Kyai Said Aqil: Segera Wujudkan Jalur Sutera Islam Indonesia-Tiongkok
Said Aqil Siroj berupaya keras dan mensegerakan upaya strategis untuk "Merajut dan mewujudkan Jalur Sutera Islam Indonesia Tiongkok".
Editor: Hasanudin Aco
Pada saat bersamaan di Fuzhou, LPOI juga menandatangani LOI dengan Perusahaan Beijing HAIJU Smart Information Technology Co.Ltd. dalam bidang Satellite Solutions and Business Development.
Pada Kunjungan di Fuzhou delegasi LPOI juga berkesempatan untuk bertemu dengan pimpinan Fujian of Tradisional Traditional Medicine, untuk merancang kolaborasi joint research herbal medicine.
"Dengan pimpinan Fujian Politeknik Normal University merancang pengembangan Laboratorium Halal dan animasi pembelajaran sejarah Islam Indonesia dan Tiongkok," ujarnya.
Sementara dalam pertemuan informal dengan forum komunikasi Umat Islam di Fujian, LPOI mendiskusikan dan merancang pertukaran dan kunjungan para dai dai di Indonesia dan di Tiongkok.
Mengakhiri penjelasannya, Kang Said yang juga Dewan Pengarah BPIP, menyampaikan bahwa Indonesia dan Tiongkok harus bersama sama menggenggam pasar dunia, khususnya untuk pasar dunia Islam dalam berbagai Industri, khususnya untuk industri halal diseluruh negara negara muslim di seluruh dunia.
"Dengan modal yang dimiliki kedua negara, dimana Indonesia memiliki potensi dan sumberdaya manusia Ulama Ulama Terbaik serta Public Trust di ekosistem dunia Islam, dan Tiongkok memliki keunggulan Teknologi, produk dan pasar global, maka dengan kebersamaan kedua belah pihak yang solid, pasar global akan dengan sangat mudah di taklukan," ujarnya.
Imam Pituduh, sekretaris LPOI yang juga Organizer Muhibah LPOI Menambahkan, ini adalah saat yang tepat untuk mulai merajut dan mewujudkan "Jalur sutra Islam Indonesia dan Tiongkok" sebagai jalan kebangkitan Peradaban Timur untuk memimpin dunia.
Spirit Keislaman, Spirit Nusantara, Spirit Konfusianisme dan Spirit Silk Road bila di orkestrasi dengan baik akan menjadi kekuatan Peradaban yang kokoh dan melegenda. Disaat peradaban peradaban lain sedang mengalami kemandegan.
"Indonesia dan Tiongkok harus bangkit dan bersama sama untuk menjadi penggerak perubahan secara progresif, khususnya melalui jalur pendekatan keagamaan yang ramah damai dan beradab," kata Kyai Said.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.