Simulasi Tanggap Darurat Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Ancaman Gempa Megathrust hingga Banjir
Simulasi tanggap darurat dilakukan PLN Gandul, PT Nawakara, Basarnas untuk memperkuat kesiapsiagaan hadapi ancaman gempa megathrust hingga banjir.
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - PLN Gandul menggelar simulasi tanggap darurat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana, Selasa (17/12/2024).
Bekerjasama dengan PT Nawakara Perkasa Nusantara dan BASARNAS (Badan SAR Nasional), kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan, meminimalkan dampak bencana, dan memperkuat sinergi antar tim.
Seperti diketahui, Indonesia memiliki risiko terhadap bencana alam seperti gempa bumi Megathrust dan banjir lantaran berada di kawasan cincin api Pasifik.
Hal ini dapat berdampak besar pada keselamatan karyawan, masyarakat sekitar, serta operasional Objek Vital Nasional (Obvitnas).
Oleh karena itu, perlu adanya respons cepat serta koordinasi yang efektif.
Rescuer Senior Basarnas, Pambudi Nurwidjaya menjelaskan pentingnya simulasi bencana dilakukan sebagai langkah mitigasi.
Simulasi mitigasi bencana dapat membantu meningkatkan koordinasi serta efektivitas respons dalam keadaan darurat.
"Gempa bumi Megathrust adalah gempa dengan skala besar yang membutuhkan kesiapan tinggi."
"Kegiatan ini bertujuan memastikan seluruh tim tidak panik dan siap bertindak cepat menghadapi bencana," kata dia.
Inilah empat cara yang bisa diterapkan untuk meminimalkan risiko dan meningkatkan efektivitas respons:
1. Tetap Tenang dan Ikuti Prosedur Evakuasi yang Tepat
Dalam skenario gempa bumi, pastikan untuk berlindung di bawah meja atau di dekat pilar yang kokoh saat guncangan terjadi.
Setelah guncangan reda, lakukan evakuasi dengan tenang dan terorganisir menuju titik aman atau Master Point.
Nantinya, Floor Warden bertugas menghitung jumlah karyawan dan memastikan tidak ada yang tertinggal di dalam gedung.
Baca juga: Kepala BMKG Peringatkan Potensi Gempa Megathrust yang Belum Terlepaskan selama 267 Tahun
2. Tingkatkan Kemampuan Pertolongan Pertama
Latih tim First Aid untuk menangani korban luka menggunakan peralatan dasar seperti tandu, oksigen, dan pertolongan darurat lainnya.
Pastikan korban yang membutuhkan perawatan lebih lanjut segera dievakuasi ke rumah sakit terdekat.
Langkah ini krusial untuk meminimalkan risiko cedera serius dan memastikan keselamatan nyawa.
3. Latih Simulasi secara Berkala
Rutin melakukan simulasi tanggap darurat dapat membantu tim untuk bereaksi secara refleks dan efektif.
Dalam skenario banjir, latih prosedur evakuasi korban dari area genangan air di bawah tekanan situasi darurat.
Kepala Divisi Pelatihan Nawakara, M. Nuruli Kholiq menambahkan, pelatihan yang dilakukan menjadi langkah strategis untuk memastikan kesiapan menghadapi potensi bencana besar.
Menurutnya, kolaborasi antara PLN, Nawakara, dan Basarnas menunjukkan sinergi yang efektif dalam memastikan kesiapan menghadapi bencana.
"Simulasi adalah langkah proaktif untuk meminimalkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur."
"Bagaimana tim tanggap darurat yang di dalamnya termasuk tim keamanan melakukan evakuasi, mengamankan aset, dan melakukan pertolongan bila ada seseorang yang cedera atau tidak bisa melakukan evakuasi secara mandiri," kata dia.
4. Evaluasi dan Tingkatkan Prosedur Kesiapsiagaan
Lakukan evaluasi hasil simulasi untuk melihat area yang perlu ditingkatkan.
Misalnya penyempurnaan sistem paging untuk penyebaran informasi darurat lebih cepat dan penambahan fasilitas keselamatan seperti alat pelindung diri hingga peralatan tanggap darurat.
Adanya simulasi berkala ini menjadi dasar untuk penguatan prosedur di masa mendatang.
Staf di K3L UIT JBB UPT PLN Gandul, Mario Tambun pun mengapresiasi terhadap pelaksanaan kegiatan ini.
Simulasi tersebut, kata dia, menjadi pengalaman penting untuk menguji kesiapan prosedur tanggap darurat.
Meski tak menginginkan bencana terjadi, tapi tetap harus dilakukan antisipasi dengan simulasi penanggulangan ini.
"Kami merasa terbantu, mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan belajar banyak hal yang dapat ditingkatkan, termasuk percepatan waktu respons dan optimalisasi koordinasi."
"Hal ini menjadi dasar untuk penguatan prosedur kami di masa mendatang," kata dia. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.