Ribu Penyandang Disabilitas Dapat Makan Bergizi Gratis

Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyebut Program ini dirancang untuk memberikan dua kali makan bergizi setiap hari

Penulis: Reza Deni
Editor: Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) akan meluncurkan program makan bergizi gratis bagi 42 ribu penyandang disabilitas

Program ini dirancang untuk memberikan dua kali makan bergizi setiap hari.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dalam peringatan puncak Hari Disabilitas Internasional 2024 di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Selasa (3/12/2024).

"Program makan bergizi gratis dua kali sehari kepada 42 ribu orang penyandang disabilitas, yang pelaksanaannya melibatkan kelompok masyarakat," kata Gus Ipul dalam sambutannya.

Selain itu, ada tiga program perlindungan dan jaminan sosial lain bagi penyandang disabilitas yang akan berjalan pada tahun 2025.

Program bagi Penyandang Disabilitas

Selain program makan bergizi, Gus Ipul mengungkap tiga program perlindungan dan jaminan sosial lainnya untuk penyandang disabilitas yang akan mulai berjalan pada 2025.

  1. Program Keluarga Harapan (PKH): Sebanyak 428 ribu penyandang disabilitas sudah tercatat sebagai penerima manfaat PKH.
  2. Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT): Sebanyak 588 ribu penyandang disabilitas mendapatkan bantuan ini.
  3. Program Asistensi-Rehabilitasi Sosial (ATENSI): Lebih dari 69 ribu penyandang disabilitas telah menerima alat bantu yang mereka butuhkan, seperti kursi roda dan alat bantu dengar, dan lain-lain untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Berita Rekomendasi

"Selain itu, kami juga memberikan program Habilitasi dan Rehabilitas sosial yang bertujuan mengembalikan fungsi-fungsi sosial sebagaimana perannya."

"Program Pemberdayaan juga dilaksanakan untuk membantu para penyandang disabilitas agar dapat lebih berdaya dan mandiri," jelasnya.

11,42 Persen Penyandang Disabilitas Hidup di Bawah Garis Kemiskinan

Gus Ipul menyebut belum semua penyandang disabilitas di Indonesia memperoleh akses yang sama untuk pendidikan, pekerjaan, hingga hukum. 

Gus Ipul kemudian menyinggung bahwa akses bagj para penyandang disabilitas sudah diatur dalam Undang-undang (UU) Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

"Dari data ini, sebesar 11,42 persen orang penyandang disabilitas hidup di bawah garis kemiskinan,” kata Gus Ipul.

Kemudian, sekitar 71,4 persennya masih bekerja pada sektor informal.

Lalu, 50 persen anak usia sekolah penyandang disabilitas belum bisa mengenyam pendidikan yang layak. 

Tidak hanya itu, lanjut Gus Ipul, sebanyak 24 persen penyandang disabilitas belum memiliki asuransi kesehatan. 

“Sementara itu, kuota kerja untuk penyandang disabilitas sebesar 2 persen untuk instansi pemerintah dan 1 persen instansi swasta juga belum sepenuhnya terwujud,” jelas Gus Ipul. 

Baca juga: Mensos Gus Ipul: Penyandang Disabilitas Bakal Masuk Data Tunggal Penerima Bansos

Peran Keluarga

Kementerian Sosial (Kemensos) bicara mengenai pentingnya peran keluarga dalam membentuk karakter kepemimpinan anak dengan disabilitas.

Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Sosial (Kemensos), Fatma Saifullah Yusuf, menjelaskan ada banyak hal yang dapat dilakukan oleh keluarga untuk mengembangkan potensi anak-anak dengan disabilitas.

Menurutnya, keluarga menjadi lokus utama terjadinya rehabilitasi sosial serta pemulihan fungsi sosial anak-anak dengan disabilitas.

“Keluarga tidak sekadar memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan, mengantar berobat atau terapi, dan kebutuhan pokok semacam itu."

"Lebih dari itu, keluarga adalah lingkungan pertama yang berinteraksi dengan individu penyandang disabilitas sehingga menyediakan pondasi utama bagi perkembangan nilai-nilai, sikap, dan keterampilan mereka termasuk karakter pribadi yang positif," ujar Fatma saat memberikan keynote speech dalam diskusi bertajuk "Peran Keluarga dalam Membentuk Karakter Kepemimpinan Penyandang Disabilitas" di Jakarta, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Senin (2/12/2024).

Fatma menambahkan, dalam membentuk karakter kepemimpinan anak-anak dengan disabilitas, peran pertama yang dimainkan oleh keluarga ialah memberikan dukungan emosional dan psikologis.

"Sehingga penyandang disabilitas merasa percaya diri untuk mengambil lebih banyak peran di lingkungan sosial mereka," kata dia.

Peran keluarga yang kedua, dikatakan Fatma, yakni dapat menanamkan nilai-nilai kepemimpinan seperti kerja keras, tanggung jawab, empati, dan integritas.

"Keluarga juga dapat memberikan akses ke pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan bakat dan minat penyandang disabilitas, misalnya keterampilan public speaking," kata dia.

Kemudian, dia menilai keluarga dapat melatih dan mendorong kemandirian penyandang disabilitas dengan memberi peran dan tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuan mereka. 

"Keluarga dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dengan memberikan kesempatan pengembangan diri yang sama dengan anggota keluarga lainnya, sehingga mereka merasa setara dan mampu bersaing dengan orang lain," kata Fatma.

"Keluarga juga bisa memberikan akses ke berbagai jaringan dan komunitas baik yang komunitas penyandang disabilitas maupun komunitas aktivitas yang diminati," tandasnya.(Tribunnews.com/Reza Deni)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas