Hari Sejarah Nasional 14 Desember 2024, Berawal Seminar Sejarah Nasional Pertama Tahun 1957
Inilah asal usul Hari Sejarah Nasional 2024 setiap tanggal 14 Desember dan tujuan adanya Seminar Sejarah Nasional pertama diadakan.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Tiara Shelavie
Di sisi lain, dinamika tentang perspektif sejarah pun terjadi pada sejarawan asing.
De Graaf pada tahun 1940 mengecam dengan keras kecenderungan Neerlando-sentris yang dilihatnya masih menguasai penulisan sejarah tentang daerah yang masih disebutnya sebagai Hindia Belanda.
Mereka melupakan, kata De Graaf, bahwa sesudah menetapnya orang asing, Jawa masih mempunyai sejarah.
Pada tahun 1951, Coolhaas meninjau kembali masalah yang pernah dikecam oleh Van Leur, yaitu hubungan sejarah kolonial dan sejarah Indonesia.
Dalam istilah sekarang, Coolhaas termasuk sejarawan yang menolak campur tangan sosiologis dalam usaha memahami peristiwa dan dinamika kesejarahan.
Sebab, ilmu sejarah baginya adalah sebuah disiplin yang independen.
Seminar Sejarah Nasional, yang kini dikenal sebagai “yang pertama”, boleh dikatakan sebagai titik pencerahan dalam pencarian awal perdebatan tentang kepribadian dan identitas nasional.
Kebutuhan ini berjalan seiring dengan lahirnya negara Indonesia yang telah dimulai sejak awal tahun 1950-an.
Berbagai permasalahan fundamental dibicarakan dalam seminar yang dihadiri sekian ratus peserta yang terdiri dari para ilmuwan, dosen dan guru sejarah, intelektual-budayawan, dan juga politisi pada tingkat nasional.
Dalam seminar ini dibicarakan tentang “landasan filsafat sejarah nasional”, “masalah periodisasi sejarah”, “penulisan buku pelajaran” dan sebagainya.
Berbagai gagasan pun ditampilkan.
Seminar Sejarah tahun 1957 ini akan selalu dikenang sebagai seminar ketika berbagai pemikiran mendalam dan kreatif tentang sejarah bangsa diajukan.
Diadakannya Seminar Sejarah Nasional pertama itu menghasilkan visi Indonesiasentris menggantikan visi Neerlando-sentris dalam penulisan sejarah.
Dalam visi Indonesia-sentris tokoh Belanda yang berperan dalam sejarah (dramatise personae) digantikan oleh tokoh Indonesia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.