Ibas Sebut Bonus Demografi Harus Diimbangi dengan Pengelolaan Lingkungan
Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas menyoroti perlunya pengelolaan lingkungan sebagai penyeimbang bonus demografi di Indonesia.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi XII DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas menyoroti perlunya pengelolaan lingkungan sebagai penyeimbang bonus demografi di Indonesia.
Menurut Ibas, bonus demografi juga melahirkan adanya bonus sampah yang perlu dikelola secara terpadu.
“Bonus demografi berarti kita butuh lebih energi tentu perlu penggunaan energi terbarukan, bukan berarti fosil tidak dipakai."
"Berarti kita butuh lebih makanan perlunya pengembangan pertanian berkelanjutan,” jelas Ibas, dikutip dari laman DPR, Minggu (15/12/2024).
Ibas menyoroti isu perubahan iklim, bagaimana kenaikan suhu global akibat emisi gas rumah kaca yang berasal dari aktivitas manusia.
Lalu kerusakan lingkungan yaitu deforestasi, polusi udara, dan air serta penurunan biodiversitas yang semakin mengancam ekosistem global.
Serta ketiga adalah keterbatasan sumber daya alam.
“Pemakaian sumber daya alam yang berlebihan dan tidak terbarukan, serta kebutuhan akan pengelolaan yang belum bijaksana,” ungkap Ibas.
Setidaknya ada empat poin yang diusulkan Ibas sebagai solusi.
Baca juga: Tugu Insurance Gelar Program Waste Management Bank Sampah Emas 06 Kebon Jeruk
1. Pengelolaan Sampah Terpadu
Menurut Ibas, bonus demografi menjadikan adanya bonus sampah.
"Pembicaraan pentingnya mengurangi, menggunakan, dan mendaur ulang sampah serta memberikan peran masyarakat dalam mengelola limbah secara, sistematis, teratur, tepat sasaran, tepat guna harus kita pikirkan bersama."
"Refuse (menolak), reduce (mengurangi), recycle (mendaur ulang), reuse (memakai kembali), remanufacture (memproduksi ulang), repurpose (mengganti tujuan),” papar Ibas.
2. Penggunaan Energi Tebarukan
Ibas mengatakan, bonus demografi membuat kebutuhan energi bertambah.
"EBT (energi baru terbarukan) bisa menjadi solusi. Sehingga diskusi mengenai transisi dari energi fosil ke energi terbarukan seperti hydro, angin, listrik dan lainnya perlu untuk kita lakukan."
"Walaupun bukan berarti fosil tidak dipakai. Dan investasi dalam infrastruktur hijau perlu lebih dikembangkan,” lanjut Ibas.
3. Pertanian Berkelanjutan
Solusi ketiga yang dipaparkan Ibas adalah perlunya pengembangan pertanian berkelanjutan.
“Bonus demografi berarti we need more food (kita butuh lebih makanan). Penting untuk kita semua memilih produk pertanian yang ramah lingkungan,” kata Ibas.
Hal tersebut bisa melalui dukungan pada pertanian organik serta mengurangi konsumsi daging untuk mengurangi jejak karbon.
4. Transportasi Ramah Lingkungan
Ibas juga menyebut perlunya penggunaan transportasi ramah lingkungan.
“Pembahasan tentang pengurangan penggunaan kendaraan pribadi dengan beralih ke transportasi umum, sepeda atau kendaraan listrik bisa menjadi alternatif solusi,” ujarnya.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.